17
Ada beberapa pendapat ahli tentang belajar antara lain: aliusuf Sabri berpendapat bahwa belajar adalah “Proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat pula berupa memperoleh perilaku yang baru atau
memperbaikimeningkatkan perilaku yang ada”.
13
Menurut CT Morgan belajar dapat dirumuskan sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat hasil
pengalaman yang lalu”.
14
Sedangkan Howard berpendapat bahwa “belajar adalah proses tingkah laku dalam arti luas yang ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan”.
15
Menurut Ngalim Purwanto “tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik itu
fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun
sikap”.
16
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang membawa perubahan tingkah laku pada diri
individu, perubahan yang terjadi dalam belajar bukanlah perubahan yang terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi setelah melalui usaha berupa
pengalaman atau latihan-latihan. Belajar adalah proses perubahan, dalam artian perubahan itu tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat
dan penyesuaian diri yakni menyangkut segala aspek mental psikologis. Dari pengertian motivasi dan belajar dapat diambil rumusan bahwa
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri
13
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. Ke- 2, h. 60.
14
Singgih Dirgagunarsa, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Gunung Mulia, 1995, Cet. Ke-10, h. 22.
15
Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan,…., h. 99.
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Karya, 1984, Cet. Ke- 1, h. 85.
18
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan, dengan harapan tujuan yang dikehendaki
tercapai.
3. Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang, makin tepat motivasi yang diberikan
semakin baik keberhasilan pelajaran yang diberikan, motivasi menentukan intensitas usaha anak didik untuk belajar guna mencapai tujuan karena
motivasi berkaitan dengan tujuan. Fungsi motivasi menurut Sarlito Wirawan, yaitu: “sebagai
perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan”.
17
Fungsi motivasi menurut Nasution, yaitu: 1 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. 2 Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah mana tujuan yang
hendak dicapai. 3 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan itu.
18
Di dalam kelas motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong dalam urusan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Dalam urusan pembelajaran,
motivasi dapat menggalakkan rasa ingin tahu, rasa ingin memahami dan rasa kerja sama. Dalam pengelolaan kelas adalah menyediakan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi adalah sebagai pendorong dan penggerak untuk melakukan suatu perbuatan yang diarahkan dan melakukan suatu motivasi dalam belajar
17
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, Cet. Ke-6, h. 65.
18
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengahar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-1, h. 76-77.
19
serta mengaktifkan semangat, minat dan perhatian siswa untuk belajar sehingga mampu mencari solusi yang mendukung tercapainya tujuan
belajar.
4. Macam-macam Motivasi Belajar
Dalam belajar motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik Menurut Sardiman A.M mengatakan motivasi intrinsik adalah
“motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu”.
19
Muhibbin Syah mendefinisikan motivasi intrinsik sebagai “hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar”.
20
Sedangkan M. Dalyono berpendapat motivasi intrinsik adalah “dorongan yang datang dari hati
sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu”.
21
Menurut Alisuf Sabri motivasi adalah “motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan
tujuan belajar, misalnya ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan, ingin memperoleh kemampuan dan
sebagainya”.
22
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik mempunyai dorongan yang berasal
dari dalam dirinya sendiri untuk mencapai tujuan belajar yang sebenarnya, tujuan menjadi orang yang memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga siswa belajar untuk mengetahui dan menguasai masalah yang dipelajari secara detil, bukan hal lain.
19
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi,…., h. 88.
20
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarata: Logos, 1999, Cet. Ke-1, h. 137.
21
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. Ke-1, h. 57.
22
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,…., h. 85.