Pengertian Belajar Deskripsi Teoretis

2 Teori Skinner Teoeri ini menerangkan bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar. Dalam pembelajaran menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan perilakunya. 3 Teori Ausubel Teori ini dikenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Untuk membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima, pada belajar menerima siswa hanya menerima, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan sendiri oleh siswa. 11 4 Teori Gagne Menurut Gagne belajar ada 2 objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan konsep dan aturan. 12 Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai teori-teori belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. b. Aliran Psikologi Kognitif 1 Teori Piaget Piaget menyebutkan bahwa struktur kognitif sebagai skemata Schemas yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologi, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Piaget mengemukakan tentang perkembangan kognitif yang dialami oleh individu secara lebih rinci, dari mulai bayi hingga dewasa. Perkembangan kognitif 11 Herman Hodojo, “Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika”. Malang: Universitas Malang , 2001 h. 93 12 Op.cit., h. 104 individu dipengaruhi oleh lingkungan dan transmisi sosialnya. Jadi, karena efektivitas hubungan antar setiap individu dengan lingkungan dan kehidupan sosialnya berbeda satu sama lain maka tahap perkembangan kognitif yang dicapai oleh setiap individu juga berbeda pula. 2 Teori Bruner Bruner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antar konsep-konsep dan struktur-struktur. 3 Teori Gestalt Dewey mengemukakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal berikut: 13 a Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian. b Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa. c Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar. 4 Teorema Van Hiele Dalam pengajaran terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Hiele yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak. Menurut Hiele, tiga unsur utama yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan. Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar anak dalam yaitu: a Tahap Pengenalan visualisasi Dalam tahap ini anak mulai belajar suatu bentuk geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. b Tahap Analisis Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang diamatinya dan anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. 13 Erman Suherman, dkk, Ibid., h. 47 c Tahap Pengurutan deduksi informal Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan, yang kita kenal berpikir deduktif dan sudah mulai mampu mengurutkan. d Tahap Deduksi Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. e Tahap Akurasi Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Tahap akurasi merupakan tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. 14

3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar selama proses pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa ditentukan oleh kerelevansian dalam penggunaan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Sehingga tujuan pembelajaran akan dicapai dengan penggunaan model yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan dalam tujuan pembelajaran. 15 Pengajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. 16 Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya 14 Erman Suherman, dkk, Ibid., h. 47 15 Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006 h. 237 16 Ramlawati dan Nurmadunah, ”Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan setting Kooperatif untuk meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa kelas XI 3 SMA Negeri Takalar”, Seminar Nasional Pendidikan IPA

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa yang Diberi Metode TGT (Teams Games Tournament) dengan STAD (Student Teams Achievement Division) Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon.

0 0 1