2.1.6. Orientasi Masa Depan Sebagai Sistem
Orientasi masa depan merupakan sebuah kesatuan yang terkait dalam satu sistem dimana tahapan-tahapan orientasi masa depan saling berkaitan. Bandura
1986, dalam Nurmi, 1991 menekankan kemampuan untuk berpikir merencanakan masa depan sebagai bentuk dasar pemikiran manusia. Bandura dalam Nurmi, 1989
selanjutnya menjelaskan dengan teorinya bahwa tujuan dan standar pribadi menjadi dasar bagi individu dalam mengevaluasi kinerja mereka dalam pencapaian tujuan
membangun konsep diri yang positif dan atribusi internal. Selain itu, efektivitas dari rencana yang dibuat mempengaruhi hasil pencapaian rencana dan pada akhirnya akan
mempengaruhi evaluasi diri. Hubungan lainnya yang dikemukakan oleh Bandura dalam Nurmi, 1991 menyatakan bahwa bagaimana individu mengevaluasi penyebab
dari kesuksesan dan kegagalannya akan dapat mempengaruhi tujuan dan aspirasi yang akan mereka buat selanjutnya.
2.1.7. Dimensi-dimensi Orientasi Masa Depan
Dalam orientasi masa depan terdapat lima dimensi utama yang potensial dan penting untuk remaja yang sedang mengalami transisi, yaitu :
Salience ciri khas, atau perhatian, dan hal penting yang diberikan untuk
masa depan perencanaan Seginer, 1992 dalam McCabe Barnett, 2000
Detail perincian, juga disebut sebagai kekhususan atau kepadatan, atau jumlah baik peristiwa positif atau negatif tentang masa depan, yang
diharapkan seorang individu di masa yang akan datang Lamm, Schmidt Trommsdorf, 1976 dalam McCabe Barnett, 2000
Optimism optimisme, juga disebut sebagai pola emosi, perasaan, valensi,
atau waktu bersikap. Sejauhmana individu mengharapkan hal-hal positif terjadi di masa yang akan datang Van Calster, Lens Nuttin, 1987 dalam
McCabe Barnett, 2000
Realism realisme, atau seleksi dari tujuan masa depan yang berpotensi dicapai dan pemahaman tentang persiapan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan Clausen, 1991 dalam McCabe Barnett, 2000
Control beliefs kontrol kepercayaan, juga disebut sebagai control internal dan eksternal. Keyakinan remaja bahwa dia dibandingkan dengan orang lain,
akan menentukan hasil masa depannya Lamm et al., 1976 dalam McCabe Barnett, 2000.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hendriati Agustriani, dkk. 2001 tentang model pembinaan remaja dalam rangka mempersiapkan diri memasuki
dunia kerja, disebutkan bahwa dalam penelitian tersebut dihasilkan 7 dimensi orientasi masa depan remaja bidang pekerjaan dan karir, yaitu : evaluasi diri,
pencarian informasi, perencanaan, kondisi emosi, kondisi keluarga, optimisme pesimisme serta kejelasan ketidakjelasan pekerjaan dan karir di masa yang akan
datang www.ceria.bkkbn.go.id
.
2.1.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan