Tahap Pengamatan Tindakan Pembelajaran Siklus II

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Pertemuan Keenam No Aspek yang dinilai Penilaian SB B C K SK 1 Mengatur posisi duduk siswa √ 2 Penggunaan bahasa dalam bercerita √ 3 Penggunaan media pembelajaran √ 4 Menerapkan ilmu peran dalam bercerita √ 5 Penyampaian alur cerita √ 6 Pemunculan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. √ 7 Intonasi guru dalam bercerita √ 8 Melibatkan siswa selama bercerita √ 9 Penguasaan terhadap siswa yang gaduh √ Berdasarkan tabel observasi aktivitas mengajar guru di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini untuk semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Keenam No Aspek yang dinilai Penilaian SB B C K SK 1 Duduk sesuai dengan instruksi guru √ 2 Mendengarkan cerita yang disampaikan guru √ 3 Terlibat dalam penggunaan media pembelajaran √ 4 Antusias menyimak peran guru dalam cerita √ 5 Menyimak alur cerita yang disampaikan guru √ 6 Siswa menyimak semua tokoh yang dimunculkan guru dalam cerita √ 7 Fokus memperhatikan guru menyampaikan cerita √ 8 Terlibat aktif dalam cerita yang disampaikan guru √ 9 Tidak gaduh selama guru bercerita √ Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas belajar siswa di atas, pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini untuk semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik. 2 Penilaian Pembelajaran Siklus II Penilaian pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk mengukur keterampilan menyimak siswa setelah diberikan perlakuan dengan metode bercerita. Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Mei 2014. Pada tes akhir siklus II ini seluruh siswa kelas IIA hadir dengan jumlah 45 siswa. Hasil penilaian pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Hasil Penilaian Pembelajaran Keterampilan Menyimak Siklus II NO NAMA Nilai KKM Hasil Tes Akhir Siklus II 1 Aa 70 95 2 Ab 70 90 3 Ac 70 100 4 Ad 70 100 5 Ae 70 100 6 Af 70 90 7 Ba 70 85 8 Ca 70 100 9 Da 70 100 10 Db 70 90 11 Dc 70 100 12 Fa 70 100 13 Ga 70 100 14 Ha 70 100 15 Hb 70 100 16 Hc 70 95 17 Ia 70 90 18 Ib 70 90 19 Ic 70 95 20 Ka 70 100 21 La 70 90 22 Ma 70 85 23 Mb 70 90 24 Mc 70 95 25 Md 70 90 26 Me 70 70 27 Mf 70 90 28 Mg 70 80 29 Mh 70 90 30 Mi 70 90 31 Mj 70 100 32 Na 70 100 33 Nb 70 100 34 Nc 70 100 35 Nd 70 100 36 Pa 70 100 37 Ra 70 100 38 Rb 70 70 39 Rc 70 85 40 Sa 70 100 41 Sb 70 100 42 Sc 70 85 43 Ta 70 100 44 Wa 70 100 45 Ya 70 95 Jumlah 4225 Rata-rata 93.89 Berdasarkan tabel hasil penilaian pembelajaran keterampilan menyimak siswa di siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa 93.89. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini: Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari 45 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II ada 2 orang siswa mendapat nilai 70, 1 orang siswa mendapat nilai 80, 4 orang siswa mendapat nilai 85, 11 orang siswa mendapat nilai 90, 5 orang siswa mendapat nilai 95, dan 22 orang siswa mendapat nilai 100.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode bercerita pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil tes keterampilan menyimak siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang menunjukkan semua siswa kelas IIA telah mencapai nilai KKM 70 dengan nilai rata-rata 93,89.

B. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti didampingi oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru yang menerapkan inovasi pembelajaran. Pengamatan juga dilakukan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menyimak cerita yang disampaikan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dalam setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. Indikator ketercapaian keterampilan menyimak siswa dalam penelitian ini adalah apabila lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama dua siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati. 2. Data Hasil Penilaian Keterampilan Menyimak Siswa Dari hasil penilaian keterampilan menyimak siswa pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam tabel sebagai beikut: Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Menyimak Siswa Tingkat Keterampilan Menyimak Siswa Hasil Tes Keterampilan Menyimak Siswa Siklus I Siklus II Nilai tertinggi 100 100 Nilai terendah 50 70 Rata-rata nilai 81.22 93.89 Indikator ketercapaian keterampilan menyimak siswa dalam penelitian ini adalah jika nilai siswa telah mencapai nilai KKM 70 dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dilihat dari tabel di atas bahwa rata-rata nilai tes akhir pada siklus I sebsar 81.22 dan rata-rata nilai tes akhir pada siklus II sebsar 93.89 hal tersebut berarti keterampilan menyimak siswa selama dua siklus ini mengalami peningkatan sebesar 12.67.

