Analisis Pengukuran Waktu Analisis

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu dilakukan terhadap 15 elemen kegiatan perakitan produk stopcontact, yang dikerjakan oleh 5 orang operator yang terbagi ke dalam 2 stasiun kerja. Waktu yang diukur adalah waktu dari operator yang bekerja secara normal Rf=0. Untuk stasiun kerja I operator normal adalah operator 1 dan untuk stasiun kerja II operator normal adalah operator 2. Dari kedua operator tersebut diambil data waktu perakitan sehingga diperoleh waktu standar untuk merakit setiap unit stopcontact 754 dari desain produk awal adalah 15,522 menitunit. Dari waktu standar tersebut dapat dihitung output standar produk 51 stopcontact 754 per hari adalah 27 unit stopcontact 754. Kondisi seperti ini disebabkan oleh masih adanya komponen yang sebenarnya tidak diperlukan sehingga menghasilkan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah seperti yang ditemukan pada proses perakitan yang mempengaruhi waktu perakitan. 52 51 Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Prima Printing. p. 206 Ada beberapa sumber pemborosan waktu atau kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah pada proses perakitan stopcontact 754 antara lain adalah mengubah posisi benda, penggunaan fastener dan mengarahkan fastener ke lubang insertion, penundaan pada subassembly yang telah dirakit. Jika hal tersebut 52 G. Lucchetta dan P.F. Bariani. 2005. Integrated Design Analysis for Product Simplification W.A Knight 21 Universitas Sumatera Utara dapat diminimalisasi maka akan dapat memberikan dampak positif dari segi pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk perakitan setiap unit komponen.

