E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan permasalahan di atas, diduga terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Teams Games Tournaments
TGT dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Division STAD. Oleh karena itu, maka hipotesis yang digunakan
adalah terdapat perbedaan hasil belajar fisika pada Konsep Perpindahan Kalor dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games
Tournament TGT dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division STAD.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari, Ampera, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 20102011.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian
kuasi eksperimen
dengan menggunakan pola rancangan Posttest Only, Non-Equivalent Control Group
Design seperti terlihat pada tabel 3.1 rancangan eksperimen berikut: Tabel 3.1. Rancangan Eksperimen
1
Kelas Perlakuan
Posttest Kelas TGT
X T
Kelas STAD Y
T
Keterangan: X = Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Y = Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD T = Tes
Rancangan penelitian sebagai berikut: 1. Memilih secara random 2 kelas sebagai sampel terdiri dari kelas TGT dan
kelas STAD. Selain itu juga menentukan 1 kelas untuk uji coba perangkat tes. 2. Membuat perangkat tes yang akan diujicobakan.
3. Memeriksa apakah kedua kelompok eksperimen berangkat dari titik awal yang sama atau tidak.
4. Melakukan uji coba perangkat tes yang berbentuk pilihan ganda, serta menghitung validitas, daya beda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.
5. Pembagian kelas dalam kelompok kecil yang heterogen.
1
Tim Puslitjaknov, “Metode Penelitian Pengembangan”, Jakarta: Depdiknas, 2008 h. 4
6. Pelaksanaan pembelajaran. 7. Kedua kelompok diberi posttest.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.
2
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kemala Bhayangkari 1 Tahun Ajaran
20102011. Sedangkan sampelnya adalah kelas X-1 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen I dan kelas X-2 sebanyak 31 siswa sebagai kelas eksperimen II.
Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen I adalah metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dan pada kelompok eksperimen II dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Kemala
Bhayangkari 1 Jakarta tahun ajaran 20102011.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang
mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian dan data nilai ulangan umum semester I bidang studi fisika yang diambil dari
daftar nilai SMA Kemala Bhayangkari 1 Jakarta Selatan, data ini akan digunakan untuk analisis tahap awal.
2. Metode Tes Metode tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa baik yang
diajar dengan pendekatan kooperatif tipe TGT maupun STAD. Metode tes ini diberikan setelah kelompok eksperimen I maupun kelompok eksperimen II diberi
2
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006 h. 130
perlakuan. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebelum tes digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai
objek penelitian, terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas di luar kelas eksperimen I dan eksperimen II.
3. Metode Lembar Pengamatan Metode lembar pengamatan digunakan mengetahui mengenai kemampuan
segi afektif dan psikomotorik siswa dilakukan dengan membuat lembar pengamatan. Dalam lembar pengamatan ini dicantumkan indikator-indikator yang
dapat dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan siswa dari segi afektif dan psikomotorik selama pembelajaran berlangsung, sehingga dapat diketahui apakah
dari segi afektif dan psikomotorik siswa juga terangsang dalam aktivitas pembelajaran.
4. Metode angket Metode angket digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dari segi
afektif siswa dilakukan dengan membuat angket. Butir soal angket tersebut dibuat dari pengembangan indikator-indikator pada lembar pengamatan. Sehingga
penilaian kemampuan siswa aspek afektif lebih valid.
F. Variabel Y Hasil Belajar Fisika Siswa
1. Definisi Konsep Belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik, mental juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya. Oleh karenanya belajar merupakan
kegiatan manusia yang terpenting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut
kepentingan hidup. Hasil belajar fisika adalah hasil usaha dan kemampuan siswa dalam belajar
fisika, dimana nilai hasil belajar tersebut dapat diukur melalui test yang telah diberikan kepada siswa.