Identifikasi Masalah Motivational Motivasi

1.2. Identifikasi Masalah

1. Sejauhmanakah remaja memahami orientasi masa depannya dalam bidang pekerjaan dan karir? 2. Apakah terdapat perbedaan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir pada remaja berdasarkan jenis kelamin ? 3. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi orientasi masa depan remaja dalam bidang pekerjaan dan karir? 4. Apakah ada pengaruh dari iklim sosial keluarga terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir pada remaja?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Banyaknya definisi yang dikemukakan oleh para tokoh mengenai iklim sosial keluarga dan orientasi masa depan maka peneliti membatasinya sebagai berikut : 1. Iklim sosial keluarga adalah suatu deskripsi yang dibuat berdasarkan persepsi anggota keluarga mengenai ciri-ciri, kejadian-kejadian dan proses-proses yang terjadi dalam keluarga. Dalam hal ini iklim sosial keluarga meliputi 3 dimensi, yaitu dimensi hubungan, dimensi pengembangan pribadi dan dimensi pemeliharaan perubahan sistem. 2. Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir adalah gambaran tentang masa depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, sikap atau asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk harapan mengenai pekerjaan dan karir masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada pekerjaan dan karir di masa depan. Dalam hal ini orientasi masa depan tersebut meliputi 3 proses, yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi. 3. Sample pada penelitian adalah remaja SMA dan SMK usia 15-18 tahun yang akan memasuki dunia kerja. Selain itu juga remaja yang akan digunakan sebagai subjek penelitian adalah remaja yang tinggal di dalam keluarga atau yang memiliki keluarga yang terdiri dari orang tua lengkap ayah dan ibu atau orang tua tidak lengkap ayah saja atau ibu saja dan memiliki saudara kandung kakak dan adik atau salah satu.

1.3.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh iklim sosial keluarga terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir pada remaja?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Berlatar belakang pada masalah dasar tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh iklim sosial keluarga terhadap orientasi masa depan pada remaja dan bagaimana arah hubungan kedua variabel tersebut. 2. Berapa besarnya pengaruh iklim sosial keluarga terhadap orientasi masa depan pada remaja.

1.4.2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wacana keilmuan psikologi, khususnya mengenai iklim sosial keluarga dalam kaitannya dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir pada remaja. 2. Manfaat praktis, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan : a. Remaja lebih memahami dan memfokuskan diri pada orientasi dan perencanaan karir dan pekerjaan yang tepat di masa depan. b. Keluarga khususnya orang tua akan lebih mengkondisikan iklim sosial keluarga yang harmonis dan memberikan perhatian yang lebih pada anak remaja di dalamnya.

1. 5. Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika penulisan dari laporan penelitian yang akan dilakukan. Pada BAB I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari, pertama ialah latar belakang masalah yang berisikan tentang penjelasan mengenai hal-hal apa saja yang melatarbelakangi masalah yang diangkat pada penelitian ini dan penjelasan mengenai pentingnya masalah tersebut untuk diteliti. Kedua ialah identifikasi masalah, pada point ini dijelaskan hal-hal apa saja yang ingin diketahui dari penelitian ini. Ketiga yaitu pembatasan dan perumusan masalah, pada point ini dijelaskan mengenai pembatasan teori dari variable-variabel yang diteliti serta menjelaskan batasan dan kriteria dari subjek penelitian. Berikutnya yang keempat adalah tujuan dan manfaat penelitian, pada point ini dijelaskan mengenai hal-hal apa saja yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini serta manfaat apa saja yang bisa diambil dari hasil dari penelitian ini. Terakhir adalah sistematika penulisan, yang berisi tentang penjelasan mengenai konten atau isi dari setiap bab pada laporan penelitian ini. Selanjutnya, pada BAB II ialah mengenai kajian teori yang berisi tentang pembahasan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun teori-teori yang dimaksud meliputi definisi orientasi masa depan, definisi pekerjaan dan karier, remaja dan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, perkembangan orientasi masa depan, proses pembentukan orientasi masa depan, orientasi masa depan sebagai system, dimensi-dimensi orientasi masa depan, faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan, definisi iklim sosial keluarga, dimensi-dimensi iklim sosial keluarga, hubungan iklim sosial keluarga dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, hubungan ilim sosial keluarga dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, kerangka teori dan hipotesis. Pada BAB III yaitu berisi tentang metode penelitian. Adapun konten atau isi dari bab ini adalah deskripsi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data. Berikutnya ialah BAB IV yaitu hasil penelitian. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Terakhir adalah BAB V atau Penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi tentang hasil penelitian dengan penelitian terkait, serta saran berupa saran metodologis dan saran praktis. BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Orientasi Masa Depan

