Kekerasan fisik Kekerasan psikologis emosional Kekerasan seksual Kekerasan ekonomi

57 kekerasan dalam rumah tangga bisa siapa saja, suami, istri, anak, anggota keluarga lainya atau siapapun yang tinggal dalam rumah tangga, akan tetapi yang sering jadi korban kekerasan dalam rumah tangga pada saat ini adalah kaum perempuan atau istri dan anak. 24 Menurut undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 empat macam yaitu:

1. Kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk kedalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut menjambak, menendang, menyundut dengan rokok, memukul melukai dengan sengaja dan lain sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti biru-biru, muka lebam, gigi patah atau luka lainnya.

2. Kekerasan psikologis emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan penderitaan psikis pada seseorang. Prilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir 24 Ridwan, Kekerasan Berbasis Gender, Purwekerto, Fajar Pustaka, 2006, op cit. hal. 81. 58 istri dari dunia luar, mengancam atau menakuti-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.

3. Kekerasan seksual

Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian menjauhkan istri dari kebutuhan batinnya, memaksa hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.

4. Kekerasan ekonomi

Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan memberikan uang istri. Lebih dari itu, kekerasan atau kejahatan sendiri dipicu oleh dua hal. Pertama , faktor individual. Yaitu tidak ada ketakwaan pada individu-individu, lemahnya pemahaman terhadap relasi suami istri dalam rumah tangga, dan karakteristik individu yang temperamental adalah pemicu dari seseorang untuk melanggar hukum syara’ termasuk melakukan tidakan KDRT. Kedua, faktor sistemik, yaitu kekerasan yang terjadi saat ini sudah menggejala menjadi penyakit sosial di masyarakat, baik di lingkungan domestik maupun publik. Kekerasan yang terjadi bersifat structural yang disebabkan oleh berlakunya sistem yang tidak menjamin kesejahteraan masyarakat, yang 59 mengakibatkan nilai-nilai ruhiyah dan menafikan perlindungan atas eksistensi manusia.

D. Pandangan Hukum Islam Terhadap Kekerasan Dalam Rumah tangga