melalui ruang hampa udara karena energi kalor dibawa dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
51
Beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik daripada permukaan zat lainnya. Beberapa pendapat menyebutkan bahwa:
a. Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus sebagai pemancar kalor yang baik.
b. Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap kalor radiasi yang buruk sekaligus pemancar kalor radiasi yang buruk pula.
c. Jika didinginkan agar kalor yang merambat secara radiasi berkurang, permukaan dinding harus dilapisi suatu bahan agar mengkilap misalnya
dilapisi dengan perak Radiasi kalor merupakan bentuk pemancaran energi. Joseph Stefan telah
mengadakan penelitian tentang radiasi kalor pada benda dan akhirnya menemukan rumus:
Dengan: W
= daya radiasi yang dipancarkan watt A
= luas permukaan m
2
e = emisivitas benda 0 e ≤ 1
σ = 5,67 x 10
-8
wattm
2
.K
4
= konstanta Stefan-Boltzman T
= suhu mutlak K Emisivitas benda e menunjukkan besar energi radiasi kalor suatu benda
dibandingkan dengan energi radiasi benda hitam sempurna. Benda yang berwarna hitam sempurna mempunyai e = 1 dan benda semacam ini merupakan pemancar
sekaligus penyerap kalor yang paling baik.
52
51
Purwoko dan Fendi, “Physics For Senior High School Year X” Jakarta: Yudistira, 2010
h. 203
52
Alexander San Lohat, “Perpindahan Kalor Edisi Kedua, untuk SMA Kelas X Telah
disesuaikan dengan KTSP” Jakarta: Seri Buku Guru Muda, 2009 h. 18
C. Penelitian yang Relevan
Azka , “Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan
Jigsaw II Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Pada Siswa Kelas II semester 1 SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran
20042005 ” menyimpulkan bahwa siswa yang diberi pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW II maupun tipe STAD mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai
pembelajaran konvensional.
53
Diyanto, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe TGT Teams Games Tournaments Dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas VII-6 MTs. Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat” menerangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa kelas VII-6 MTs. Filial Al Iman Adiwerna Tegal pada pokok bahasan bilangan bulat meningkat.
54
Setianingsih, “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII
Semester 2 SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 20062007” yang menerangkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori.
55
Parendrarti, “Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams- Games-Tournament dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 20082009 ”
yang menyatakan bahwa aplikasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT
53
Fullu Azka, Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw II Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Pada Siswa Kelas II
semester 1 SMP N 10 Semarang Tahun Pelajaran 20042005, UNNES, 2005, h. 62.
54
Diyanto, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe TGT Teams Games Tournaments Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTs.
Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat,UNNES, 2006, h. 40.
55
Hesti Setianingsih, Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1
Slawi Tahun Pelajaran 20062007, UNNES, 2007, h. 59.
Teams-Games-Tournament dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi.
56
Kurniasari, “Komparasi Hasil Belajar antara Siswa yang Diberi Metode TGT Teams Games Tournaments dengan STAD Student Teams Achievement
Division Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon ” yang menyi
mpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia pokok bahasan Hidrokarbon dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif Tipe TGT dan STAD pada siswa kelas X semester II SMA N 1 Ungaran tahun pelajaran 20052006 dan metode TGT memberikan hasil yang
lebih baik.
57
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir
Salah satu implikasi teori belajar kontruktivis dalam pembelajaran adalah penerapan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa lebih
mudah menemukan dan memakai konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui
56
Restika Parendrarti, Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams Games Tournament dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 20082009, UNNES, 2009, h. 76
57
Ani Kurniasari, Komparasi Hasil Belajar antara Siswa yang Diberi Metode TGT teams
games Tournaments dengan STAD Student Teams Achievement Division Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon , UNNES, 2006, abstraksi
Guru
Eksperimen I Eksperimen II
Metode TGT Metode STAD
Posttest
Hasil Belajar
diskusi akan terjalin komunikasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat
meningkatkan daya nalar, keterlibatan dalam situasi pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk berinteraksi. Penelitian pembelajaran kooperatif juga menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa dengan yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan
hasil belajar rendah antara lain rendah dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan hasil belajar, retensi atau penyimpanan materi pelajaran lebih lama.
Dalam kelas kooperatif siswa akan berusaha keras untuk hadir dalam kelas dengan teratur, berusaha keras membantu dan mendorong semangat teman-teman sekelas
untuk sama-sama berhasil. Pada bidang studi yang melibatkan beberapa keterampilan dan
menyelesaikan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan secara kelompok kerjasama dari pada secara kompetisi dan individu. Di dalam kerja kelompok
secara tidak disadari akan terjadi suatu interaksi yang dapat meningkatkan status sosial masing-masing individu. Kelompok kerjasama antar teman sebaya
menjadikan proses pembelajaran benar-benar dinikmati oleh siswa, karena interaksi kelompok dapat menimbulkan kebutuhan saling memiliki. Interaksi-
interaksi sosial dalam kelompok secara otomatis akan meningkatkan status sosial siswa dalam kelas. Siswa dalam kelompok akan berusaha mendorong teman-
teman sekelasnya supaya berhasil dalam pembelajaran, sehingga terjadi interaksi yang positif antara metode pembelajarn yang digunakan dengan hasil belajar yang
diperoleh oleh siswa. Dengan demikian diduga terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa
yang diberi pembelajaran dengan metode TGT Teams Games Tourrnament dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode STAD Students Teams
Achievement Division terhadap hasil belajar fisika siswa.
E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan permasalahan di atas, diduga terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Teams Games Tournaments
TGT dan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Division STAD. Oleh karena itu, maka hipotesis yang digunakan
adalah terdapat perbedaan hasil belajar fisika pada Konsep Perpindahan Kalor dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games
Tournament TGT dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division STAD.