Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Eksperimen
45,5 52,5
59,5 66,5
73,5 87,5
80,5 5
7 9
2
10
8
6
4 3
1
Nilai Frekuensi
Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen 2.
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Kontrol
Hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional memiliki nilai terendah adalah 42 dan nilai tertinggi
adalah 75. Untuk lebih jelasnya, data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
Absolut Kumulatif
Relatif
42 – 47
8 8
22,22 48
– 53 6
14 16,67
54 – 59
9 23
25,00 60
– 65 5
28 13,89
66 – 71
5 33
13,89 72
– 77 3
36 8,33
Jumlah 36
100
Berdasarkan hasil perhitungan data pada Tabel 4.2, diperoleh nilai mean sebesar 56,83, median sebesar 56,17, dan modus sebesar 56,07. Perolehan
nilai mean, median, dan modus menunjukan bahwa mean median modus.
Berarti data memiliki kecenderungan mengumpul di bawah rata-rata dengan kemiringan sebesar 0,079 dan ketajaman sebesar 0,292. Sebaran dari kemampuan
berpikir kritis matematis pada kelas kontrol tidak terlalu besar, ditunjukkan dengan skor varians sebesar 92,46 dan skor simpangan baku sebesar 9,62.
Banyaknya siswa pada setiap interval kelas kontrol yang penulis teliti mengalami fluktuatif dengan frekuensi terendah pada interval nilai 72
– 77 sebanyak 8,33 yaitu 3 siswa. Sedangkan frekuensi tertinggi terdapat pada
interval nilai 54 – 59 sebanyak 25,00 yaitu 9 siswa. Data tersebut menunjukan
bahwa perolehan nilai pada setiap interval berfluktuatif. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis di bawah rata-rata sebanyak 19 orang atau
52,78 , sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis di atas rata-rata sebanyak 17 orang atau 47,22 . Secara visual penyebaran data
kemampuan berpikir kritis matematis kelas kontrol pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada histogram dan
poligon frekuensi berikut :
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian mengenai kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas
kontrol dapat terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen kelompok dengan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan kelas kontrol kelompok yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional, dapat dilihat pada tabel
berikut:
41,5 47,5
53,5 59,5
65,5 77,5
71,5 5
7 9
2
10
8
6
4 3
1
Nilai Frekuensi
Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa antara Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistika Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa N 34
36 Maksimum
87 75
Minimum 46
42 Rata-rata
63,41 56,83
Median Me 61,83
56,17 Modus Mo
60,50 56,07
Varians 121,58
92,46 Simpangan Baku
11,03 9,62
Kemiringan 0,264
0,079 Ketajaman
0,275 0,292
Tabel 4.3 di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelompok. Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelompok kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelompok tersebut terdapat pada kelompok
eksperimen dengan nilai 87, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 42. Artinya kemampuan berpikir kritis matematis perorangan
tertinggi terdapat di kelompok eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kritis matematis perorangan terendah terdapat di kelompok kontrol. Jika dilihat dari
sebaran data kedua kelompok terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki sebaran yang lebih heterogen karena memiliki nilai varian dan simpangan baku yang lebih
besar dari kelas kontrol. Berarti kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas eksperimen lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan
kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas kontrol lebih mengelompok dan cenderung sama.
Untuk tingkat kemiringan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol masing-masing sebesar 0,264 dan 0,079, karena nilai sk 0, maka kurva memiliki
ekor memanjang ke kanan atau miring ke kiri, artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol mengumpul di bawah rata-rata. Ketajamankurtosis sama-sama lebih besar dari 0,263 sehingga kurva yang terbentuk berbentuk leptokurtik.