adalah untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam”, begitu pula dengan firman Allah
”tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah kepada-
Ku” Q.S. 51:56 . Menyembah atau ”ibadah” dalam pengertian yang luas berarti mengembangkan sifat-sifat
Tuhan pada diri manusia menurut petunjuk Allah. Mengembangkan sifat-sifat ini pada manusia ialah ibadah. Baik itu ibadah formal ibadah
makhdloh misalnya Allah memerintahkan manusia melakukan shalat lima waktu, dengan demikian manusia menjadi suci, dari segi rohani,
pikiran dan jasmaninya. Begitu pula dengan ibadah-ibadah formal lainnya seperti puasa, zakat, dan haji. Kalau diikuti pula dengan ibadah-
ibadah non formal ibadah ghairu makhdloh seperti berdagang, menuntut ilmu, bersosialisasi yang semuanya dilakukan menurut syarat-
syarat yang ditentukan oleh syariah tentulah sifat-sifat Tuhan yang lainnya pun berkembang pada diri manusia dan semakin mendekati
kesempurnaan.
54
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat dipamami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menjadikan siswa mampu
memahami, menghayati, dan mengamalkan pendidikan agama Islam dalam artian mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama dalam
perilaku kehidupan sehari-hari. menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan melalui pemberian pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta merupakan usaha yang terus menerus untuk menyempurnakan diri pribadi dalam hubungan
vertikal kepada Tuhan dan horizontal terhadap sesama manusia sehingga terwujudlah keselarasan, keserasian dan keseimbangan hidup menurut
fitrah kejadiannya sebagai makhluk individual, makhluk sosial, serta makhluk yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa.
54
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003, Cet. V Edisi Revisi, h. 297-300
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa inti dari ajaran pokok Islam meliputi tiga aspek, yaitu aspek keimanan Aqidah mencangku seluruh
arkanul iman, aspek keislaman Syariat mencangkup arkanul Islam, aspek ihsan Akhlak mencangkup seluruh ahklakul karimah. Tiga inti
ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama yaitu
Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqh dan Ilmu Ahklak.
55
Kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SD yaitu: a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal.
b. Dapat membaca Al-Qur`an surat-surat pilihan dengan benar, menyalin dan mengartikannya.
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan syariat Islam terutama ibadah mahdhah.
d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian rasullullah SAW serta khulafaur Rasyidin.
56
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah dasar yang tergambar dalam kompetensi dasar umum di atas
tersebut dirinci menjadi aspek: 1 Al-Quran.
2 Keimanan 3 Akhlak
4 Fiqih atau Ibadah.
55
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem..., h. 38
56
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam …, h.144
Ruang lingkup pembahasan, luas dan mendalamnya pembahasan, tergantung pada jenis lembaga pendidikan yang bersangkutan, tingkatan
kelas, tujuan, dan tingkat kemampuan anak didik. Untuk sekolah-sekolah agama tentunya pembahasannya lebih luas, mendalam dan terperinci dari
pada sekolah-sekolah umum, demikian pula perbedaan untuk tingkat terendah dan tingkatan yang lebih tinggi.
5. Fungsi Pendidikan Agama di Sekolah
Menurut Abdul Madjid dan Dian Andayani bahwa pendidikan agama Islam di sekolah dan madrasah berfungsi untuk memotivasi siswa
melakukan perbuatan yang baik agar dalam dirinya tercipta kepribadian yang berakhlak terpuji dan untuk mengembangkan mental keagamaan
serta memberikan pengetahuan agar siswa paham megenai ajaran-ajaran agama. Lebih rinci lagi, pendidikan agama Islam berfungsi sebagai
wahana untuk: a. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
alam nyata dan nir-nyata, sistem dan fungsionalnya. b. Penanaman nilai, yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat c. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan mulai dari dalam lingkungan keluarga agar terus berkembang secara optimal
sesuai dengan tingkat perkembangannya. d. Penyesuaian mental, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
e. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.