menjadi objek jaminan fidusia ada keberatan dari pihak-pihak tertentu yang merasa punya hak terhadap benda tersebut.
Jika sudah ada pihak-pihak tertentu yang keberatan dengan adanya eksekusi terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia, maka proses pembuktian di
peradilan sangatlah mungkin terjadi dan kedua belah pihak akan saling membuktikan hak-haknya masing-masing di depan majelis hakim.
4. Objek Jaminan Sudah Disita Terlebih Dahulu
Dalam bab 3 di atas telah dijelaskan macam-macam bentuk penyitaan, dan salah satu bentuk penyitaan yang telah dijelaskan oleh penulis adalah Vergelijkende
Beslag yang mana hanya bisa diletakan pada keadaan barang yang menjadi objek sengketa telah lebih dahulu disita oleh orang lain. Dengan kata lain sita ini
disebabkan karena ada upaya hukum penyitaan yang telah ada sebelumnya oleh pihak lain.
Objek jaminan fidusia yang akan dilakukan eksekusi juga bisa terjadi di mana barang yang menjadi objek jaminan fidusia telah lebih dahulu disita oleh
orang lain. Contoh kasus seperti ini yang sempat beredar di media massa adalah kasus antara PT. CIMB Niaga dan PT. Mestika Sawit Inti Jaya melawan
seseorang yang bernama Husein. Kasus terjadi ketika PT. Mestika Sawit Inti Jaya meminjam sejumlah uang kepada PT. CIMB Niaga dengan jaminan alat-alat
pabrik kelapa sawit dengan menggunakan sistem jaminan fidusia. Dalam perjalanannya, PT. Mestika Sawit Inti Jaya tidak bisa membayar utangnya yang
kemudian PT. CIMB Niaga melakukan eksekusi terhadap barang yang menjadi objek jaminan fidusia menggunakan Sertipikat Jaminan Fidusia. Di lapangan
ternyata barang yang menjadi objek jaminan fidusia telah disita terlebih dahulu oleh seseorang yang bernama Husein berdasarkan izin penyitaan dari PN Lubuk
Pakam. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata PT. Mestika Sawit Inti Jaya telah memindah tangankan barang-barang yang menjadi objek jaminan fidusia
kepada Husain tanpa izin tertulis dari PT. CIMB Niaga. Setelah diketahui ternyata PT Mestika Sawit Inti Jaya telah melakukan perjanjian jual beli dengan
orang yang bernama Husein. Meskipun kemudian Direktur Utama PT. Mestika Sawit Inti Jaya dijerat pasal 372 KUHP tentang penggelapan dan pasal 36 UU No.
42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia namun kemudian untuk mendapatkan hak- haknya PT. CIMB Niaga mengajukan gugatan perdata ke PN Medan dan kemudian
terjadilah proses peradilan sampai ke Mahkaman Agung.
3
D. Dasar Hukum Adanya Proses Peradilan
M. Soerjono, SH dalam kedudukannya selaku Ketua Mahkamah Agung mengatakan: “Jika dilihat kemungkinan-kemungkinan yang terdapat dalam Pasal 3
ayat 1 Undang-Undang Hak Tanggungan dikaitkan dengan aneka ragam janji-janji 11
3
Baca Putusan Mahkamah Agung No. 2768 KPdt2011 tanggal 9 Maret 2012 Mengenai Sengketa Objek Jaminan Fidusia dan HakTanggungan.