15
perkawinan, sedangkan menurut istilah talak adalah melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri
Sayyid Sabiq mendefinisikan talak adalah sebuah upaya untuk melepaskan ikatan perkawinan dan selajutnya mengakhiri hubungan perkawinan
itu sendiri.
7
Sedangkan dalam kitab Kifayat Al Akhyar yang menjelaskan talak sebagai sebuah nama untuk melepaskan ikatan nikah dan talak adalah lafad
jahiliah yang setelah islam datang menetapkan lafaz itu sebagai kata untuk melepaskan nikah. Dan dalil-dalil tentang talak itu berdasarkan al kitab, hadis,
ijma’ ahli agama dan ahli sunnah.
8
B. Perceraian Menurut Hukum Islam
Pada prinsipnya, kehidupan rumah tangga harus disadari oleh mawaddah, rahmah
dan cinta kasih. Yaitu bahwa suami istri harus memerankan peran masing-masing yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Disamping itu
harus juga diwujudkan keseragaman, keeratan, kelembutan saling pengertian satu dengan yang lain sehingga rumah tangga menjadi hal yang sangat menyenangkan,
penuh kebahagiaan kenikmatan dan melahirkan generasi yang baik yang merasakan kebahagian yang dirasakan oleh orang tua mereka.
9
7
Sayyid Sabiq, Fiqih Al Sunnah, Juz II, Beirut: Dar Al-Fikr, 1983, h. 206.
8
Taqiyuddin, Kifayaut Al Akhyar, Juz II, Bandung: Al Ma’arif, t.th. 84.
9
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, Jakarta: Dar At Tauji Wa An Nashr Al Islamiyyah, 14191999m, cet ke 1, h. 205.
16
Jika mata air cinta dan kasih sayang sudah kering dan tidak lagi memancarkan airnya, sehingga hati salah satu pihak atau keduanya suami dan
istri sudah tidak lagi merasa cinta kasih, lalu kedua-duanya sudah tidak saling
memperdulikan satu dengan yang lain serta sudah tidak menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing, sehingga yang tinggal hanyalah pertengkaran dan tipu
daya. Kemudian keduanya berusaha memperbaiki, namun tidak berhasil, begitu juga keluarganya telah berusaha melakukan perbaikan, namun tidak kunjung
berhasil pula, maka pada saat itu, talak adalah kata yang paling tepat seakan-akan ia merupakan setrika yang didalamnya terdapat obat penumbuh, namun ia
merupakan obat yang paling pahit diminum.
10
Seandainya islam tidak memberikan jalan menuju talak bagi suami istri dan tidak memperbolehkan mereka untuk bercerai pada saat yang sangat kritis,
niscaya hal itu akan membahayakan bagi pasangan tersebut. Mereka akan merasakan kehidupan rumah tangga mereka seperti neraka dan penjara yang
berisi siksaan dan penderitaan. Dan hal itu pasti akan berakibat buruk terhadap anak-anak dan bahkan mempengaruhi kehidupan mereka, karena jika pasangan
suami istri mengalami kegoncangan, maka anak-anak mereka pun pasti menderita dan menjadi korban. Dari mereka itu akan lahir masyarakat yang dipenuhi dengan
kedengkian, irihati, kezhaliman, hidup berfoya-foya dan berbuat hal yang negatif sebagai bentuk pelampiasan dan pelarian diri dari kenyatan hidup yang mereka
alami. Bagi mereka, rumah itu tidak lain hanyalah seperti penjara yang
10
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, op. cit., h.205.
17
menjengkelkan dan menyebalkan, yang menyebabkan seluruh penghuninya lari menjauh agar tidak terperangkap kedalam kebencian, adu domba, keserakahan
dan kesedihan.
11
Yang dimaksud dengan talak adalah memutuskan tali perkawinan. Talak ini merupakan sesuatu yang disyariatkan. Dan yang menjadi dasarnya Al Quran
dan hadis serta ijma para ulama. Di dalam Al Quran talak secara tegas dinyatakan dalam surat Al Baqarah: 229.
☺ ☺
☺
ةﺮﻘ ﻟا :
229
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: Haidh itu
adalah suatu kotoran. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri
.Q.S. Al Baqoroh:229 Imamiyah mengatakan: talak dianggap tidak jatuh sah kecuali dengan
menggunakan redaksi khusus, yaitu anti thaliq
ﻖ ﺎ ﺖ ا
engkau adalah orang yang diceraikan, fulanah thaliq menyebut nama istrinya ,
ﻖ ﺎ ﺔ ﻼﻓ
fulanah
11
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, op. cit., h.206.
