Keterkaitan Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dengan

konseptual, metodologi, dan kriteria sebagai pertimbangan kontekstual. 39 Berpikir kritis merupakan aktivitas merumuskan solusi yang terbaik untuk masalah pribadi yang kompleks, berunding dengan kelompok tentang tindakan apa yang harus diambil, atau menganalisis asumsi dan kualitas metode yang digunakan secara ilmiah dalam menguji suatu hipotesis. Kecerdasan secara langsung berkorelasi dengan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, kita dapat menentukan pola, membuat hubungan, dan memecahkan masalah baru. Ketika kita meningkatkan keterampilan berpikir kritis, maka kita dapat meningkatkan kecerdasan yang membantu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan berpikir mendalam. Dengan demikian semua keterampilan ini berhubungan erat dengan tahap-tahap pembelajaran dengan model PBM. Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM erat kaitannya dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis. Model PBM lebih menekankan pada usaha penyelesaian masalah melalui kegiatan penyelidikan. Pada kegiatan penyelidikan tersebut, peserta didik tentunya membutuhkan kemampuan membuat penjelasan sederhana dengan merumuskan permasalahan ke dalam model matematika, kemampuan membangun keterampilan dasar dengan membuat alasan, dan kemampuan menarikmembuat kesimpulan dari hasil penyelidikan. Keterampilan-ketermpilan tersebut merupakan indikator kemampuan berpikir kritis.

4. Model Pembelajaran Konvensional

Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini sebenarnya sudah tidak layak lagi kita gunakan sepenuhnya dalam suatu proses pengajaran, dan perlu diubah. Tapi untuk mengubah pembelajaran ini tidak mudah bagi guru, karena guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan menggunakan model pembelajaran lainnya. Proses pembelajaran konvensional ditandai dengan pemaparan suatu konsep atau materi yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan 39 Wowo Sunaryo, op. cit., h. 19. pembelajaran matematika, pembelajaran ini hanya menekankan siswa untuk menghafal rumus-rumus tanpa mengetahui darimana rumus tersebut diperoleh. Sehingga penguasaan siswa terhadap konsep matematika hanya bersumber dari hafalan daripada pemahaman. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah ceramah. Metode mengajar yang lebih banyak digunakan guru dalam pembelajaran konvensional adalah pendekatan ekspositori. Pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori pusat kegiatan ada pada guru, guru sebagai pemberi informasi, komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa, menggunakan komunikasi satu arah. Oleh sebab itu pembelajaran siswa kurang optimal. “Pendekatan ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan kegiatan guru lainnya dalam pembelajaran ini.” 40 Langkah-langkah pembelajaran konvensional dengan pendekatan ekspositori yang akan peneliti terapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Persiapan, dalam tahap ini guru mempersiapkan bahan yang akan diajarkan secara rapi dan sistematis. 2 Apersepsi, dalam tahap ini guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dibahas, bisa dengan bertanya atau memberikan ulasan secara singkat. 3 Penyajian, dalam tahap ini guru memberikan penjelasan materi, bisa dengan ceramah atau menugaskan siswa membaca buku sumberbuku. 4 Evaluasi, dalam tahap ini guru memberikan Lembar Kerja Siswa LKS untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Kemudian pembahasan biasanya guru meminta perwakilan siswa menjawab dipapan tulis. Guru bersama siswa secara interaktif mengoreksi hasil tersebut. 40 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung:Alfabeta, 2010, Cet ke-8, h.63. 5 Memberikan umpan balikan feed back, pemberian umpan balik ada pada tahap akhir berupa refleksi dari keseluruhan pembelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan, antara lain: 1 Fatia Fatimah 2012 melakukan penelitian tentang kemampuan komunikasi matematis dan pemecahan masalah melalui Pembelajaran Berbasis Masalah PBM menyimpulkan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM lebih sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan kurang tepat untuk kemampuan komunikasi matematis. 41 2 Hasratuddin 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP melalui Pendekatan Matematika Realistik”, menyimpulkan bahwa banyak subjek pada kelas eksperimen dengan pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik adalah 135 orang, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran biasa adalah 130 orang. Rata-rata perolehan siswa pada pretes pada pembelajaran realistik adalah 0,88, sedangkan pada pembelajaran biasa adalah 1,02. Sedangkan rata- rata perolehan skor awal kemampuan berpikir kritis dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah 11,50, sedangakan pembelajaran biasa adalah 5,96. Sehingga rata-rata peningkatan yang diperoleh siswa pada pembelajaran melalui pendekatan matematika realistik adalah 10,62 dan pada pembelajaran biasa adalah 4,94. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan pembelajaran matematika realistik dengan pembelajaran biasa. Karena, peningkatan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang diberi perlakuan pembelajaran matematika realistik lebih besar dari pada siswa yang diberi perlakuan pembelajaran biasa, maka dapat dismpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik lebih baik 41 Fatia Fatimah, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Pemecahan Masalah melalui Problem Based Learning, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun16, Nomor1,2012.