2.5.1. Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan meliputi berbagai perubahan yang berkaitan dengan upaya pencegahan, ditujukan untuk mengurangi perkembangbiakan vektor
sehingga mengurangi kontak vektor dengan manusia. Metode pengelolaan lingkungan untuk mengendalikan Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta
mengurangi kontak vektor dengan manusia dengan melakukan kegiatan antara lain: Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN, pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan buatan manusia dan perbaikan desain rumah Sukamto, 2007.
Pemberantasan Sarang
Nyamuk PSN
pada dasarnya
adalah pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak dapat berkembangbiak.
Pencegahan yang dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan di tempat-tempat umum dengan melaksanakan PSN meliputi: 1 Menguras bak mandi dan tempat-
tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa perkembangan telur menjadi nyamuk selama 7
– 10 hari; 2 Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan
tempat air lain; 3 Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung sekurang-kurangnya seminggu sekali; 4 Membersihkan pekarangan dan halaman
rumah dari barang-barang bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang nyamuk; 5 Menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan
lubang pohon dengan tanah; 6 Membersihkan air yang tergenang di atap rumah; 7 Memelihara ikan Chahaya, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Perlindungan Diri
Upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk antara lain seperti: 1 Membersihkan halaman atau kebun di sekitar rumah;
2 Membersihkan saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak; 3 Membuka pintu dan jendela rumah setiap pagi hari sampai sore agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk;
4 Memakai pakaian pelindung dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dapat merupakan alternatif penting dalam memutus kontak antara nyamuk dewasa
dengan manusia. Pakaian tersebut cukup tebal atau longgar berlengan panjang dan celana panjang dengan kaos kaki dapat melindungi tangan dan kaki dari tusukan
nyamuk karena merupakan bagian tubuh yang rawan; 5 Memakai repellent. Repellent atau penolak serangga merupakan sarana pelindung diri terhadap
nyamuk dan serangga yang umumnya digunakan. Bahan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 kategori yaitu penolak alami dan penolak kimiawi. Minyak
esensial dan ekstrak tanaman merupakan bahan pokok penolak alami misalnya minyak neem pada kayu mahoni. Penolak kimiawi misalnya DEET N,N-
Diethyl-m-Taluamide dapat memberikan perlindungan terhadap nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Repellent dioleskan seperlunya pada bagian tubuh
yang terbuka; 6 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian. Kebiasaan meletakkan pakaian digantungkan yang terbuka misalnya di belakang pintu
kamar. Melipat pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk
Universitas Sumatera Utara
tidak hinggap pada pakaian tersebut; 7 Tidur siang dengan menggunakan kelambu. Kebiasaan orang tidur pada siang hari akan mempermudah penyebaran
Chikungunya karena nyamuk betina mencari umpannya pada siang hari Anies, 2006.
2.5.3. Pengendalian Biologi