18
Penyusun kitab Al Jawahir, mengutip Al Kafi, mengatakan bahwa, talak dipandang tidak ada kecuali seperti terdapat pada riwayat Bakir Bin A’yan, yaitu
seorang suami mengatakan kepada istrinya yang berada dalam keadaan suci dan tidak dia campuri menjelang talak, anti thaliq, dan ucapannya itu disaksikan dua
orang saksi laki-laki yang adil. Apa yang tidak seperti itu dianggap kosong
belaka. Kemudian, dengan menukil Al Inthisar, penyusun kitab Al Jawahir menyatakan adanya kesepakatan para ulama mazhab imamiyah tentang hal itu.
13
Dengan demikian, maka Imamiyah amat membatasi ruang lingkup talak dalam batas yang amat sempit, dan secara ketat memberlakukan ketentuan-
12
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2007, cet, ke. 20, h. 446.
13
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, op. cit., h.447.
19
ketentuan yang sulit, baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan yang dicerai, terhadap redaksi dan saksi-saksinya. Semuanya itu dilakukan lantaran perkawinan
merupakan ikatan, kasih sayang, dan perjanjian kuat yang datang dari Allah SWT. Allah berfirman dalam surat An Nisa: 21.
⌧
⌧
ءﺎﺴﻨﻟا :
21
Artinya: “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul
bercampur dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka isteri-isterimu telah mengambil dari kamu Perjanjian
yang kuat.” Q.S. An Nisa :21
Kendati demikian, mazhab-mazhab lain membolehkan talak dengan menggunakan redaksi apapun, asal terkandung maksud talak, dalam bentuk
tulisan atau pun lisan. Secara tegas atau hanya berupa kiyasan, misalnya mengucapkan, sekarang engkau menjadi haram bagi ku, engkau putus dan tidak
ada hubungan lagi dengan ku, pergilah dan kawinlah dengan laki-laki lain, sekarang ikatan dirimu berada pada orang lain, pulanglah kerumah orang tuamu,
dan lainsebagainya. Mereka juga menperbolehkan adanya talak mutlak dan mukhayad terkait oleh sesuatu, misalnya dengan mengatakan: kalau engkau
keluar rumah, berarti engkau cerai. Bila aku berbuat demikian, maka engkau cerai, bila dia berbicara dengan ayah mu, engakau cerai, tiap orang yang
20
kukawini, cerai, yang dengan sendirinya setelah ia melangsungkan akad nikah, maka jatuhlah talak, dan lain sebagainya, yang tidak dapat dikemukakan disini.
14
Mazhab-mazhab tersebut juga menyatakan sahnya talak yang dilimpahkan kepada si istri atau orang lain, seperti halnya pula mereka membolehkan
penjatuhan talak tiga dengan satu kali ucapan engkau ku talak tiga. Para ulama mazhab-mazhab tersebut mengemukakan pembahasan panjang lebar dalam
lembaran-lembaran kitab mereka yang isinya tak lebih hanyalah penghancuran terhadap esensi rumah tangga, serta menyerahkannya ketangan iblis.
15
Para Ulama Mazhab Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah dan Ismailiyah mengatakan bahwa, talak tidak dianggap jatuh bila tidak disertai saksi laki-laki
yang adil, berdasarkan firman Allah tentang masalah talak dalam surat Al Talak
16
Seperti halnya dengan ketetapan yang diberikan oleh imamiyah dalam persoalan suami istri yang terlibat dalam talak dan redaksinya, mazhab ini pun
bersikap amat ketat dalam persoalan persaksian talak. Para ulama mazhab imamiyah menetapkan bahwa, kalau semua persyaratan itu telah terpenuhi, tapi
ketika talak tersebut dijatuhkan tidak ada dua orang saksi laki-laki yang adil yang mendengarnya, maka talak tersebut diyatakan tidak jatuh. Tidak dipandang cukup
14
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, op. cit., h.448.
15
Penulis kitab ta’sis al najhar mengutip pendapat imam malik yang mengatakan bahwa, kalau seandainya seorang laki-laki telah bermaksud “azam”menalak istrinya, maka talak tersebut
dinyatakan telah jatuh dengan semata-mata maksud tersebut, sekalipun ia tidak mengucapkannya lihat ta’sis al nazhar, h. 49.
16
Muhammad Jawad Mughniyah “Fiqih Lima Mazhab” op. cit., h.449.
21
ada nya satu orang saksi saja, sungguhpun saksi tersebut seorang yang sangat dipercayai atau bahkan ma’sum.
C. Perceraian Menurut Hukum Positif