2.1.1. Definisi Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan menurut Sadarjoen 2008, adalah upaya antisipasi terhadap harapan masa depan yang menjanjikan. Sedangkan menurut Ary Ginanjar 2001, orientasi masa depan adalah bagaimana seseorang merumuskan dan menyusun visi kedepan dengan membagi orientas jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Sejalan dengan hal tersebut Trommsdorf 1983 dalam Desmita 2005 mengemukakan pengertian orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Nurmi dalam McCabe Bernett, 2000 mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada kejadian di masa depan. Orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana dan strategi pencapaian tujuan di masa yang akan datang Nurmi, 1991. Sebagai suatu fenomena kognitif motivasional yang kompleks, orientasi masa depan berkaitan erat dengan skemata kognitif, yaitu suatu organisasi perceptual dari pengalaman masa lalu beserta kaitannya dengan pengalaman masa kini dan di masa yang akan datang Chaplin, 2002 dalam Desmita, 2005. Skemata kognitif memberikan suatu gambaran bagi individu tentang hal-hal yang dapat diantisipasi di masa yang akan datang, baik tentang dirinya sendiri maupun tentang lingkungannya, atau bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktivitas di masa depan Desmita, 2005. Selanjutnya Desmita 2005 menjelaskan bahwa skemata kognitif berisikan perkembangan sepanjang rentang hidup yang diantisipasi, pengetahuan kontekstual, ketrampilan, konsep diri dan gaya atribusi. Dari skemata yang dihasilkan, individu berusaha mengantisipasi peristiwa-peristiwa di masa depan dan memberikan makna pribadi terhadap semua peristiwa tersebut, serta membentuk harapan-harapan baru yang hendak diwujudkan dalam kehidupan di masa yang akan datang. Dapat dikatakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini memungkinkan individu untuk menentukan tujuan-tujuannya, dan mengevaluasi sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dapat direalisasikan. Namun, karena penelitian ini menkhususkan pada domain pekerjaan dan karir, maka definisi orientasi masa depan adalah gambaran tentang masa depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, sikap atau asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk harapan mengenai pekerjaan dan karir masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada pekerjaan dan karir di masa depan. Dikarenakan domain orientasi masa depan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah domain pekerjaan dan karir, maka akan dijelaskan secara singkat mengenai definisi dari pekerjaan dan karir.

2.1.2. Pekerjaan dan Karir

Pekerjaan adalah segala bentuk aktivitas manusia yang dilakukan dalam rangka menopang kehidupannya. Pengertian ini menyiratkan makna bahwa pekerjaan merupakan dasar dan jaminan bagi kelangsungan eksistensi seseorang di muka bumi. Secara operasional pekerjaan dapat dipandang sebagai segala hal yang dilakukan manusia untuk mendapatkan upah, gaji, imbalan, pesangon dan sebagainya Hayadin, 2005. Sedangkan karir adalah serangkaian pekerjaan dan posisi yang dijalankan oleh seseorang dalam kehidupannya. Dalam pengertian tersebut secara implisit terkandung makna pekerjaan, profesi, posisi dan jabatan. Selain itu, hal tersebut juga mengisyaratkan adanya rotasi dan mutasi pekerjan, profesi dan jabatan oleh seseorang selama hidupnya Hayadin, 2005.

