terjadi karena ada upaya hukum sita yang telah ada terlebih dahulu sebelum pemohon sita persamaan meminta permohonan sita. Barang yang menjadi objek sengketa
harus sama antara barang yang menjadi permohonan pemohon sita pertama dengan pemohon sita yang selanjutunya. Barang yang telah menjadi objek sita tersebut atau
barang yang menjadi sengketa tersebut sudah didaftar di Pengadilan Negeri sebagai barang yang telah diletakan sita. Tentang objek sita persamaan tidak terbatas pada
benda-benda bergerak saja, terhadap benda-benda tidak bergerak juga bisa. Sita persamaan bisa didasarkan atas sengketa hak milik, utang-piutang, dan tuntutan
ganti-kerugian. Apabila sita jaminan dicabut atau dinyatakan tidak berkuatan hukum, maka sita persamaan sesuai dengan urutannya menjadi sita jaminan sita jaminan
utama.
20
Sedangkan dasar hukum yang mengatur tentang sita persamaan adal dalam Pasal 463 Rv.
g. Sita Eksekusi Lanjutan Voorgezette Beslag
Sita eksekusi lanjutan terjadi apabila barang- barang yang disita sebelumnya dengan sita conservatoir, yang dalam rangka eksekusi telah berubah menjadi sita
eksekusi dan dilelang, hasilnya tidak cukup untuk membayar jumlah uang yang harus dibayar berdasarkan Putusan Pengadilan, maka akan dilakukan sita eksekusi lanjutan
terhadap barang-barang milik tergugat, untuk kemudian dilelang. Ruang lingkup
penerapan sita lanjutan terbatas pada suatu keadaan dimana barang- barang yang
20
Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan AgamaMahkamah Syariyah :Buku II, Edisi 2007, Jakarta : Mahkamah Agung RI, 2008, h. 419-422.
menjadi barang sitaan tersebut tidak cukup untuk melunasi seluruh utang-utang dari para kreditor. Sita lanjutan bisa diletakan terhadap benda-benda bergerak dan
benda-benda tidak bergerak. Sita ini juga dapat meliputi seluruh harta kekayaan kreditor sampai semua tagihan para kreditor bisa dilunasi atau terpenuhi.
21
h. Sita Eksekusi
Sita Eksekusi merupakan sita yang bertujuan untuk melaksanakan putusan, apabila keputusan telah berkekuatan hukum yang tetap. Sita eksekusi yang
merupakan sita yang sesungguhnya, dalam artian sita yang dapat melaksanakan sebuah isi dari putusan pengadilan. Sita eksekusi hanya terbatas pada sengketa
utang-piutang dan tuntutan ganti-kerugian saja. Dari segi kewenangan, kewenangan memerintahkan sita eksekusi berada pada pimpinan Ketua Pengadilan Negeri. Hal
ini diatur dalam Pasal 206 Rbg.
Tentang tata cara pelaksanaan sita eksekusi sama dengan tata cara sita jaminan. Sita eksekusi timbul akibat tergugat pihak yang kalah tidak mau
melaksanakan isi putusan secara sukarela. Dengan demikian salah satu prinsip yang melekat pada eksekusi merupakan tindakan yang timbul apabila pihak
tergugat tidak mau menjalankan isi putusan secara sukarela.
22
21
Proses Acara Penyitaan, Pengadilan Negeri Slawi. Artikel diakses pada tgl 18-11-2013 dari : http:pn-slawi.go.id?page_id=499
22
M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan dan Penerapan Eksekusi Bidang Perdata, h. 12.