kelompok akan mendapatkan tugas yang berbeda, setelah itu diadakan tahap selanjutnya kompetisi dilakukan secara individu. Pembagian kelompok
kompetisi ini diperoleh berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada soal permainan sebelumnya.
e. Penghargaan Individual dan Kelompok Kelompok dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain
apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu. Penghargaan yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok
Skor rata-rata tim Penghargaan
15 good team
20 great team
25 supergreat team
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan sebuah pendekatan yang baik
untuk guru yang baru memulai penerapan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen penting yaitu
penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan dan penghargaan kelompok.
25
a. Penyajian kelas Setiap awal pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan dan latihan terbimbing di keseluruhan pembelajaran, penekanan dalam penyajian materi pelajaran adalah
hal-hal sebagai berikut:
25
Robert E Slavin, ”Cooperative Learning :Theory, Research, And Practice, New” Jersey:
Prentice Hall, 1995.
1 Pembukaan a Menyatakan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa hal
itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara yang lain.
b Menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
c Mengulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
2 Pengembangan a Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari
oleh siswa dalam kelompok. b Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami
makna bukan hapalan. c Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan. d Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau
salah. e Beralih pada konsep yang lain, jika siswa telah memahami pokok
masalahnya. 3 Latihan terbimbing
a Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan. b Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.
Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
c Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah soal dan langsung
diberikan umpan balik. b. Belajar Kelompok
Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang bervariasi dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis. Selama belajar kelompok, tugas anggota
kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman
satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan dan untuk mengevaluasi diri dan
teman satu kelompok. Pada saat pertama kali menggunakan pembelajaran kooperatif, guru perlu mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama. Guru
juga perlu memberi bantuan dengan cara memperjelas perintah, mereview konsep, atau menjawab pertanyaan.
c. Kuis Setelah satu atau dua periode pengajaran dan satu sampai dua periode
latihan tim, siswa mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama
belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
d. Skor perkembangan Setelah diberi kuis, hasil kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor
perkembangan. Ide yang melatar belakangi skor perkembangan ini adalah memberi prestasi yang harus dicapai siswa jika ia bekerja keras dan mencapai
hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Siapapun dapat memberi kontribusi skor maksimal dalam sistem skor ini, tapi tidak siapapun bisa kecuali mereka yang
bekerja dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor dasar yang berasal dari rata-rata skor yang lalu pada kuis yang serupa. Siswa lalu mendapat poin untuk
timnya berdasar pada kenaikan skor kuis mereka dari skor dasarnya. Cara menentukan skor perkembangan setiap individu sebagai berikut:
Tabel 2.3. Kriteria Skor Perkembangan
Kriteria Point
lebih dari 10 point di bawah skor dasar 5
10-1 point di bawah skor dasar 10
skor dasar sampai 10 point di atas skor dasar
20 lebih dari 10 point di atas skor dasar
30 nilai sempurna
30
e. Penghargaan kelompok Tim mungkin mendapat sertifikat atau penghargaan lain jika rata-rata skor
melebihi kriteria tertentu. Adapun kriteria penghargaan kelompok sama dengan kriteria penghargaan kelompok pada metode TGT.
6. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam proses pengajaran, belajar merupakan komponen yang memegang peranan penting, sehingga setiap pengajar harus memahami dengan baik
mengenai proses belajar, agar dapat memberikan bimbingan yang tepat bagi siswa. Belajar dapat ditinjau dari dua segi yaitu belajar sebagai proses dan belajar
sebagai hasil. Belajar sebagai proses dapat diartikan sebagai upaya wajar melalui penyesuaian tingkah laku, sedangkan belajar sebagai hasil adalah perubahan
tingkah laku yang diperoleh dari kegiatan belajar.
26
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.
27
Proses perubahan ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang
dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan tingkah laku ini disebut dengan proses
belajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar.
Menurut para penganut teori behavioristik, diantaranya Skiner, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif, yang akan mendatangkan hasil optimal apabila diberi penguatan reinforcer. Sedangkan menurut teori konstruktivisme,
belajar merupakan suatu perubahan proses mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami siswa sebagai hasil interaksi dengan
26
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006, cet. Ke-21, h. 84.
27
Alex Sobur, Psikologi Umum Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 218.