xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus I
51 Grafik 4.2
Perolehan Nilai Siswa Siklus II 64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa itu meliputi empat aspek, yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan atau menyimak. Keempat aspek tersebut
pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang disebut caturtunggal karena satu sama lain erat hubungannya dengan proses-proses
berpikir yang mendasari kemampuan berbahasa. Seorang anak pasti akan melewati fase perkembangan bahasa, dari masa kanak-kanak awal hingga masa
kanak-kanak akhir. Maka pada umumnya perkembangan bahasa merupakan perkembangan yang menonjol pada masa kanak-kanak akhir yaitu masa SDMI,
masa tersebut adalah masa yang ideal untuk mengembangkan kemampuan berbahasa.
Salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh anak usia SDMI adalah keterampilan mendengarkan atau menyimak. Beberapa
kemampuan dasar yang harus dicapai siswa SDMI dalam keterampilan
mendengarkan atau menyimak meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa,
perintah, dongeng, drama, cerita rakyat, petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan konsep materi pelajaran. Jika itu semua sudah dimiliki oleh siswa sekolah
dasar maka tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia itu sudah tercapai. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan pada saat ini
berorientasi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Keberhasilan suatu siswa dalam belajar tidak hanya dilihat dari hasil belajar siswa semata melainkan dilihat
juga kemampuan dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena alasan tersebut lah maka perlu adanya perubahan pola pikir guru,
guru harus mampu menjadi fasilitator, dan teman belajar bagi peserta didiknya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didiknya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada anak usia sekolah dasar idealnya menyesuiakan dengan karakteristik perkembangan mereka. Misalnya menerapkan
pembelajaran yang mampu menimbulkan kesan menyenangkan bagi siswa, pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreativitas yang ada dalam diri siswa,
dan mampu menggali potensi yang dimiliki. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa
Indonesia di SDMI masih jauh dari harapan. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SDMI masih banyak menggunakan pembelajaran yang konvensional dan kurang
melibatkan partisipasi aktif siswa. Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak
menyita waktu yang banyak, namun menyebabkan sedikit tuntutan aktivitas belajar dari siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal.
Sering kita jumpai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak masih sering dianggap sulit bahkan dianggap
membosankan oleh siswa. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yakni faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari siswa itu sendiri.
Faktor yang berasal dari guru antara lain adalah kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menyimak. Metode pembelajaran yang digunakan sering kali adalah metode ceramah yang kurang berkesan bagi siswa
sehingga membuat siswa merasa bosan bahkan mengantuk. Selanjutnya pembelajaran keterampilan menyimak biasanya hanya sebatas guru membacakan
materi dan siswa mendengarkan, tentunya hal tersebut membuat siswa merasa kesulitan memahami makna dari bahan simakan yang disampaikan. Selain itu
jumlah siswa yang terlalu banyak dalam setiap rombongan belajar juga menyulitkan guru dalam menciptakan situasi belajar yang efektif dan efisien.
Sementara itu, faktor yang berasal dari siswa antara lain kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan
menyimak, banyak siswa berpendapat bahwa menyimak guru menyampaikan
materi pelajaran itu membosankan. Suasana kelas yang ramai membuat siswa lebih tertarik untuk bercanda bersama teman-teman sehingga menimbulkan
kegaduhan dan sering membuat siswa sulit berkonsentrasi dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pula pada hasil
belajar siswa, banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sementara secara
teoritis nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tolak ukur keberhasilan belajar siswa pada suatu mata pelajaran. Selanjutnya, faktor lainnya yang berasal
dari siswa adalah siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali isi dari materi yang mereka simak, masih banyak siswa yang tidak mau
melaksanakan instruksi dari guru untuk maju ke depan kelas dan menyampaikan kembali apa yang mereka pahami dari bahan simakan disampaikan guru.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan efektif selalu muncul berbagai masalah dalam
prakteknya yang mengharuskan seorang guru menemukan solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut, masalah utamanya adalah metode pembelajaran.
Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas, yang dapat
mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat memahami dan menguasai setiap konsep materi pelajaran.
Untuk itu perlunya suatu metode yang mampu memberikan kesan menarik siswa dalam belajar serta gambaran nyata yang memudahkan siswa dalam
menyimak sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan untuk memahami materi atau bahan simakan yang disampaikan guru. Salah satu metode
pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa adalah metode bercerita. Tentunya bercerita yang penuh kreativitas
sehingga menimbulkan kesan menyenangkan pada siswa. Metode bercerita merupakan metode deskripsi yang memberikan penjelasan secara lisan tentang
sesuatu. “Metode bercerita ini juga bermanfaat dalam hal menarik minat dan perhatian murid, melatih pemahaman, memperluas perbendaharaan kata dan tata
bahasa serta dapat meningkatkan penguasaan keterampilan berbahasa murid.”
1
Dengan metode bercerita yang menyenangkan tersebut akan memudahkan siswa dalam menyimak dan menumbuhkan imajinasi yang nantinya berkembang
menjadi ide dan kreativitas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan judul
“Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Penerapan Metode Bercerita pada Siswa
Kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20132014
” B.
Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasi area dan fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu:
1. Siswa menganggap pembelajaran menyimak adalah membosankan.
2. Pembelajaran hanya berpusat pada guru dan kurang melibatkan pasrtisipasi
siswa. 3.
Kemampuan siswa dalam memahami makna dari materi yang mereka simak masih rendah.
4. Suasana kelas yang ramai membuat guru sulit menciptakan suasana belajar
yang efektif dan efisien. 5.
Guru jarang menerapkan metode yang menarik dalam pembelajaran menyimak.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi area dan fokus penelitian tersebut maka penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan menyimak siswa dan
1
A. Fachrurazi, Penerapan Metode Bercerita dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa dan Karakter Peserta Didik Usia Dini. Jurnal pendidikan Universitas PGRI Adi
Buana Suarabaya, 2009, hlm. 237.
penerapan metode bercerita di kelas IIA SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20132014.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok dalam penelitian ini adalah
“bagaimana peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas IIA SDN Pamulang Permai
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20132014?”
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui peningkatan
keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita siswa kelas IIA SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20132014.
2. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain:
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indoneisa.
b. Bagi guru, sebagai sumber referensi untuk mengetahui strategi
pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan khususnya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. c.
Bagi siswa, menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan
mengajukan pertanyaan, serta mudah memahami materi pelajaran
khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.