21
berbagai sumber daya. Biaya, jarak, sarana transportasi yang ada dan waktu pemakaian sarana kesehatan juga merupakan bagian dari faktor – faktor pendukung.
2.1.2.1. Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo 2007, sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdiri dari rumah sakit, puskesmas, pustu, poliklinik, posyandu, polindes, praktek
dokterbidan swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya perilaku pemberian imunisasi
pada bayi. Ibu yang mau memberikan imunisasi pada bayi tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat pemberian imunisasi melainkan ibu tersebut dengan mudah dapat
memperoleh tempat pemberian imunisasi pada bayinya.
2.1.2.2. Jarak ke Sarana Pelayanan Kesehatan
Jarak adalah seberapa jauh lintasan yang di tempuh responden menuju tempat pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan lainnya.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasi anaknya di tempat pelayanan kesehatan dapat disebabkan karena orang tersebut tidak tahu atau belum tahu manfaat imunisasi
bagi anak, tetapi barang kali juga karena rumahnya terlalu jauh dengan pelayanan
kesehatan tempat mengimunisasi anaknya Notoatmodjo, 2003. 2.1.3.
Faktor – faktor Pendorong Reinforcing factors
Menurut Green 1980 faktor pendorong atau penguat adalah mereka yang mendukung untuk menentukan tindakan kesehatan. Faktor pendorong tentu saja
bervariasi tergantung pada tujuan dan jenis program. Dalam program pendidikan kesehatan, sebagai contoh, penguatan dapat diberikan oleh rekan kerja, supervisor,
pimpinan serikat buruh dan keluarga. Faktor – faktor pendorong meliputi faktor sikap
Universitas Sumatera Utara
22
dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
2.1.3.1. Dukungan Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan Kepmenkes RI, 2005.
Dukungan petugas kesehatan petugas imunisasi merupakan dukungan sosial dalam bentuk dukungan informatif, di mana perasaan subjek bahwa lingkungan
petugas imunisasi memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang diketahui. Petugas kesehatan akan mendukung perilaku ibu untuk melakukan upaya
kesehatan mengimunisasikan anaknya melalui keterampilan komunikasi dan ada kecenderungan bahwa upaya-upaya petugas kesehatan memperkuat ibu dengan
memberikan pujian, dorongan dan diskusi atau dengan menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya Graeff, 1996.
Petugas kesehatan yang berperan memberikan dukungan informatif kepada ibu tentang imunisasi dianjur kan mengikuti tata cara pemberian sebagai berikut.
a. Memeberitahu secara rinci risiko imunisasi dan risiko apabila tidak diimunisasi.
b. Memeriksa kembali persiapan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapakan.
c. Membaca dengan teliti informasi prosuk vaksin yang akan diberikan dan dapatkan persetujuan orangtua.
Universitas Sumatera Utara
23
d. Meninjau kembali apakah ada kontra indikasi. e. Memeriksa identitas klien dan berikan antipiretik bila perlu.
f. Memeriksa jenis dan keadaan vaksin serta yakinkan penyimpanannya baik.
g. Menyakinkan vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan bila perlu tawarkan juga vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.
h. Memberikan vaksin dengan teknik yang benar. i. Setelah pemberian vaksin, menjelaskan apa yang harus dialakukan apabila
ada reaksi ikutan, membuat laporan imunisasi kepada instansi terkait, memeriksa status imunisasi keluarga dan bila perlu menawarkan vaksinasi
untuk mengekar ketinggalan Muslihatun, 2010.
2.1.3.2. Dukungan Keluarga