tersebut, debitor tidak mau menyerahkan obyek jaminan, objek jaminan tidak dalam kondisi utuh. Berdasarkan fakta-fakta di atas, penulis berpendapat bahwa proses
peradilan dalam pelaksanaan eksekusi Objek Jaminan Fidusia sangatlah memungkinkan.
3. Perlawanan Pihak Ketiga
Di atas telah dijelaskan bahwa salah satu kendala yang dialami dalam pelaksanaan eksekusi objek jaminan fidusia adalah adanya pihak-pihak yang
keberatan. Pihak-pihak ini biasanya adalah pihak ketiga yang secara hukum ada kepentingan terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia, pihak ketiga
merasa ada hak terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia. Hak-hak tersebut bisa terjadi akibat adanya sewa-menyewa, gadai ataupun yang lainnya. Hal
ini sangat mugkin karena ini merupakan salah satu kekurangan yang ada dalam sistem jaminan fidusia, yang mana barang masih tetap berada dalam kekuasaan
debitor.
Pada dasarnya dalam pasal 36 UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia disebutkan bahwa debitor tidak boleh memindah tangankan dengan cara
apapun barang yang sudah menjadi objek jaminan fidusia tanpa izin tertulis dari penerima fidusia dan hal tersebut diancam dengan hukuman pidana. Namun hal ini
tidak menutup kemungkinan apabila suatu saat terjadi eksekusi terhadap benda yang
menjadi objek jaminan fidusia ada keberatan dari pihak-pihak tertentu yang merasa punya hak terhadap benda tersebut.
Jika sudah ada pihak-pihak tertentu yang keberatan dengan adanya eksekusi terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia, maka proses pembuktian di
peradilan sangatlah mungkin terjadi dan kedua belah pihak akan saling membuktikan hak-haknya masing-masing di depan majelis hakim.
4. Objek Jaminan Sudah Disita Terlebih Dahulu
Dalam bab 3 di atas telah dijelaskan macam-macam bentuk penyitaan, dan salah satu bentuk penyitaan yang telah dijelaskan oleh penulis adalah Vergelijkende
Beslag yang mana hanya bisa diletakan pada keadaan barang yang menjadi objek sengketa telah lebih dahulu disita oleh orang lain. Dengan kata lain sita ini
disebabkan karena ada upaya hukum penyitaan yang telah ada sebelumnya oleh pihak lain.
Objek jaminan fidusia yang akan dilakukan eksekusi juga bisa terjadi di mana barang yang menjadi objek jaminan fidusia telah lebih dahulu disita oleh
orang lain. Contoh kasus seperti ini yang sempat beredar di media massa adalah kasus antara PT. CIMB Niaga dan PT. Mestika Sawit Inti Jaya melawan
seseorang yang bernama Husein. Kasus terjadi ketika PT. Mestika Sawit Inti Jaya meminjam sejumlah uang kepada PT. CIMB Niaga dengan jaminan alat-alat