2.1.3. Remaja dan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan dan Karir

Orientasi masa depan atau gagasan seseorang mengenai perencanaan, motivasi dan perasaan tentang masa depannya merupakan persoalan yang terjadi pada masa remaja McCabe Bernett, 2000. Greene 1986, dalam McCabe Bernett, 2000 mengatakan bahwa masa remaja awal merupakan waktu dimana orientasi masa depan dapat tumbuh dengan cepat serta dapat membedakan dan mengembangkannya. Dengan kata lain orientasi masa depan sangat erat kaitannya dengan masa remaja. Dalam penelitian ini domain orientasi masa depan yang akan diteliti adalah domain pekerjaan dan karir. Domain ini juga merupakan bagian dari proses perkembangan remaja. Havighurst Monks Knoers, 2002 menyebutkan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah persiapan diri secara ekonomis atau persiapan memasuki dunia pekerjaan serta pemilihan dan latihan jabatan. Sejalan dengan hal tersebut Nurmi 1991 menjelaskan bahwa tugas perkembangan yang khas pada remaja akhir adalah membuat gambaran mengenai rencana karir di masa depan membuat pilihan karir. Super 1957, dalam Monks Knoers, 2002 mengungkapkan suatu proses pemilihan pekerjaan dalam arti proses yang menentukan karir yang mengikuti kelima masa penghidupan, dalam hal ini remaja berada pada masa peninjauan 14-24 tahun. Menurut Monks Knoers 2002 remaja yang berada pada rentang usia 16- 20 tahun berada dalam periode eksploratif atau seperti yang dikemukakan oleh Ginzberg dalam Monks Knoers, 2002 remaja berada dalam peralihan dari periode tentatif ke periode realistis. Pemilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh bukanlah suatu tindakan yang sesaat, tetapi merupakan hasil dari suatu proses pemikiran dan pengalaman tertentu, walaupun hanya bersifat sementara. Apabila ditinjau dari perkembangan kognitif Piaget Santrock, 2002, masa remaja sudah mencapai tahap pemikiran operasional formal sehingga remaja sudah dapat berpikir secara abstrak. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam membuat orientasi masa depan. Inilah sebabnya mengapa masa remaja memiliki kaitan yang cukup erat dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir.

2.1.4. Perkembangan Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan kognitif yang terjadi pada masa remaja. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan dari masa anak-anak mncapai kedewasaan, remaja memiliki tugas perkembangan yang mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa Desmita, 2005. Oleh sebab itu sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock 1981, dalam Desmita, 2005, remaja mulai memikirkan tentang masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Remaja mulai memberikan perhatian perhatian yang besar terhadap berbagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya sebagai manusia di masa mendatang. Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus menerus. Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan Nurmi, 1991 : ƒ Orientasi masa depan berkembang dalam konteks kultural dan institusional. Ekspektansi normatif dan pengetahuan mengenai masa depan menjadi dasar untuk membentuk minat dan rencana masa depan, dan hubungan antara atribusi kausal dan afek. ƒ Minat, rencana dan keyakinan yang berkaitan dengan masa depan dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain. ƒ Orientasi masa depan juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu seperti kognitif dan perkembangan sosial. Normative Life-events Action Opportunities Standards and deadlines for evaluation Anticipated life span development Contextual Knowledge Self-concept Goals Plans Attributions emotional Motivational Planning Evaluation Gambar 2.1: Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang Terdapat Di Dalamnya Nurmi,1991 Menurut Nurmi 1991, orientasi masa depan berkembang akibat interaksi dengan lingkungan lihat gambar 2.1. ƒ Peristiwa atau kejadian dalam hidup yang bersifat normatif, tugas perkembangan dan jadwal pencpaian tugas perkembangan menjadi dasar pembentukan tujuan dan minat yang berorientasi masa depan. ƒ Perubahan dalam kesempatan bertindak action opportunity dan model penyelesaian tugas perkembangan berdasarkan usia menjadi dasar pembentukan rencana dan strategi berdasar pada masa depan. ƒ Standar dan tenggang waktu dan solusi evaluasi dari tugas perkembangan dinilai sukses menjadi dasar pembentukan tahap evaluasi dalam orientasi masa depan. Lingkungan atau konteks sosial keluarga, sekolah dan lainnya ini berinteraksi dengan skemata yang ada dalam diri individu internal sebagai wujud antisipasi terhadap perkembangan rentang kehidupan, perkembangan kontekstual dan konsep diri. Skemata yang terbentuk akan berinteraksi dengan ketiga tahapan orientasi masa depan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi yang kemudian membentuk gambaran mengenai masa depan. Salah satu fungsi umum skemata adalah mengarahkan individu untuk berubah dalam konteks aktivitas masa depan Nurmi, 1989. Skemata dari pengetahuan sosial social knowledge dan pengetahuan diri self-knowledge memperantarai pengaruh konteks sosial pada orientasi masa depan yang dimiliki individu Nurmi, 1993, 1994 dalam Trempala Malmberg, 1998. Harapan berdasarkan skemata diperantarai oleh afek masa lalu mengenai masa depan Neisser, 1976 dalam Nurmi, 1989.

