5.16. Effisiensi Desain Setelah Tahap DFMA No
Design Eff. Design
Jumlah Produk yang Dihasilkan
1 Desain Awal Original Design
15,139 27 Unit
2 Desain Perbaikan DFMA
18,82 33,64 Unit
Berdasarkan pada Tabel 5.16. di atas diketahui bahwa jumlah produk yang dapat dirakit pada desain awal adalah 27 unithari dan desain produk hasil
rancangan adalah 33,64 unithari. Hal ini berarti bahwa desain produk hasil rancangan mengalami peningkatan sebesar 6,64 unithari.
5.2.4. Rancangan Akhir Produk DFMA
Dengan menerapkan DFMA pada perbaikan terhadap desain, yang menjadi perhatian adalah pada penggunaan baut untuk menyatukan antara dua
komponen atau lebih. Sementara itu semua penggunaan fastener secara mekanis dengan menggunakan sekrup baut tidak diperlukan. Jadi, sekrup dapat diganti
dengan konsep snap fit. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jumlah
komponen dan meminimalkan waktu perakitan.
49
Jenis snap-fit penambat yang digunakan adalah berbentuk lug dan track. Lug adalah bagian fitur Snap-fit
dengan bentuk huruf L yang merupakan salah satu penambat yang paling umum dan ada banyak variasi dari bentuk lug, salah satu modifikasi yang berguna dari
lug adalah track yang terbentuk ketika dua lugs berhadapan satu sama lain.
50
49
Afzan. 2010. Product Design Improvement Through Design for Manufacturing and Assembly and Theory of Inventive Problem Solving. Malaysia: UTM.
50
Bonenberger, Paul. R. 2005. The First Snap-Fit Handbook. 2
nd
edition. USA: Hanser Publisher. p. 50
Universitas Sumatera Utara
Konsep snap-fit digunakan untuk menggantikan baut 3323-A dan baut 3323-AP yang pada desain awalnya digunakan sebagai pengikat komponen body 754-A,
754-B dan lempeng tembaga 7543. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.13. Pada rancangan akhir produk stopcontact dengan menggunakan
metode Design for Manufacturing and Assembly DFMA, ada beberapa komponen yang dikembangkan ataupun diperbaiki, dikombinasi dan dieliminasi
antara lain adalah:
1. Komponen body atas 754-A
Pada konsep desain awal produk stopcontact 754, komponen body atas 754-A menggunakan fastener untuk mengikat komponen body bawah 754-B dan
lempeng tembaga 7543. untuk desain baru dari komponen tersebut ada perubahan berupa penggantian penggunaan baut menjadi snap fit. Tujuannya
adalah untuk mempermudah pada saat perakitan dan dapat mengurangi waktu perakitan. Adapun gambar hasil rancangan dari komponen body atas 754-A
dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6. Hasil Rancangan Pengembangan Body Atas 754-A
Tampak 3 Dimensi
Tampak Belakang Tampak Depan
Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen body bawah 754-B
Pada konsep desain awal komponen body bawah 754-B menggunakan 5 unit fastener untuk mengikat komponen body atas 754-A. untuk desain baru dari
komponen tersebut ada perubahan berupa penggantian penggunaan baut menjadi snap fit. Tujuannya adalah untuk mempermudah pada saat perakitan
dan dapat mengurangi waktu perakitan. Adapun gambar hasil rancangan dari komponen body atas 754-A dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Hasil Rancangan Pengembangan Body Bawah 754- B
Tampak 3 Dimensi
Tampak Belakang Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
3. Kombinasi Komponen Kaleng Fixture 7544 dan 7545
Pada konsep desain awal, jumlah komponen tersebut digunakan sebanyak 6 unit. Kamudian dilakukan perbaikan terhadap rancangan komponen kaleng
fixture 7544 dan 7545 dengan cara mengkombinasikan antara kedua komponen tersebut, sehingga dapat mengurangi jumlah serta variasi dari
komponen yang akan dirakit yang bertujuan agar dapat mempermudah operator pada saat perakitan. Adapun gambar hasil rancangan dari kombinasi
komponen kaleng fixture 7544 dan 7545 dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Hasil Rancangan Kombinasi Kaleng Fixture 7544 dan 7545
Tampak 3 Dimensi
Tampak Belakang Tampak Depan
Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
4. Komponen Baut 3323-A dan 3323-AP
Pada konsep awal desain, komponen baut 3323-A dan baut 3323-AP digunakan untuk mengikat body atas 754-A dan body bawah 754-B serta
lempeng tembaga 7543. Namun, penggunaan fastener pada proses perakitan memerlukan banyak waktu. Dan pada konsep desain usulan komponen baut
3323-A dan baut 3323-AP akan dieliminasi dan kemudian akan digantikan dengan menggunakan fitur penambat snap-fit berbentuk pin. Adapun gambar
hasil rancangan dari pengganti baut 3323-AP dan 3323-A dapat dilihat pada
Gambar 5.9. dan Gambar 5.10.
Gambar 5.9. Hasil Rancangan Pengganti Komponen 3323-AP
Tampak 3 Dimensi
Tampak Belakang Tampak Depan
Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10. Hasil Rancangan Pengganti Komponen 3323-A
Tampak Belakang Tampak Depan
Tampak 3 Dimensi
Tampak Samping
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pada perbaikan terhadap komponen-komponen penyusun produk stopcontcat seperti yang telah diuraikan. Dengan demikian hasil akhir
rancangan perbaikan produk stopcontact dengan menggunakan metode DFMA dapat dilihat pada Gambar 5.11. dan Gambar 5.12.
Bagian dalam produk stopcontact
Bagian luar produk stopcontact
Gambar 5.11. Rancangan Akhir Produk Stopcontact
Universitas Sumatera Utara
Tampak Belakang Tampak Depan
Tampak 3 Dimensi
Tampak Samping
Gambar 5.12. Pandangan 2D Rancangan Produk Akhir
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu dilakukan terhadap 15 elemen kegiatan perakitan produk stopcontact, yang dikerjakan oleh 5 orang operator yang terbagi ke dalam
2 stasiun kerja. Waktu yang diukur adalah waktu dari operator yang bekerja secara normal Rf=0. Untuk stasiun kerja I operator normal adalah operator 1 dan
untuk stasiun kerja II operator normal adalah operator 2. Dari kedua operator tersebut diambil data waktu perakitan sehingga diperoleh waktu standar untuk
merakit setiap unit stopcontact 754 dari desain produk awal adalah 15,522 menitunit. Dari waktu standar tersebut dapat dihitung output standar produk
51
stopcontact 754 per hari adalah 27 unit stopcontact 754. Kondisi seperti ini disebabkan oleh masih adanya komponen yang sebenarnya tidak diperlukan
sehingga menghasilkan kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah seperti yang ditemukan pada proses perakitan yang mempengaruhi waktu
perakitan.
52
51
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Prima Printing. p. 206
Ada beberapa sumber pemborosan waktu atau kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah pada proses perakitan stopcontact 754 antara lain adalah
mengubah posisi benda, penggunaan fastener dan mengarahkan fastener ke lubang insertion, penundaan pada subassembly yang telah dirakit. Jika hal tersebut
52
G. Lucchetta dan P.F. Bariani. 2005. Integrated Design Analysis for Product Simplification W.A Knight 21
Universitas Sumatera Utara