Pemilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh bukanlah suatu tindakan yang sesaat, tetapi merupakan hasil dari suatu proses pemikiran dan pengalaman tertentu,
walaupun hanya bersifat sementara. Apabila ditinjau dari perkembangan kognitif Piaget Santrock, 2002, masa remaja sudah mencapai tahap pemikiran operasional
formal sehingga remaja sudah dapat berpikir secara abstrak. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam membuat orientasi masa depan. Inilah sebabnya mengapa masa
remaja memiliki kaitan yang cukup erat dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir.
2.1.4. Perkembangan Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses
peralihan dari masa anak-anak mncapai kedewasaan, remaja memiliki tugas perkembangan yang mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan
peran sebagai orang dewasa Desmita, 2005. Oleh sebab itu sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock 1981, dalam Desmita, 2005, remaja mulai memikirkan
tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Remaja mulai memberikan perhatian perhatian yang besar terhadap berbagai lapangan kehidupan yang akan
dijalaninya sebagai manusia di masa mendatang. Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus
menerus. Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan Nurmi, 1991 :
Orientasi masa depan berkembang dalam konteks kultural dan institusional.
Ekspektansi normatif dan pengetahuan mengenai masa depan menjadi dasar untuk membentuk minat dan rencana masa depan, dan hubungan antara
atribusi kausal dan afek.
Minat, rencana dan keyakinan yang berkaitan dengan masa depan dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Orientasi masa depan juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu
seperti kognitif dan perkembangan sosial.
Normative Life-events
Action Opportunities
Standards and deadlines for
evaluation Anticipated life
span development
Contextual Knowledge
Self-concept Goals
Plans Attributions
emotional Motivational
Planning Evaluation
Gambar 2.1: Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang Terdapat Di Dalamnya
Nurmi,1991
Menurut Nurmi 1991, orientasi masa depan berkembang akibat interaksi dengan lingkungan lihat gambar 2.1.
Peristiwa atau kejadian dalam hidup yang bersifat normatif, tugas
perkembangan dan jadwal pencpaian tugas perkembangan menjadi dasar pembentukan tujuan dan minat yang berorientasi masa depan.
Perubahan dalam kesempatan bertindak action opportunity dan model
penyelesaian tugas perkembangan berdasarkan usia menjadi dasar pembentukan rencana dan strategi berdasar pada masa depan.
Standar dan tenggang waktu dan solusi evaluasi dari tugas perkembangan
dinilai sukses menjadi dasar pembentukan tahap evaluasi dalam orientasi masa depan.
Lingkungan atau konteks sosial keluarga, sekolah dan lainnya ini berinteraksi dengan skemata yang ada dalam diri individu internal sebagai wujud antisipasi
terhadap perkembangan rentang kehidupan, perkembangan kontekstual dan konsep diri. Skemata yang terbentuk akan berinteraksi dengan ketiga tahapan orientasi masa
depan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi yang kemudian membentuk gambaran mengenai masa depan.
Salah satu fungsi umum skemata adalah mengarahkan individu untuk berubah dalam konteks aktivitas masa depan Nurmi, 1989. Skemata dari pengetahuan sosial
social knowledge dan pengetahuan diri self-knowledge memperantarai pengaruh konteks sosial pada orientasi masa depan yang dimiliki individu Nurmi, 1993, 1994
dalam Trempala Malmberg, 1998. Harapan berdasarkan skemata diperantarai oleh afek masa lalu mengenai masa depan Neisser, 1976 dalam Nurmi, 1989.
2.1.5. Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan