Penentuan Spesific Problem TRIZ

3323-AP. Rancangan stopcontact tersebut memiliki beberapa kontradiksi, dimana jika diperbaiki akan dapat menimbulkan masalah lain atau dapat menjadi lebih buruk ketika masalah tersebut diselesaikan sehingga harus dianalisis agar masalah yang ada dapat diatasi. Kontradiksi tersebut diselesaikan dengan menggunakan metode Theory of Inventive Problem Solving TRIZ. 58 Adapun tahapan penyelesaian masalah dengan Metode TRIZ ini adalah sebagai berikut:

6.4.1. Penentuan Spesific Problem

59 Spesific Problem merupakan dasar permasalahan spesifik yang terjadi. Terdapat 4 komponen yang dirancang dengan menggunakan metode DFMA, dimana pada desain awalnya dapat mempengaruhi proses perakitan sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih panjang. Pada spesific problem ini dibedakan atas 2 bagian yaitu improving parameters dan worsening parameters. Improving parameters merupakan suatu respon yang ingin diperbaiki namun dapat menimbulkan masalah lain. Worsening parameters merupakan suatu respon yang dapat menjadi lebih buruk ketika masalah tersebut diselesaikan. Adapun Ke 4 kontradiksi yang menjadi spesific problem tersebut ialah:

1. Kontradiksi 1

Komponen body atas 754-A menggunakan fastener pengencangan 3323-AP dan 3323-A untuk menggabungkan atau mengikat komponen 7543 dan 58 Zainaf, Sharifah. 2010. Integration of Design for Manufacturing and Assembly and Theory of Inventive Problem Solving for Design Improvement. Malaysia: UTM. p. 94 59 Afzan. 2010. Product Design Improvement Through Design for Manufacturing and Assembly and Theory of Inventive Problem Solving. Malaysia: UTM. p. 83 Universitas Sumatera Utara komponen body bawah 754-B. Proses penggabungan dan pengencangan adalah proses yang menekankan pada interaksi untuk menyatukan komponen pada titik temu mereka. Faktor pengencangan dalam desain berpengaruh signifikan pada waktu perakitan. 60

2. Kontradiksi 2

Pada desain perbaikan penggunaan fastener dihilangkan sehingga dapat mengurangi waktu perakitan. Namun perancangan ulang pada komponen body atas 754-A akan mengurangi kemudahan dalam proses manufaktur karena ada perubahan bentuk pada komponen body atas 754-A. Komponen body atas 754-B membutuhkan fastener pengencangan 3323-AP yang digunakan untuk dapat mengikat pada komponen body atas 754-A. Pada proses pengencangan yang dilakukan diawali dengan insertion secara manual sehingga mempersulit proses perakitan karena dipengaruhi oleh alignment dan positioning selama perakitan dan kedalaman insertion. 61

3. Kontradiksi 3

Namun perubahan pada interlock atau pengencangan dapat memungkinkan akan mengurangi ketahanan atau keandalan dari produk stopcontact. Penggabungan atau kombinasi komponen 7544 dengan 7545. Dengan adanya kedua komponen tersebut maka akan memperpanjang proses perakitan. Komponen tersebut dapat memperlama proses penanganan karena akan memerlukan kedua tangan dalam perakitannya. 62 60 Eggert, Rudolph J. 2005. Engineering Design. Amerika : Pearson Prentice Hall. p. 159 Namun perubahan pada 61 Boothroyd, G., Dewhurst, P. dan Knight, W. 2002. “Product Design for Manufacture and Assembly” 2nd Edition. New York: Marcel Dekker. 62 Ibid Universitas Sumatera Utara bentuk dan ukuran komponen kaleng fixture 7545, akan mengurangi dynamicity dari produk stopcontact 754.

4. Kontradiksi 4

Komponen fastener 3323-A dan fastener 3323-AP adalah komponen yang dapat memperlama proses penanganan, karena akan memerlukan banyak proses, mulai dari penggabungan, insertion dan proses pengencangan. 63 Namun eliminasi terhadap komponen baut 3323-A dan 3323-AP akan mengurangi kekuatan interlock atau pengencangan komponen lempeng tembaga 7543, body atas 754-A dan body bawah 754-B.

6.4.2. Penentuan General Problem

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar dan Kualitas Air Sungai dengan Keluhan Kesehatan Diare Pada Pengguna Air Sungai Di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2012

3 46 106

Hubungan Higiene Pengguna Air Sungai Deli Dengan Keluhan Kesehatan Kulit dan Gambaran Tindakan Pencemaran Sungai di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2013

0 39 86

Analisis Kualitas Air Sungai Dan Perilaku Pengguna Serta Kaitanya Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Masyarakat Sekitar Sungai Babura Kecamatan Medan Baru Tahun 2012

14 76 108

Hubungan Kualitas dan Penggunaan air Sungai Belumai dengan Keluhan Kesehatan pada Pengguna Air di Kecamatan Tanjung Morawa

7 58 116

PENGARUH PEMANFAATAN AIR SUNGAI SIAK TERHADAP PENYAKIT DIARE DAN PENYAKIT KULIT PADA MASYARAKAT PINGGIRAN SUNGAI SIAK (KASUS DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR PEKANBARU) ipi31840

0 0 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

0 0 10

Analisis Kualitas Air Dan Keluhan Gangguan Kulit Pada Masyarakat Pengguna Air Sungai Siak Di Pelabuhan Sungai Duku Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru Tahun 2012

1 1 22

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA MASYARAKAT PENGGUNA AIR SUNGAI SIAK DI PELABUHAN SUNGAI DUKU KELURAHAN TANJUNG RHU KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjan

1 0 14

Hubungan Kondisi Sanitasi Dasar dan Kualitas Air Sungai dengan Keluhan Kesehatan Diare Pada Pengguna Air Sungai Di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2012

0 0 14