Talak Sunni. Mahzhuz terlarang

30 Ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya talak, maka talak dibagi menjadi tiga macam. 29 Sebagai berikut:

a. Talak Sunni.

Talak sunni yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunnah, 30 dikatakan juga pada kitab fiqih lima mazhab bahwasanya talak sunni adalah talak yang didasarkan pada sunnah nabi, yaitu apabila seorang suami mentalak istrinya yang telah disetubuhi dengan talak satu pada saat suci, sebelum disetubuhi. Allah SWT berfirman: “thalak yang dapat dirujuk adalah dua kali, setelah itu, boleh rujuk kembali dengan cara yang baik atau menceraikan dengan cara yang baik.” Q.S. al baqoroh:229. Pada surat lain Allah juga berfirman: “Wahai Nabi, jika kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi ‘‘iddahnya yang wajar.” Al Thalaq:1 dikatakan talak sunni jika memenuhi empat syarat: 1 Istri yang ditalak sudah pernah digauli, bila talak dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah digauli, tidak termasuk talak sunni. 2 Istri dapat segera melakukan ‘iddah suci sesudah ditalak, yaitu dalam keadaan suci dari haid. Menurut ulama Syafi’iyah, perhitungan ‘iddah bagi wanita berhaid ialah tiga kali suci, bukan tiga kali haid. Talak terhadap istri yang telah lepas haid menopause atau belum pernah 29 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, Bogor, Kencana, 2003cet. Ke-1, h. 193. 30 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat,op. cit. h. 193. 31 haid, atau sedang hamil, atau talak karena suami meminta tebusan khulu’, atau ketika istri dalam haid, semuanya tidak termasuk talak sunni. 3 Talak itu dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik dipermulaan, dipertengahan maupun di akhir suci, kendati beberapa saat lalu datang haid. 4 Suami tidak pernah menggauli istri selama masa suci dari haid tetapi pernah digauli, tidak termasuk talak sunni. Para ulama dari kalangan sahabat rasulullah dan ulama lainnya juga menjalankan hadis ini sedangkan ulama yang lain berpendapat” jika si suami mentalak tiga, sedang istrinya dalam keadaan suci, maka yang demikian itu juga termasuk talak sunni”pendapat ini dikemukakan oleh imam Syafi’ dan Ahmad bin Hambal.

b. Talak Bid’i.