BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1.  Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan  Nisam  merupakan  salah  satu  kecamatan  yang  berada di  Wilayah  Pemerintah  Kabupaten  Aceh  Utara,  Propinsi  Aceh.  Luas  Wilayah
Kecamatan  Nisam  adalah  193,47  km
2
BPS  Kabupaten  Aceh  Utara,  2012. Adapun batas-batas Wilayah Kecamatan Nisam adalah sebagai berikut:
-  Sebelah Utara dengan Kecamatan Dewantara dan Kota Lhokseumawe -  Sebelah Selatan dengan Kecamatan Nisam Antara
-  Sebelah Timur dengan Kecamatan Banda Baro -  Sebelah Barat dengan Kecamatan Kuta Makmur dan Kota Lhokseumawe
Kecamatan  Nisam  mempunyai  29  desa  dan  3  kemukiman  dengan  jumlah penduduk  17.711  jiwa  yang  terdiri  dari  laki-laki  sebanyak  8.764  jiwa  dan
perempuan  8.947  jiwa,  paling  banyak  adalah  golongan  umur  15 –  44  tahun.
Sebagian  besar  penduduk  di  Kecamatan  Nisam  pekerjaan  sebagai  petani  sebesar 79,67  dan  prosentase  terkecil  dengan  pekerjaan  karyawan  swasta  sebesar
1,79.  Sarana  kesehatan  utama  adalah  Puskesmas  rawat  inap  dan  rawat  jalan. Sarana kesehatan lainnya antara lain 7 unit Puskesmas Pembantu Pustu, 27 unit
Polindes. Sedangkan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Nisam terdiri dari  2  orang  dokter  umum,  1  orang  dokter  gigi,  5  orang  sarjana  kesehatan
masyarakat,  56  orang  bidan,  20  orang  perawat,  2  orang  perawat  gigi,  2  orang
Universitas Sumatera Utara
analis  kesehatan,  2  orang  farmasi,  2  orang  gizi,  7  orang  bidan  PTT,  dan  tenaga
lainnya 3 orang Puskesmas Nisam, 2012.
4.2.   Analisis Univariat 4.2.1.   Karakteristik Responden
Adapun  gambaran  distribusi  karakteristik  responden  pada  penelitian  ini dapat  dilihat  pada  tabel  4.1  bahwa  kelompok  penelitian  yaitu  kasus  dan  kontrol
dimana baik kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak berubah dalam 3 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak
responden  berumur  antara  18 –  40  tahun  sebanyak  18  responden  52,9,
sedangkan  kelompok  kontrol  lebih  banyak  responden  berumur  41 –  70  tahun
sebanyak 19 responden 55,9. Pada kelompok kasus lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 20 responden 58,8, sedangkan kelompok  kontrol juga lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden 52,9.
Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  berpendidikan  SMP sebanyak  14  responden  41,2,  sedangkan  kelompok  kontrol  lebih  banyak
responden berpendidikan  SMA sebanyak 18 responden 44,1. Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  bekerja  sebagai  petani
sebanyak  18  responden  52,9,  demikian  juga  kelompok  kontrol  lebih  banyak responden bekerja sebagai petani sebanyak 13 responden 38,2.
Universitas Sumatera Utara
Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  berpenghasilan  di  bawah Upah  Minimum  Provinsi  Rp.1.400.000  sebanyak  23  responden  67,6,
sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden berpenghasilan di atas atau sama dengan UMP sebanyak 20 responden 58,8.
Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  mempunyai  jumlah  anak lebih  dari  2  orang  sebanyak  32  responden  94,1,  demikian  juga  kelompok
kontrol  lebih  banyak  responden  mempunyai  jumlah  anak  lebih  dari  2  orang sebanyak 29 responden 85,3.
