3.2.2. Sampel
a. Sampel Kasus Sampel kasus adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam
anggota keluarganya dijumpai penderita Chikungunya di wilayah kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara dalam 3 bulan terakhir pada tahun 2012, besar
sampel adalah sama dengan populasi. b. Sampel Kontrol
Sampel kontrol adalah seluruh tatanan rumah tangga dimana di dalam anggota keluarganya tidak dijumpai penderita Chikungunya merupakan tetangga
terdekat dalam satu lingkungan dan tidak tinggal satu rumah dengan kasus. Dalam penelitian ini kontrol diambil sesuai dengan jumlah kasus yaitu 34 KK juga,
dimana baik kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak berubah dalam
3 bulan terakhir.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 68 KK yang terdiri dari sampel untuk kasus sebanyak 34 KK dan sampel untuk kontrol sebanyak 34 KK.
Teknik pengambilan sampel kontrol adalah dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Kriteria Kasus Kriteria kasus merupakan kriteria yang harus dipenuhi oleh subjek agar
dapat diikutsertakan ke dalam penelitian sebagai kelompok kasus. Kriteria kasus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Rumah tangga responden yang salah satu anggota keluarganya pernah menderita Chikungunya berdasarkan laporan Puskesmas Nisam Kabupaten
Aceh Utara dalam 3 bulan terakhir pada tahun 2012. 2. Kondisi rumah responden tidak berubah dalam 3 bulan terakhir.
3. Bertempat tinggal di Kecamatan Nisam dan minimal sudah 4 tahun. 4. Responden bersedia diwawancarai.
b. Kriteria Kontrol Kriteria kontrol merupakan keadaan yang menyebabkan subjek
diikutsertakan dalam penelitian ini sebagai kelompok kontrol. Kriteria kontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumah tangga responden yang penghuninya tidak pernah terkena Chikungunya berdasarkan laporan Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara dalam 3 bulan
terakhir pada tahun 2012. 2. Kondisi rumah responden tidak berubah dalam 3 bulan terakhir.
3. Bertempat tinggal di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dan minimal sudah 4 tahun.
3. Tetangga kelompok kasus. 4. Responden bersedia diwawancarai.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek yang tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Menderita Chikungunya tetapi tidak didiagnosis oleh dokter di Puskesmas Nisam dalam 3 bulan terakhir.
2. Kondisi rumah responden berubah dalam 3 bulan terakhir. 3. Tidak tinggal di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara.
4. Tidak bertempat tinggal menetap. 5. Responden tidak bersedia diwawancarai.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah rumah sebanyak 68 rumah yang terdiri dari 34 rumah kasus penderita dan 34 rumah kontrol non penderita.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui bagaimana perilaku responden, sedangkan observasi dan
pengukuran langsung dengan menggunakan lembar observasi yaitu mengamati langsung bagaimana kondisi lingkungan rumah responden di Kecamatan Nisam
Kabupaten Aceh Utara. Responden adalah orang yang menjadi subjek pertanyaan yang disiapkan yaitu kepala keluarga Bapak, atau Ibu.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, laporan Puskesmas Nisam serta data dari desa
di Kecamatan Nisam serta data tentang Kecamatan itu sendiri mengenai situasi kependudukan dan data lainnya yang relevan dengan tujuan dan permasalahan
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 30 orang yang anggota keluarga pernah mengalami Chikungunya tahun 2012 berdomisili di wilayah
Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen pada bulan Februari 2013.
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau skor yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan
cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor variabel yang ditunjukan dengan skor variabel yang ditunjukkan dengan skor item correct
correlation pada analisis reability statistics dengan ketentuan nilai koefisien korelasi r 0,361. Jika skor r hitung r tabel maka dinyatakan valid dan jika
skor r hitung r tabel maka dinyatakan tidak valid Riduwan, 2010.
b. Uji Reabilitas
Pertanyaan dinyatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu reabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya bila data sudah sesuai dengan kenyataan,
maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas instrumen adalah menggunakan cronbach alpha. Jika hasil
uji memberikan nilai cronbach alpha 0,60 maka variabel tersebut dikatakan reliabel Riyanto, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian didapat dari hasil pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian
No Variabel
Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha Keterangan
Pengetahuan 0,833
Reliabel P1
1 0,499
Valid P2
2 0,447
Valid P3
3 0,656
Valid P4
4 0,626
Valid P5
5 0,544
Valid P6
6 0,432
Valid P7
7 0,393
Valid P8
8 0,692
Valid P9
9 0,621
Valid P10
10 0,607
Valid Sikap
0,838 Reliabel
S1 1
0,494 Valid
S2 2
0,628 Valid
S3 3
0,728 Valid
S4 4
0,493 Valid
S5 5
0,582 Valid
S6 6
0,634 Valid
S7 7
0,394 Valid
S8 8
0,585 Valid
Tindakan 0,821
Reliabel T1
1 0,481
Valid T2
2 0,543
Valid T3
3 0,594
Valid T4
4 0,760
Valid T5
5 0,589
Valid T6
6 0,638
Valid T7
7 0,589
Valid T8
8 0,384
Valid Hasil uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai r r
tabel
, 0,361 sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan valid. Dengan demikian uji reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
diperoleh nilai r Cronbach Alpha r 0,6 sehingga seluruh item pertanyaan dinyatakan reliabel.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu lingkungan rumah meliputi kerapatan dinding, kawat kasa pada ventilasi, langit-
langit rumah, tempat penampungan air, kelembaban dan perilaku masyarakat dilihat dari pengetahuan, sikap, tindakan. Variabel dependen yaitu kejadian
Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara.