6.2. Analisis

Assembly Process Chart Pada peta proses perakitan awal dapat diketahui ada 15 elemen kegiatan dalam proses perakitan stopcontact yang terdiri dari proses operasi dan inspeksi dengan waktu perakitan 15,522 menit. Melalui analisis dengan menggunakan metode 5W dan 1H yaitu what, who, where, when, why dan how 53 yang dikaitkan dengan aspek ergonomi operator dalam perakitan, didapatkan ada beberapa sumber pemborosan yang ditemukan pada metode kerja aktual. Adapun sumber pemborosan tersebut antara lain adalah mengubah posisi benda, penggunaan fastener dan mengarahkan fastener ke lubang insertion serta penundaan pada subassembly yang telah. Kondisi ini akan memberikan dampak yang negatif bagi perusahaan dari segi waktu perakitan, biaya perakitan dan tenaga yang dikeluarkan oleh operator. 54 Sehingga perlu dilakukan suatu pebaikan berupa membuat urutan pengerjaan yang standar dalam pengerjaan perakitan stopcontact 754 yang disajikan dalam peta proses perakitan usulan. Pada peta proses perakitan usulan terdapat 14 elemen kegiatan yang terdiri dari proses operasi dan inspeksi dengan waktu perakitan selama 12,484 menit. Adapun urutan perakitan usulan dapat dilihat pada Tabel 6.1. 53 Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. 7 th edition. New York: John Wiley Sons 54 Boothroyd, G., Dewhurst, P. dan Knight, W. 2002. “Product Design for Manufacture and Assembly” 2nd Edition. New York: Marcel Dekker Universitas Sumatera Utara Tabel 6.1. Urutan Proses Perakitan Produk Syopcontact 754 Usulan No Elemen Elemen Kegiatan Waktu Menit 1 Dirakit kaleng fixture 7540 dan 7545 menggunakan paku keling 4404 dengan hand press menjadi rangkaian fixture steker 1,052 2 Dirakit lempeng tembaga 7541 dan 7542 menggunakan paku keling 4404 dengan hand press menjadi rangkaian lempeng tembaga 1,023 3 Dirakit rangkaian fixture steker pada body atas 754-A secara manual 0,336 4 Dirakit rangkaian lempeng tembaga pada body atas 754-A secara manual 0,460 5 Dirakit lempeng tembaga 7543 pada body atas 754-A secara manual 0,167 6 Dirakit kawat tembaga 7546 pada body atas secara manual 0,421 7 Dirakit kawat tembaga 7547 pada body atas secara manual 0,385 8 Dirakit kawat tembaga 7548 pada body atas secara manual 0,514 9 Disolder kawat tembaga 7546, 7547 dan 7548 pada lempeng tembaga dan lempeng 7543 secara manual 2,624 10 Disolder kabel hijau dan biru pada saklar dan body atas secara manual 2,291 11 Dirakit saklar 814 pada body atas 754-A secara manual 0,243 12 Disolder kabel steker ke saklar dan lempeng 7543 secara manual 2,434 13 Diinspeksi dengan menggunakan VOA meter 0,434 14 Merakit body atas 754-A dan body bawah 754-B secara manual 0,100 Total 12,484 Hal ini berarti bahwa setelah dilakukan perbaikan terhadap desain produk dan metode kerja operator, maka dapat diketahui untuk merakit setiap unit produk stopcontact 754 dapat menghemat waktu selama 3,038 menit jika dibandingkan dengan desain dan metode kerja yang lama. Adapun perbandingan dari urutan proses perakitan stopkontak awal dengan usulan dapat dilihat pada Tabel 6.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Perbandingan APC Awal dan Usulan No Keterangan APC Awal APC Usulan 1 Operasi 7 7 2 Inspeksi 1 1 3 Inspeksi dan Operasi 8 6 4 Transportasi 3 3 5 Storage 1 1 6 Total Waktu 15,522 menit 12,484 menit Berdasarkan pada Tabel 6.2. di atas dapat diketahui bahwa urutan perakitan desain usulan lebih baik jika dibandingkan dengan urutan perkitan desain awal, dilihat dari jumlah inspeksi dan operasi serta total waktu perakitan yang dibutuhkan. 6.3.Analisis Perbaikan Rancangan dengan Metode DFMA Menerapkan metode DFMA pada perbaikan terhadap suatu desain, yang menjadi perhatian adalah pada penggunaan baut untuk menyatukan antara dua komponen atau lebih. Sementara itu semua penggunaan fastener secara mekanis dengan menggunakan sekrup baut sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga, sekrup yang digunakan dapat diganti dengan konsep snap fit. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jumlah komponen dan meminimalkan waktu perakitan. 55 55 Afzan. 2010. Product Design Improvement Through Design for Manufacturing and Assembly and Theory of Inventive Problem Solving. Malaysia: UTM. Design For Manufacturing and Assembly DFMA pada perbaikan desain stopcontact 754, ditemukan bahwa desain sebelumnya masih memiliki beberapa kelemahan. Hal ini dikarenakan masih adanya komponen yang sebenarnya tidak Universitas Sumatera Utara diperlukan seperti baut 3323-A dan 3323-AP, lempeng tembaga 7544 serta lempeng tembaga 7545 sehingga menghasilkan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk namun dapat memperpanjang urutan perakitan yang berpengaruh terhadap waktu perakitan. 56 Pada desain awal stopcontact 754 terdapat 47 unit komponen penysusun produk yang membutuhkan waktu 15,522 menit untuk menyelesaikan setiap unit produk. Setelah dilakukan perbaikan terhadap desain stopcontact 754 dengan menggunakan metode DFMA melalui proses perbaikan, kombinasi dan eliminasi dari komponen penyusun produk stopcontact 754, maka produk tersebut mengalami peningkatan dari segi waktu perakitan yaitu 12,484 menit untuk setiap unitnya yang terdiri dari 35 unit komponen, peningkatan pada effisiensi desain dan jumlah produk standar yang dihasilkan adalah 33,64 unit. Namun untuk dapat mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan DFMA masih terbilang sulit. Hal ini dikarenakan sulit untuk menentukan dimana dan bagaimana memulai perbaikan rancangannya. 57

6.4. TRIZ

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar dan Kualitas Air Sungai dengan Keluhan Kesehatan Diare Pada Pengguna Air Sungai Di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2012

3 46 106

Hubungan Higiene Pengguna Air Sungai Deli Dengan Keluhan Kesehatan Kulit dan Gambaran Tindakan Pencemaran Sungai di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2013

0 39 86

Analisis Kualitas Air Sungai Dan Perilaku Pengguna Serta Kaitanya Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Masyarakat Sekitar Sungai Babura Kecamatan Medan Baru Tahun 2012

14 76 108

Hubungan Kualitas dan Penggunaan air Sungai Belumai dengan Keluhan Kesehatan pada Pengguna Air di Kecamatan Tanjung Morawa

7 58 116

PENGARUH PEMANFAATAN AIR SUNGAI SIAK TERHADAP PENYAKIT DIARE DAN PENYAKIT KULIT PADA MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI SIAK (KASUS DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU) ipi31840

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

0 0 10

Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

1 1 22

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA MASYARAKAT PENGGUNA AIR SUNGAI SIAK DI PELABUHAN SUNGAI DUKU KELURAHAN TANJUNG RHU KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan

1 0 14

Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar dan Kualitas Air Sungai dengan Keluhan Kesehatan Diare Pada Pengguna Air Sungai Di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2012

0 0 14