Tatkala naluri manusia cenderung kepada perbuatan buruk, maka akal dan tuntunan agama dapat mengendalikannya. Tetapi tatkala naluri itu cenderung
kepada perbuatan baik, maka akal dan tuntunan agama yang dapat memberikan jalan seluas-luasnya untuk meningkatkan intensitas perbuatan itu. Disinilah
perlunya manusia memiliki agama sebagai pengendali dan menuntun dalam hidupnya.
47
2. Faktor Sifat-sifat Keturunan dan Pendidikan
Sifat-sifat keturunan dari orang tua kepada keturunannya ada dua, yaitu sifat langsung
dari kedua orang tua kepada anaknya, dan sifat tidak langsung yang tidak turun kepada anaknya, tetapi bisa turun kepada cucunya atau anaknya.
48
Disamping adanya sifat bawaan anak sejak lahir naluri dan sifat keturunan, sebagai potensi dasar untuk mempengaruhi perbuatan manusia ada
juga faktor lingkungan yang mempengaruhinya, yaitu pendidikan dan tuntunan agama. Semakin besar pengaruh faktor pendidikan dan tuntunan agama kepada
manusia, semakin kecil pula kemungkinan warisan sifat-sifat buruk orang tua dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Dengan demikian peranan orang tua
menjadi sangat penting dalam membentuk anaknya menjadi manusia yang beragama, berilmu dan berakhlak.
3. Faktor Lingkungan dan Adat Kebiasaan
Pertumbuhan dan perkembangan manusia, ditentukan oleh faktor dari luar dirinya, yaitu faktor pengalaman yang disengaja maupun yang tidak. Pengalaman
47
Mahyudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits
, h. 26.
48
Mahyudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits
, h. 27.
yang disengaja termasuk pendidikan dan latihan, sedangkan yang tidak disengaja termasuk lingkungan alam dan lingkungan sosialnya adat kebiasaan.
49
Ketika manusia lahir di lingkungan yang baik, maka pengaruhnya kepada pembentukan perilaku akhlaknya juga baik. Bila ia lahir di lingkungan yang
kurang baik, maka akhlaknya juga menjadi tidak baik. Tuntunan agama sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan akhlak manusia.
4. Faktor Agama
Agama sebagai suatu sistem kepercayaan, maka ia harus selalu menjadi pegangan dalam spiritual yang membentuk ajaran keimanan dan ketakwaannya,
yang akan menjadi motivasi dan pengendali dalam setiap sikap dan perilaku hidup manusia.
50
Tatkala manusia itu mendapatkan kesenangan maka ia tidak takabur dan sombong, tetapi ia harus bersyukur kepada zat yang memberikan kesenangan
yaitu Allah. Ketika ia ditimpa kesusahan sebagai suatu cobaan hidupnya maka ia tidak putus asa, tetapi ia harus bersabar menerima ketentuan Allah dan berusaha
menghindarinya.
49
Mahyudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits,
h. 28.
50
Mahyudin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits,
h. 29.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR BELAKANG ORANG TUA DAN