3.5.2. Definisi Operasional
a. Variabel Independen 1. Kerapatan dinding adalah pembatas rumah responden yang terbuat dari
pasangan batu bata, papan, anyaman bambu halus, anyaman bambu kasar dan dilihat dari kerapatannya.
2. Kawat kasa pada ventilasi adalah lubang angin yang memungkinkan untuk keluar masuknya vektor Chikungunya ke dalam rumah dilihat dari tidak atau
adanya kawat kasa. 3. Langit-langit rumah adalah pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap
yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang masuknya vektor Chikungunya ke dalam rumah dilihat dari tidak
atau adanya langit-langit pada semua atau sebagian ruangan rumah.
Universitas Sumatera Utara
4. Tempat penampungan air adalah tempat-tempat untuk menampung air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari seperti bak mandi dilihat dari tidak
atau adanya tempat penampungan air. 5. Kelembaban adalah kualitas keadaan udara di dalam ruangan rumah yang baik
sesuai dengan SK Menkes No: 829MenKesSKVII1999 yaitu berkisar 40
– 70 yang diukur dengan menggunakan alat Termo-Hygrometer. 6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang
penyebab Chikungunya, penularan Chikungunya. 7. Sikap adalah tanggapan responden tentang penyebab Chikungunya, penularan
Chikungunya dan pencegahan Chikungunya bagi individu dan dalam keluarganya.
8. Tindakan adalah segala bentuk nyata dari perilaku responden untuk mencegah terjadinya Chikungunya yang merupakan suatu kebiasaan yang bersifat
protektif. b. Variabel Dependen
1. Kasus Chikungunya adalah orang yang dinyatakan positif menderita Chikungunya berdasarkan laporan Puskesmas Nisam 3 bulan terakhir yang
dibuktikan dengan diagnosis yang lengkap. 2. Kontrol adalah bukan penderita Chikungunya yang merupakan tetangga
terdekat dalam satu lingkungan dimana baik kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak berubah dalam 3 bulan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel
No Variabel
Definisi Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Skala
Ukur Kategori
Variabel Independen I. Lingkungan Rumah
1 Kerapatan Dinding
Pembatas rumah responden yang
terbuat dari pasangan batu bata, papan,
anyaman bambu halus, anyaman bambu kasar
dan dilihat dari kerapatannya.
Observasi Check list
Ordinal 1. Tidak rapat
2. Rapat
2 Kawat Kasa pada
Ventilasi Lubang angin yang
memungkinkan untuk keluar masuknya
vektor Chikungunya ke dalam rumah dilihat
dari tidak atau adanya kawat kasa.
Observasi Check list
Ordinal 1. Tidak ada
2. Ada
3 Langit-langit
Rumah Pembatas ruangan
dinding bagian atas dengan atap yang
terbuat dari kayu, internit maupun
anyaman bambu halus sebagai penghalang
masuknya vektor Chikungunya ke dalam
rumah dilihat dari tidak atau adanya
langit-langit pada semua atau sebagian
ruangan rumah. Observasi
Check list Ordinal
1. Tidak ada 2. Ada
4 Tempat
Penampungan Air
Tempat - tempat untuk menampung air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
seperti bak mandi dilihat dari tidak atau
adanya tempat penampungan air.
Observasi Check list
Ordinal 1. Tidak baik
2. Baik
5 Kelembaban
Kualitas keadaan udara di dalam
ruangan rumah yang baik sesuai dengan SK
Menkes No: 829MenKesSKVII
1999, yaitu berkisar 40
– 70. Pengukuran
langsung Thermo-
Hygrometer Ordinal
1.Tidak memenuhi
syarat 40 atau
70 2. Memenuhi
Syarat 40
– 70
II. Perilaku Masyarakat
6 Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki responden
tentang gejala dan cara pencegahan
penularan Chikungunya.
Wawancara Kuesioner
Ordinal 1. Kurang
≤ 75 dari total skor
2. Baik 75 dari
total skor
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Lanjutan
7 Sikap
Tanggapan responden tentang penyebab
Chikungunya, penularan Chikungunya dan
pencegahan Chikungunya bagi
individu dan dalam keluarganya.
Wawancara Kuesioner
Ordinal 1. Kurang
≤ 75 dari total skor
2. Baik 75 dari
total skor
8 Tindakan
Segala bentuk nyata dari perilaku responden untuk
mencegah terjadinya Chikungunya yang
merupakan suatu kebiasaan yang bersifat
protektif. Wawancara
Kuesioner Ordinal
1. Kurang ≤75 dari
total skor 2. Baik
75 dari total skor
Variabel Dependen Kejadian
Chikungunya Orang yang dinyatakan
positif menderita Chikungunya
berdasarkan laporan Puskesmas Nisam 3
bulan terakhir yang dibuktikan dengan
diagnosis yang lengkap. Catatan
Medik Puskesmas
Nisam dan wawancara
Kuesioner Nominal 1. Pernah
menderita Chikungunya
Kasus 2. Tidak pernah
menderita Chikungunya
Kontrol
Kontrol Bukan penderita
Chikungunya yang merupakan tetangga
terdekat dalam satu lingkungan dimana baik
kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak
berubah dalam 3 bulan terakhir.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Pengukuran Lingkungan Rumah
a. Kerapatan dinding
Cara pengukuran dari hasil observasi dan dinilai berdasarkan tidak rapat dan rapat. Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal dibagi menjadi
2 kategori yaitu:
1. Tidak rapat, apabila dinding rumah terdapat lubang 1,5 mm