37
bawah telinga kemudian menjalar kemuka dan anggota tubuh lainnya. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan melalui
udara atau kontak langsung dengan penderita Maryunani, 2010.
2.3.6. Penyimpanan dan Prosedur yang Harus Diperhatikan sewaktu
Menggunakan Vaksin
Chold chain adalah cara penyimpanan agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak sehingga mempunyai kemampuanefek kekebalan pada
penerima vaksin. Vaksin merupakan sediaan biologis yang rentan terhadap perubahan temperatur lingkungan. Vaksin akan rusak apabila temperatur terlalu tinggi atau
terkena sinar matahari langsung, seperti vaksin polio oral OPV, BCG dan campak. Apabila disimpan dalam suhu yang terlalu dingin atau beku, seperti toksoid tetanus,
vaksin pertusis DPT,DT, hepatitis B dan vaksin influensa. Vaksin polio boleh membeku dan mencair tanpa membahayakan potensinya.
Beberapa vaksin yang rusak akan mengalami perubahan fisik. Vaksin DPT apabila pernah membeku akan terlihat gumpalan antigen yang tidak larut lagi
walaupun sudah dikocok sekuat-kuatnya. Vaksin lain meskipun potensinya sudah hilang atau berkurang, penampilan fisiknya tidak berubah. Vaksin yang sudah
dilarutkan lebih cepat rusak. Sekali potensi vaksin hilang akibat panas atau beku, maka potensinya tidak dapat dikembalikan, walaupun temperatur sudah disesuaikan
kembali, sehingga cara penyimpanan vaksin harus bisa menjamin potensi vaksin tidak akan berubah. Potensi vaksin hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan
laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
38
Vaksin yang sudah kadaluarsa harus segera dikeluarkan dari lemari pendingin untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dalam lemari pendingin, vaksin yang sudah
terbuka atau sedang dipakai diletakkan dalam satu wadah khusus tray, sehingga segera dapat dikenali.
Vaksin BCG yang sudah keluar masuk lemari pendingin selama pelayanan imunisasi, harus dibuang pada akhir pelayanan imunisasi 3 jam. Vaksin polio oral
dapat cepat dicairkan dan cepat pula dibekukan sampai 10 kali tanpa kehilangan potensi vaksin. Vaksin polio dapat dipakai pada beberapa pelayanan imunisasi asal
memenuhi syarat beku kadaluarsa dan disimpan dalam lemari pendingin yang memadai.
Vial vaksin multidosis yang mengandung bakteriostatik seperti DPT, yang telah dipakai dibuang apabila sudah kadaluarsa atau terkontaminasi. Vaksin yang
tidak mengandung bakteriostatik, segera dibuang dalam waktu 24 jam setelah pemakaian. Vaksin campak yang sudah dilarutkan agar dibuang setelah 8 jam. Vaksin
hepatitis B harus dibuang setelah 24 jam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, adalah vaksin yang sangat tidak stabil
pada temperatur ruangan yakni vaksin oral polio dan pelarut vaksin campak. Vaksin yang harus dilindungi dari sinar matahari adalah vaksin oral polio, pelarut vaksin
BCG. Vaksin yang tidak boleh beku: DPT, DT, pertusis, toksoid tetanus, hepatitis A dan hepatitis B.
Universitas Sumatera Utara
39
2.4. Kerangka Konsep