117
5.4.2. Kategori Tindakan Responden
Menurut Notoatmodjo 2003, tindakan adalah setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat
terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya.
Berdasarkan hasil penelitian yaitu kategori tindakan responden dapat disimpulkan bahwa tindakan responden tentang pemberian imunisasi dasar lengkap
sudah baik karena responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 29 responden 67,4. Hal ini sejalan dengan penelitian Mariaty 2003, dari hasil penelitian
mengenai tindakan ibu dalam kelengkapan imunisasi sebanyak 53 responden 53,0 yaitu masuk pada kategori baik. Sejalan juga dengan penelitian Adenin 2012,
diperoleh bahwa tindakan ibu berada pada kategori baik terlihat dari status kelengkapan imunisasi dasar pada balita yaitu sebanyak 24 responden 60,0. Dari
hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa tindakan ibu yang sudah baik dipengaruhi oleh pengetahuan responden yang sudah cukup baik tentang imunisasi
dasar. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara kedua variabel ini telah diperlihatkan oleh Cartwrigt
1981 dalam Inantha 1997, dalam studi tiga komuniti dibidang kesehatan, pengetahuan tertentu tentang kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi
kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang kuat untuk memotivasinya bertindak atau dasar pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Green
dalam Notoatmodjo 2003 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan sebagainya dari
Universitas Sumatera Utara
118
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas kesehatan serta dukungan keluarga terhadap kesehatan juga
akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh niat
dan kemauan yang kuat dari responden. Hal ini sejalan dengan pendapat Fishbein 1975 tentang teori aksi beralasan dimana Fishbein menyatakan bahwa perilaku pada
umunya mengikuti niat dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat. Niat – niat seseorang juga dipengaruhi oleh sikap – sikap terhadap suatu perilaku, seperti apakah ia merasa
suatu perilaku itu penting. Teori ini juga menegaskan sifat normatif yang mungkin dimiliki orang-orang; mereka berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain
terutama orang – orang yang berpengaruh di dalam kelompok pada situasi yang sama.
Berdasarkan data cakupan imunisasi dasar lengkap di kabupaten Langkat yang masih rendah yaitu imunisasi BCG 72,72, DPTHB1 75,57, DPTHB2 64,62,
DPTHB3 66,87 , Polio4 68,92 dan Campak 63,59 tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan ibu sudah baik dalam pemberian imunisasi dasar
lengkap pada balita. Hal ini dapat digambarkan bahwa tindakan ibu yang sudah baik bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal tetapi faktor eksternal juga salah
satunya yaitu keadaan geografis lokasi penelitian. Dimana desa Secanggang yang berjarak 23 km dari ibu kota kabupaten Langkat yaitu kota Stabat dengan waktu
tempuh 45 menit dan dapat ditempuh dengan angkotan kota, sepeda motor dan mobil. Serta didukung dengan jalan transportasi yang bagus, sehingga masyarakat khususnya
ibu yang ada di desa Secanggang dengan mudah dapat mengakses segala
Universitas Sumatera Utara
119
keperluannya terutama yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada anaknya.
Notoatmodjo 2007 menyatakan bahwa perilaku adalah bentuk respon yang sangat bergantung pada karakteristik maupun faktor internal seperti tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan faktor internal seperti lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari orang yang bersangkutan.
5.4.3. Status Imunisasi Dasar Lengkap pada Balita