C. Pembahasan

Pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan diperoleh data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama beberapa aspek aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek intonasi guru dalam bercerita dan penguasaan guru terhadap siswa yang gaduh perlu ditingkatkan lagi. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama ini sudah menunjukkan kategori baik. Pada pertemuan kedua aspek aktivitas mengajar guru yang belum mencapai kategori baik adalah aspek penggunaan media pembelajaran dan pemunculan tokoh dalam cerita, sedangkan aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua ini aspek yang belum menunjukkan kategori baik adalah aspek kedisiplinan siswa agar tidak gaduh dan keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir pada siklus I ini dapat dilihat bahwa aktivitas mengajar guru untuk semua aspek sudah menunjukkan kategori baik. Demikian halnya dengan aktivitas belajar siswa pada semua aspek sudah menunjukkan kategori baik terutama untuk aspek menyimak semua tokoh yang dimunculkan guru dalam bercerita. Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keterampilan menyimak siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode bercerita. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 81.22. Dari 45 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 3 orang siswa yang belum mencapai nilai KKM 70. Hal tersebut berarti masih perlu ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada pertemuan keempat aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik terutama untuk aspek keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran, serta aspek penggunaan media pembelajaran oleh guru. Pada pertemuan kelima, diperoleh data observasi aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik terutama untuk aspek penggunaan bahasa dalam bercerita, penggunaan media pembelajaran, intonasi guru dalam bercerita, dan melibatkan siswa selama bercerita. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa pada pertemuan ini dapat dilihat bahwa semua aaspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik. Pada pertemuan keenam yang merupakan pertemuan terakhir dalam tindakan pembelajaran siklus II diperoleh data observasi aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik untuk semua aspek yang diamati. Demikian halnya untuk data observasi aktivitas belajar siswa pada pertemuan ini pada semua aspek yang diamati juga sudah menunjukkan kategori baik. Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes untuk mengukur peningkatan keterampilan menyimak siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan metode bercerita. Dari 45 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II seluruh diperoleh rata-rata nilai keterampilan menyimak siswa pada siklus II adalah 93.89, jika dibandingkan dengan rata-rata nilai keterampilan menyimak siswa pada siklus I sebesar 81.22 maka pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 12.67. Hal tersebut berarti tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakan pembelajaran pada siklus II berhasil meningkatkan keterampilan menyimak siswa. 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil tindakan sikuls I dan siklus II, disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan menyimak siswa melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas IIA SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan data dari hasil observasi pembelajaran guru dan siswa yang sudah sesuai dengan langkah-langkah metode bercerita dan pada semua aspek pengamatan menunjukkan kategori baik. Data dari hasil tes akhir siklus menunjukkan peningkatan, pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar sebesar 81,22 dan pada siklus II meningkat 12,67 sehingga rata-rata nilai hasil belajar mencapai 93,89.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah, metode bercerita ini merupakan salah satu metode yang dapat menjadi rujukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indoneisa. 2. Bagi guru, metode bercerita sebagai sumber referensi dalam upaya memperbaiki dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan khususnya dalam pembelajaran keterampilan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Bagi siswa, dengan metode bercerita ini siswa menjadi lebih aktif dan

termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan, serta mudah memahami materi pelajaran khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis karangan dengan penerapan metode permainan susun gambar dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang Tangerang Selatan

3 24 93

Peningkatan kemampuan menyimak melalui penerapan metode permainan bisik berantai pada siswa kelas III MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 14 172

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Upaya meningkatkan keterampilan menyimak metode bermain peran pada siswa kelas III MI Muhammadiyah 02 Depok

1 6 93

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa Kelas VII MTS YANUSA Pondok Pinang Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 18 145

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas V MI Al-Khoeriyah, Leuwisadeng, Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

0 7 91

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126