mengumpulkan dan menganalisis muatan dari sebuah “teks”. Teks dapat berupa kata- kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk pesan yang dapat
dikomunikasikan. Analisis Isi berusaha memahami data bukan sebagai kumpulan peristiwa fisik, tetapi sebagai gejala simbolik untuk mengungkap makna yang
terkandung dalam sebuah teks agar memperoleh pemahaman terhadap pesan yang direpresentasikan.
8
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan teks tersebut tidak lain adalah peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan fidusia
yang masih berlaku di Indonesia.
4. Teknik Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2012.
G. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini akan disusun menggunakan pembahasan secara sistematis yang akan dibagi menjadi 5 lima bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai
berikut :
8
Agus s. Ekomadyo, Prospek Penerapan Metode Analisis Isi Content Analysis Dalam Penelitian Media Arsitektur. Dimuat dalam Jurnal Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni, No.2 Vol.10.
Agustus 2006, h. 51-57.
Bab pertama berisi pendahuluan. Yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Review Studi Terdahulu, Metodologi Penelitian dan Sitematika Penulisan Skripsi Ini.
Bab kedua, Tinjauan Umum Tentang Hukum Jaminan. Terdiri dari : Hak Tanggungan, Hipotik, Gadai, Fidusia.
Bab ketiga, Tinjauan Yuridis Tentang Penyitaan. Terdiri dari : Judicial Execution, non Judicial Execution.
Bab keempat, Analisis Hukum Kekuatan Eksekutorial Sertipikat Jaminan Fidusia. Terdiri dari : Sertipikat Jaminan Fidusia Menurut UU Jaminan Fidusia,
Eksekusi Jaminan Fidusia, Kemungkinan Adanya Proses Peradilan Dalam Eksekusi dan Dasar Hukum Adanya Proses Peradilan.
Bab kelima, Penutup. Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.
14
BAB II TINJAUAN YURIDIS TENTANG HUKUM JAMINAN
Hukum Jaminan merupakan suatu peraturan yang mengatur mengenai hubungan timbal balik antara seorang debitor selaku orang yang berhutang dengan
seorang kreditor selaku orang yang mempunyai piutang. Hubungan kreditor dengan debitor melahirkan suatu perikatan yang menimbulkan hak dan kewajiban untuk
masing-masing pihak. Hak seorang kreditor adalah menerima pembayaran untuk pelunasan utang sebagaimana tertuang dalam perjanjian baik tertulis maupun tidak
tertulis. Sedangkan hak seorang debitor adalah menerima objek benda yang dijadikan pinjaman.
Untuk memberikan rasa aman dan kepastian seorang kreditor agar benda yang dijadikan objek pinjamannya bisa kembali sesuai dengan perjanjian maka seorang
debitor memberikan suatu benda yang dijaminkan kepada kreditor, benda jaminan ini bersifat preventif agar jika debitor tidak mampu melunasi utang-utangnya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati, kreditor bisa melakukan sita eksekusi terhadap benda yang dijadikan objek jaminan. Untuk lebih jelasnya berikut penulis
jelaskan beberapa macam Hukum Jaminan yang ada di Indonesia.