Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

M = = rata-rata skor total K = jumlah butir soal. 5 Kriteria yang menunjukkan derajat reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: 0,00 ≤ 0,20 = derajat reliabilitas sangat rendah. 0,20 ≤ 0,40 = derajat reliabilitas rendah. 0,40 ≤ 0,40 = derajat reliabilitas sedang. 0,60 ≤ 0,80 = derajat reliabilitas tinggi. 0,80 ≤ 1,00 = derajat reliabilitas sangat tinggi. 6 Hasil perhitungan soal yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistika Relibilitas Keterangan r hitung Instrumen Valid 0,97 Sangat Tinggi Kesimpulan Reliabel Hasil perhitungan reliabilitas soal-soal yang telah valid didapatkan sebesar 0,97 sehingga dapat dikatakan mempunyai derajat reliabilitas yang sangat tinggi. c. Pengujian Daya Beda Instrumen Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai kelompok atas dan siswa yang termasuk kurang kelompok bawah. Rumus untuk menentukan daya beda adalah: Keterangan: DP = daya beda soal 5 Ibid, h. 164 6 Erman Suherman, Strategi Belajar dan Pembelajaran Matematika. Surabaya: UNESA University Press, 1999, h. 156. JBA = Jumlah peserta tes kelompok atas yang menjawab benar. JBB = Jumlah peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar. JSA = Jumlah siswa kelompok atas. Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya bedanya diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 DP ≤ 0,20 : jelek 0,20 DP ≤ 0,40 : cukup. 0,40 DP ≤ 0,70 : baik. 0,70 DP ≤ 1,00 : baik sekali. Bila daya pembeda negatif, soalnya tidak baik, jadi butir soal yang mempunyai nilai daya pembeda negatif sebaiknya dibuang. 7 Berdasarkan hasil uji daya pembeda soal, didapatkan data seperti tercantum dalam tabel 3.5 dibawah ini: Tabel 3.5 Hasil Daya Pembeda Soal No Kriteria Jumlah 1 Tidak Baik 8 2 Jelek 19 3 Cukup 10 4 Baik 3 5 Baik Sekali Jumlah 40 d. Pengujian Tingkat Kesukaran Instrumen Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dianalisis, menggunakan rumus: Keterangan: IK = Indeks kesukaran. JB A = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas JB B = Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah 7 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 218-219 JS A = Banyaknya siswa pada kelompok atas JS B = Banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah: 0,00 IK ≤ 0,30 = sukar. 0,30 IK ≤ 0,70 = sedang. 0,70 IK ≤ 1,00 = mudah. 8 Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran didapatkan data seperti tampak pada tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal No Kriteria Jumlah 1 Sangat Sukar 8 2 Sukar 12 3 Sedang 18 4 Mudah 2 Jumlah 40 3. Membuat kisi-kisi setelah uji coba soal Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa soal-soal obyektif yang berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Komposisi jenjang kognitif yang dilakukan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7 Jenjang Kognitif Instrumen Belajar No Jenjang Kognitif Persentase 1 hafalaningatan C 1 30 2 pemahaman C 2 20 3 penerapan C 3 40 4 analisis C 4 10 Jumlah 100 8 Erman Suherman, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, h. 22.

H. Variabel X Metode TGT

1. Definisi Konsep Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam metode pembelajaran kooperatif. 9 Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan. 2. Definisi Operasional Metode TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan turnamen akademik, dimana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu. Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok.

I. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu analisis tahap awal yang merupakan analisis menyamakan dua kelompok dan analisis tahap akhir yang merupakan analisis untuk menguji hipotesis. 1. Analisis tahap awal 9 Anita Lie, Cooperatif Learning Jakarta: Grasindo, 2004, h. 41 Untuk menyamakan kelompok I dan kelompok II, dalam penelitian ini menggunakan perhitungan normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata dua arah dengan menggunakan uji-t. Analisis data pada tahap ini merupakan langkah untuk membuktikan bahwa antara kelompok I dan kelompok II tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan kedua kelas berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang akan diolah dalam tahap ini adalah nilai ulangan umum fisika kelas X pada semester genap. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. 10 Data yang diperoleh pada penelitian nanti adalah nilai fisika kelas X pada semester 2 dan nilai dari hasil tes setelah perlakuan. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : data berdistribusi normal. Ha : data tidak berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas dilakukan dengan rumus chi kuadrat yaitu: Dimana: x 2 = harga Chi Kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika ≥ dengan derajat kebebasan dk = n-2 dan taraf signifikan α = 0,05. 11 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varian yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji adalah: 10 Sudjana, Metoda Statistika Bandung: Tarsito, 1996, h. 291. 11 Ibid, h. 273-294 Keterangan : : varian kelompok I. : varian kelompok II. Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut: 1. Menghitung S 2 dari masing-masing kelas. 2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: 3. Menghitung harga satuan B dengan rumus : B = log S 2 Σni-1 4. Menghitung nilai statis chi- kuadrat χ2 dengan rumus : χ 2 = ln 10{B- Σni-1 log Si 2 } Kriteria pengujian adalah Ho diterima jika χ 2 hitung ≤ χ 2 tabel , artinya sampel dalam keadaan homogen. 12 2. Analisis tahap akhir Data penelitian yang dianalisis adalah data hasil belajar siswa pada sub konsep Perpindahan Kalor, data hasil belajar diperoleh dari hasil tes setelah penelitian selesai dilakukan. Langkah-langkah untuk analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah nilai hasil ulangan sub konsep Perpindahan Kalor. a. Uji normalitas data Sebelum kita melakukan pengujian terhadap kedua hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji ini menggunakan rumus Chi Kuadrat sama dengan rumus yang digunakan pada tahap awal. b. Uji ketuntasan belajar 12 Ibid, h. 263 Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas TGT dan kelas STAD telah mencapai ketuntasan belajar. Dalam penelitian ini parameter tuntas yang digunakan adalah jika rata-rata hasil belajar siswa 6,5. Untuk menguji hipotesis digunakan rumus : Keterangan: = rata-rata hasil belajar s = simpangan baku n = banyak siswa c. Uji kesamaan dua varians Uji kesamaan dua varian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas TGT dan kelas STAD mempunyai varians yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan sebagai berikut: Dengan kriteria jika harga F hitung F tabel maka kedua kelas mempunyai varians yang homogen. d. Uji perbedaan dua rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata merupakan uji hipotesis yang berguna untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara kelas TGT dan kelas STAD. Dua buah rata-rata dikatakan mempunyai hubungan antara sampel I dengan sampel II apabila kita mencari perbedaan itu dari sumber dan subjek yang sama. 13 Uji ini mengajukan hipotesis: Ho : µ 1 = µ 2 Ha : µ 1 µ 2 Statistika yang digunakan adalah uji-t dengan rumus: 13 Anas Sudijono, “Pengantar Statistik Pendidikan” Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2006 h. 313

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa yang Diberi Metode TGT (Teams Games Tournament) dengan STAD (Student Teams Achievement Division) Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon.

0 0 1