Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran Matematika

“Belajar, menurut Mayer menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman. ” 1 Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga pengalaman kognitif dan mental. Pengalaman terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, termasuk interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya di sekolah. Oleh karena itu sekolah harus dapat mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah. Dengan melakukan penyelidikan dan pemecahan masalah diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. “Menurut Bruner, pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Proses kognitif yang terjadi dalam belajar, diantaranya: 1 proses perolehan informasi, 2 proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan 3 menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. ” 2 Perolehan informasi baru dapat terjadi melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang diajarkan atau mendengarmelihat audiovisual. Proses transformasi pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita memperlakukan pengetahuan yang sudah diterima agar sesuai kebutuhan. Informasi yang diterima dianalisis, diproses atau diubah menjadi konsep yang lebih abstrak agar suatu saat dapat dimanfaatkan. Pada proses ini siswa membutuhkan bimbingan guru. Tahap berikutnya adalah menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan atau informasi yang telah diterima tersebut, apakah dapat 1 Rusmono, Srategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, h. 12. 2 Ibid., h. 14. bermanfaat untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan Bruner, Gagne mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, akan tetapi peserta didik harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikirannya karena belajar proses kognitif. 3 Lingkungan sekolah atau berbagai aktivitas pembelajaran di sekolah menuntut siswa untuk belajar mandiri. Siswa yang sudah terbiasa belajar mandiri di sekolah akan lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “belajar” adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk mendapatkan perubahan, baik perubahan tingkah laku, pemahaman, pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai, penguasaan materi, pengembangan kemampuan kognitif pada dirinya melalui interaksi dengan lingkungan. Siswa merupakan individu yang akan mengalami perubahan tersebut setelah menempuh pengalaman belajar . Perubahan yang dialami siswa atau belajar siswa terjadi di dalam proses pembelajaran. Istilah pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pengajaran. Tetapi keduanya sangat berbeda. Pengajaran lebih terpusat kepada guru sedangkan pembelajaran terpusat pada siswa. Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Dalam pembelajaran, faktor-faktor eksternal seperti Lembar Kerja Siswa LKS, media dan sumber-sumber belajar lain direncanakan sesuai dengan kondisi internal siswa. Perancang kegiatan pembelajaran, dalam hal ini guru, berusaha agar proses belajar itu terjadi pada siswa yang belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hal ini sejalan dengan Kemp, bahwa pembelajaran merupakan proses yang kompleks, yang terdiri atas fungsi dan bagian-bagian yang saling 3 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Referensi, 2013, h. 9.