Pandangan Hukum Positif Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga

65 menceraikannya sebab, bisa jadi pada perkara yang tidak disukai, terdapat sisi kebaikan. Jika masing- masing baik suami maupun istri menyadari perannya dan melaksanakan hak dan kewajiban sesui syarat islam, kekerasan dalam rumah tangga KDRT dapat terhindarkan karena rumah tangga dibagun dengan pondasi syarat islam dikemudikan dengan kasih saying dan diarahkan oleh peta iman.

E. Pandangan Hukum Positif Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kasus-kasus kekersan dengan korban perempuan terjadi hampir setiap hari dibarbagai belahan dunia, baik secara individual maupun secara terintegrasi dalam peristiwa social polotik dalam sekala besar, seperti konplik bersenjata atau kerusuhan sosial. Oleh karena itu, berbicara mengenai kekerasan terhadap perempuan anakan menyangkut permasalahan yang sangat luas baik karena bentuknya kekerasan fisik, non fisik atau verbal dan kekerasan seksual tempat kejadiannya di dalam rumah tangga dan di tempat umum, jenisnya penganianyaan, pemerkosaan, pembunuhan atau kombinasi dari ketiganya, maupun pelaku yang memiliki hubungan dekat atau pun orang asing. 28 Kekerasan terhadap perempuan merupakan tindak penistaan dan pengebirian harkat manusia, dapat terjadi di semua tingkat kehidupan, baik ditinkat pendidikan, ekonomi, budanya, agama, maupun suku bangsa. Hal ini 28 Htlpmeetabied. Word press.com20091225 Perspektif Hukum Terhadap Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Upanya Pencegahannya 66 karean pada dasarnya kekersana terjadi akibat paham dunia yang masih didominasi oleh laki-laki. 29 Oleh karena itu untuk mengatasi masalah kekersan dalam rumah tangga khususnya pada kaum perempuan dilingkungan rumah tangga, perlu tindakan bersama antara semua pihak, dari masyarakat sampai aparat. Akan tetapi suatu prilaku kongkrit belum akan muncul apabila belum ada perubahan sikap maupun persepsi mengenai kekerasan dalam rumah tangga itu sendiri. Hukum positif sebagai mana dituangkan dalam undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekersan dalam rumah tangga dimana didalamnya termuat solusi dan upanya yang dilakukan oleh pemerintah melui perundang-undangan guna menghapus terjadinya kekerasan dalam rumah tangga antara lain. 1. Tujuan penghapusan kekerasan dalam runah tangga termuat dalam pasal 4 Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujauan: a. mencegah segala bentuk kekersan dalam rumah tangga b. melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga c. mennindak pelaku kekersan dalam rumah tangga dan d. memelihara keutuhan rumah tangga 2. Memenuhi hak-hak korban kekerasan dalam rumah tangga termuat dalam pasal 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.yang mana setiap pasal itu berbunyai: 30 29 Ibid. 30 Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nomor 23 Tahun 2004 67 Dalam Pasal 10 31 Korban Berhak Mendapatkan 1. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga social, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan 2. Pelanyanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis 3. Penanganan secara khusus berkaitan dengan perahasian korban 4. Pendamping oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tinggat proses pemeringkasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang dan 5. Pelayanan binbingan rohani Dan dalam Pasal 11 pemerintahan bertanggung jawab dalam upanya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Dan Pasal 12 Ayat 1 untuk melak sanakan ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 11 pemerintahan 1. Merumuskan kewajiban tetangga penghapusan kekersan dalam rumah tangga dan 2. Menyelenggarakan komunikasi informasi dan edukasi tentang kekersan dalam rumah tangga 3. Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi tentang kekerasan dalam rumah tangga dan 4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitive gender dan isu kekerasan dalam rumah tangga serta menetapkan setandar dan akreditasi pelayanan yang sensitif 31 Ibid. 68 Ayat 2 ketentuan sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh mentri sedangkan dalam Ayat 3 mentri dapat melakukan kordinasi dengan instansi terkait dalam melaksanakan ketentuan sebagai dimaksud pada ayat 2. Dan dalam Pasal 13 Untuk penyelenggaraan pelanyanan terhadap korban pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan pungsi dan tugas masing- masing dapat melakukan upaya 32 1. Penyediaan ruang pelayanan khusus di kantor kepolisian 2. Penyediaan aparat tenaga kesehatan pekerja social dan pembingbing rhani 3. Pembuatan dan pengembangan system dan mekanisme kerja sama program pelayanan yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh korban dan 4. Memberikan perlindungan bagi pendamping saksi keluarga dan teman korban Namun dalam Pasal 14 menjelaskan “untuk menyenggarakan upaya sebagai mana dimaksud dalam pasal 13 pemerintahan dan pemerintah daerah sesuai dengan pungsi dan tugas masing-masing dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat atau lembaga sosial lain”. Dan dalam Pasal 15 Setiap orang yang melihat, mendengar, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuan untuk: 1. Mencegah berlangsungnya tindak pidana 2. Memberikan perlindungan kepada korban 3. Memberikan pertolongan darurat 4. Membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan 32 Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nomor 23 Tahun 2004

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PERADILAN AGAMA DEPOK

A. Prosedur Penyelesaian Perkara Cerai Dan Data Cerai Di Pengadilan Agama

Depok Perkara cerai gugat adalah perkara perceraian dimana pihak yang mengajukan atau pihak yang menghendaki perceraian adalah pihak istri, adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh pemohon dalam perkara ini sebgai berikut: 1. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama pasal 118 HIR jo pasal 73 undang-undang nomor: 7 tahun 1989 yang direvisi dengan undang-undang nomor: 3 tahun 2006 2. Gugatan tersebut diajukan kepada pengadilan agama: a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat b. Bila penggugat meninggalkan tempat kediaman bersama tampa izin penggugat, maka gugatan harus diajukan kepada pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugarpasal 73 ayat 1 undang-undang nomor: 7 tahun 1989 jo. Pasal 32 ayat 2 undang-undang nomor: 1 tahun 1974 c. Bila penggugat berkediaman diluar negri, maka gugatan diajukan kepada pengadilan agama yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat pasal 73 ayat 2 undang-undang nomot: 7 tahun 1989 68