2.1.5. Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan

Menurut Nurmi 1991 proses pembentukan orientasi masa depan yaitu, motivation motivasi, planning perencanaan dan evaluation evaluasi. Untuk membentuk suatu orientasi masa depan, ketiga tahap tersebut akan berinteraksi dengan skemata kognitif yang sebelumnya telah dijelaskan. Secara skematis, keterkaitan antara skema kognitif dengan ketiga tahap pembentukan orientasi masa depan tersebut, dapat di lihat pada gambar 2.1.

a. Motivational Motivasi

Tahap motivasional merupakan tahap awal pembentukan orientasi masa depan remaja. Tahap ini mencakup motif, minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan. Pada mulanya remaja menetapkan tujuan berdasarkan perbandingan antara motif umum dan penilaian, serta pengetahuan yang telah mereka miliki tentang perkembangan sepanjang rentang hidup yang dapat mereka antisipasi. Ketika keadaan masa depan beserta faktor pendukungnya telah menjadi sesuatu yang diharapkan dapat terwujud, maka pengetahuan yang menunjang terwujudnya harapan tersebut menjadi dasar penting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi masa depan Desmita, 2005. Minat, motif, pencapaian dan tujuan individu merupakan sistem motivasional yang memiliki hierarki yang kompleks. Hierarki motivasi ini dibedakan berdasarkan derajat generality dan abstractness dari tujuan yang dibuat Emmons; Lazarus dan Folkman; Leontiev; von Wright dalam Nurmi, 1989. Dengan kata lain semakin tinggi tingkatan tujuan maka semakin umum dan abstrak, begitu juga sebaliknya. Prinsip utama dari tingkatan kerja ini adalah tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang semakin tinggi membutuhkan tingkatan tujuan yang lebih rendah, yang bekerja melalui beberapa tujuan kecil. Dengan kata lain, untuk mencapai satu tujuan besar diperlukan tujuan-tujuan kecil tujuan perantara. Sebelum mencapai tujuan besar individu terlebih dahulu harus mencapai tujuan perantara dan ini merupakan strategi merealisasikan tujuan yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nurmi 1991, dalam Desmita 2005, bahwa perkembangan motivasi dari orientasi masa depan merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan beberapa subtahap, yaitu: ƒ Pertama, munculnya pengetahuan baru yang relevan dengan motif umum atau penilaian individu yang menimbulkan minat yang lebih spesifik ƒ Kedua, individu mulai mengeksplorasi pengetahuannya yang berkaitan dengan minat baru tersebut ƒ Ketiga, menentukan tujuan spesifik, kemudian memutuskan kesiapannya untuk membuat komitmen yang berisikan tujuan tersebut.

b. Planning Perencanaan