Dalam prakteknya, pelaksanaan esekusi objek jaminan fidusia kebanyakan dilakukan dengan penjualan di bawah tangan. Cara penyelesaian ini lebih
menguntungkan debitorpemberi Fidusia dan kreditor, sebab penyelesaian bisa lebih cepat dan biaya-biaya jauh lebih ringan, seperti biaya perkara, dan bea lelang tidak
dikenakan dengan cara ini. Dengan penjualan di bawah tangan dapat diharapkan harga akan mencapai nilai yang sewajarnya, sehingga piutang kreditor dapat dilunasi
dan apabila masih tersisa dari harga jual itu maka sisa pembayaran akan menjadi milik debitor.
C. Kemungkinan Adanya Proses Peradilan dalam Eksekusi
Seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa Sertipikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial, sehingga penerima fidusia kreditor dapat
langsung melakukan sita eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia tanpa melalui proses peradilan. Artinya jika debitor cedera janji tidak perlu
adanya proses pembuktian di pengadilan untuk melakukan sita eksekusi terhadap benda objek jaminan fidusia, cukup dengan Sertipikat Jaminan Fidusia yang
mempunyai irah-irah “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, dan Sertipikat Jaminan Fidusia itu sudah seperti putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap inkracht.
Namun kekuatan eksekutorial yang melekat pada Sertipikat Jaminan Fidusia itu tidaklah berlaku mutlak, karena dalam situasi tertentu proses peradilan terhadap
eksekusi barang yang menjadi objek jaminan fidusia bisa saja terjadi. Adapaun keadaan yang menyebabkan terjadinya proses peradilan dalam eksekusi objek
jaminan fidusia adalah sebagai berikut :
1. Sertipikat Jaminan Fidusia Diragukan Keabsahannya
Sertipikat Jaminan Fidusia merupakan bukti paling penting yang dimiliki oleh seorang kreditor guna membuktikan bahwa telah terjadi proses utang piutang dengan
menggunakan sistem jaminan fidusia. Namun jika di kemudian hari salah satu pihak merasa dirugikan dan ingin membuktikan keabsahan Sertipikat Jaminan Fidusia di
muka hakim maka tidak menutup kemingkinan akan adanya proses peradilan dalam proses eksekusi objek jaminan fidusia.
Sertipikat Jaminan Fidusia merupakan akta otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, oleh karena itu sertipikat ini sudah cukup untuk
dijadikan alat melakukan sita eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia lihat pasal 1870 BW. Jika alasannya cukup kuat bahwa Sertipikat Jaminan
Fidusia itu palsu atau dipalsukan oleh orang yang masih hidup maka surat itu kemudian dikirim kepada jaksa untuk kemudian dilakukan penuntutan sebagaimana
mestinya. Jika terjadi hal demikian maka proses acara perdata mengenai fidusia untuk sementara waktu ditangguhkan sampai perkara pidananya diputus.
2
2
Retno Wulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata Dalam Teoridan Praktek, Bandung: CV Mandar Maju, 2009, h. 63.
2. Keberatan dari Debitor
Dengan Sertipikat Jaminan Fidusia, kreditor dapat melakukan eksekusi terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia, hal ini seperti yang telah
dibahas sebelumnya bahwa Sertipikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial,
sehingga dengan sertipikat tersebut kreditor dapat langsung
mengeksekusi objek jaminan fidusia tanpa melalui proses peradilan.
Namun adakalanya upaya eksekusi yang dilakukan oleh kreditor terhadap objek jaminan fidusia mendapatkan perlawanan dari debitor. Perlawanan yang
dimaksud oleh penulis adalah debitor merasa dirinya tidak cederajanji sebagaimana yang dituduhkan oleh kreditor. Sehingga hal ini akan menimbulkan suatu sengketa
dispute antara kreditor yang menuduh debitornya cedera janji sedangkan debitor merasa dirinya tidak melakukan cederajanji. Maka dalam kasus seperti ini tentunya
memerlukan proses pembuktian yang mendalam, sehingga proses peradilan dalam hal ini sangat mungkin terjadi bahkan bisa saja kemudian debitor mampu membuktikan
bahwa dirinya tidak melakukan wanprestasi dan eksekusi bisa dibatalkan. Baharudin Usman, SH, dalam Tesisnya yang berjudul “PELAKSANAAN
EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DI PT BANK INDEX SELINDO CABANG JAKARTA PUSAT” dalam salah satu poin kesimpulannya menyatakan bahwa
hambatan-hambatan yang muncul dalam praktek eksekusi jaminan fidusia adalah Objek Jaminan Fidusia tidak ditemukan, muncul pihak yang keberatan atas eksekusi