tergantung pada perjanjian pokok, dan penghapusan benda objek jaminan fidusia tergantung pada penghapusan perjanjian pokok.
3. Asas Droit de Suite
Menurut Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Jaminan Fidusia dinyatakan Jaminan Fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dalam
tangan siapapun berada, kecuali keberadaannya pada tangan pihak ketiga berdasarkan pengalihan hak atas piutang atau cessie berdasarkan Pasal 613 KUH Perdata. Dengan
demikian, hak atas jaminan fidusia merupakan hak kebendaan mutlak atau in rem bukan hak in personam.
4. Asas Preferen Droit de Preference
Pengertian Asas Preferen atau hak didahulukan ditegaskan dalam Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Jaminan Fidusia yaitu memberi hak didahulukan atau
diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lain untuk mengambil pemenuhan pembayaran pelunasan utang atas penjualan benda objek fidusia. Kualitas
hak didahulukan penerima fidusia tidak hapus meskipun debitor pailit atau dilikuidasi sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Jaminan Fidusia.
22
22
Ibid, h. 20-22.
4. Pengalihan dan Hapusnya Jaminan Fidusia
Pengalihan Jaminan Fidusia diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang menetapkan bahwa pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan
Jaminan Fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban penerima fidusia kepada kreditor baru. Peralihan itu didaftarkan oleh kreditor baru
kepada Kantor Pendaftaran Fidusia.
23
Dalam ilmu hukum, ”Pengalihan hak atas piutang” seperti yang diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang Jaminan Fidusia tersebut dikenal dengan istilah ”cessie”
yaitu pengalihan piutang yang dilakukan dengan akta otentik atau akta di bawah tangan. Dengan adanya cessie terhadap perjanjian dasar yang menerbitkan utang-
piutang tersebut, maka Jaminan Fidusia sebagai perjanjian assesoir demi hukum juga beralih kepada penerima hak cessie dalam pengalihan perjanjian dasar. Ini berarti
pula segala hak dan kewajiban kreditor sebagai penerima fidusia lama beralih kepada kreditor sebagai penerima fidusia baru.
24
Sedangkan hapusnya jaminan fidusia diatur dalam pasal 25 ayat 1 UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan
Fidusia. Basarkan pasal tersebut maka jaminan fidusia hapus dengan sendirinya apabila :
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia;
2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia; atau
3. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
23
Gunawan Widjaya Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, h. 148.
24
Ibid, h. 148.
Hapusnya jaminan fidusia karena lunasnya hutang yang dijamin dengan jaminan fidusia adalah konsekuensi logis dari karakter perjanjian assessoir. Jadi jika
perjanjian hutang piutangnya tersebut hapus karena sebab apapun maka jaminan fidusia tersebut menjadi hapus pula. Sementara itu hapusnya jaminan fidusia karena
pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh penerima jaminan fidusia adalah wajar karena sebagai pihak yang mempunyai hak ia bebas untuk mempertahankan atau
melepaskan haknya tersebut. Hapusnya jaminan fidusia karena musnahnya barang jaminan fidusia tersebut dapat dibenarkan karena tidak ada manfaat lagi fidusia itu
dipertahankan, jika barang objek jaminan fidusia tersebut sudah tidak ada, akan tetapi jika ada asuransi maka hal tersebut menjadi hak dari penerima fidusia dan pemberi
fidusia tersebut harus membuktikan bahwa musnahnya barang yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut adalah diluar dari kesalahannya.
Jika membaca UU Hak Tanggungan dan UU Jaminan Fidusia, maka Hak Tanggungan dan Fidusia mempunyai banyak sekali kemiripan, namun yang paling
membedakan dari keduanya adalah objek bendanya, hak tanggungan lebih khusus pada tanah dan benda yang berkaitan dengan tanah tersebut, sedangkan fidusia lebih
umum termasuk benda bergerak dan tidak bergerak, benda berwujud dan benda tidak berwujud. Untuk dapat mengetahui perbedaan dan persamaan dari masing-masing
bentuk jaminan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Bentuk Jaminan Objek Jaminan
Keterangan
Hak Tanggungan Tanah yang berstatus hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai. hak jaminan yang dibebankan pada hak
atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan
utang tertentu,
yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada kreditor tertentu terhadap kreditor- kreditor lain preferen.
Hipotek barang-barang tak bergerak yang dapat
diperdagangkan beserta
semua yang
termasuk bagiannya, sejauh hal yang tersebut terakhir ini dianggap sebagai
barang tak bergerak; hak pakai barang- barang itu dengan segala sesuatu yang
termasuk bagiannya; hak numpang karang dan hak usaha; bunga tanah yang terutang
baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk hasil tanah; hak sepersepuluh;
bazar atau pecan raya yang diakui oleh pemerintah beserta hak istimewanya yang
melekat
suatu hak kebendaan atas benda-benda tak
bergerak, untuk
mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan
bagi suatu perikatan
Gadai Benda bergerak baik berwujud maupun
tidak berwujud suatu
hak yang
diperoleh seorang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya
oleh seseorang berutang atau seorang lain
atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya.
Fidusia Benda bergerak; baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud, Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak
dapat dibebani hak tanggungan. pengalihan hak kepemilikan suatu benda
atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa bendayang hak kepemilikannya
dialihkan
tersebut tetap
dalam penguasaan pemilik benda.