Tabel 4.1   Distribusi  Karakteristik  Responden  di  Kecamatan  Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Karakteristik Responden
Kasus Kontrol
N n
1 Umur tahun
18 – 40
18 52,9
19 55,9
41 – 70
16 47,1
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 14
41,2 16
47,1 Perempuan
20 58,8
18 52,9
Total 34
100,0 34
100,0
3 Pendidikan
Tidak Tamat SD 4
11,8 2
5,9 SD
8 23,5
5 14,7
SMP 14
41,2 12
35,3 SMA
8 23,5
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1  Lanjutan
4 Pekerjaan
Petani 18
52,9 13
38,2 PNS
0,0 2
5,9 Wiraswasta
4 11,8
6 17,6
Pegawai swasta 3
8,8 5
4,7 IRT
9 26,5
8 23,5
Total 34
100,0 34
100,0
5 Pendapatan
UMP 23
67,6 14
41,2 ≥ UMP
11 32,4
20 58,8
Total 34
100,0 34
100,0
6 Jumlah Keluarga
2 orang 2
5,9 5
14,7 2 orang
32 94,1
29 85,3
Total 34
100,0 34
100,0
4.2.2.   Lingkungan Rumah Responden
Distribusi  lingkungan  rumah  responden  yang  diamati  pada  penelitian  ini meliputi  kerapatan  dinding,  kawat  kasa    pada  ventilasi,  langit-langit  rumah,
tempat penampungan air dan kelembaban seperti pada Tabel 4.2. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pada  kelompok  kasus  lebih  banyak
responden  dengan  dinding  rumahnya  tidak  rapat  sebanyak  24  rumah  70,6, sedangkan  kelompok  kontrol  juga  lebih  banyak  responden  dengan  dinding
rumahnya tidak rapat sebanyak 19 rumah 55,9. Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  dengan  kawat  kasa  pada
ventilasi tidak ada sebanyak 29 rumah 85,3, sedangkan kelompok kontrol juga lebih  banyak  responden  dengan  kawat  kasa  pada  ventilasi  tidak  ada  sebanyak
20 rumah 58,8.
Universitas Sumatera Utara
Pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  dengan  langit-langit rumahnya  ada  sebanyak  20  rumah  58,8,  sedangkan  kelompok  kontrol  juga
lebih  banyak    responden  dengan  langit-langit  rumahnya  ada  sebanyak  26  rumah 76,5.
Pada  kelompok  kasus  maupun  kelompok  kontrol  dimana  responden dengan  tempat  penampungan  air  rumahnya  kategori  baik  dan  tidak  baik
jumlahnya  sama  yaitu  masing-masing  sebanyak  17  rumah  50,0,  sedangkan kelompok  kontrol  lebih  banyak    responden  dengan  tempat  penampungan  air
rumahnya kategori baik sebanyak 26 rumah 76,5. Pada kelompok kasus  lebih  banyak  responden dengan kelembaban dalam
rumah  memenuhi  syarat  sebanyak  21  rumah  61,8,  sedangkan  kelompok kontrol juga lebih banyak responden dengan kelembaban dalam rumah memenuhi
syarat sebanyak 27 rumah 79,4.
Tabel 4.2   Distribusi  Lingkungan  Rumah  Responden  di    Kecamatan  Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Variabel
Kasus Kontrol
N N
I. Lingkungan Rumah
1 Kerapatan dinding
Tidak rapat 24
70,6 19
55,9 Rapat
10 29,4
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
2 Kawat kasa pada ventilasi
Tidak ada 29
85,3 20
58,8 Ada
5 14,7
14 41,2
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2  Lanjutan
3 Langit-langit rumah
Tidak ada 14
41,2 8
23,5 Ada
20 58,8
26 76,5
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat penampungan air
Tidak baik 17
50,0 8
23,5 Baik
17 50,0
26 76,5
Total 34
100,0 34
100,0
5 Kelembaban
Tidak memenuhi syarat 13
38,2 7
20,6 Memenuhi syarat
21 61,8
27 79,4
Total 34
100,0 34
100,0
4.2.3.   Distribusi Perilaku Responden
a.   Pengetahuan Responden Distribusi  frekuensi  pengetahuan  responden  tentang  Chikungunya
di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh  Utara  tahun  2013,  seperti  terlihat  pada Tabel 4.3.
Berdasarkan  variabel  pengetahuan  respoden  tentang  Chikungunya,  hasil penelitian  dapat  diketahui  bahwa  pada  kelompok  kasus  variasi  pendapat
responden tertinggi pada kuesioner nomor 8 tentang “Orang yang dapat menderita
Chikungunya ”, pendapat terbanyak yaitu “Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi,
balita,  ibu  hamil,  orang  tua “  yaitu  sebanyak  97,1  33  responden,  sedangkan
kelompok  kontrol  pendapat  responden  tertinggi  juga  sama  nomor  8  sebanyak 97,1 33 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3   Distribusi Frekuensi
Pendapat Responden
Berdasarkan Pengetahuan  terhadap  Kejadian  Chikungunya  di  Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan
Kasus Kontrol
N N
1 Pengertian chikungunya?
a.  Penyakit menular yang dapat menyerang semua orang. 7
20,6 11
32,4 b.  Penyakit yang menular dari orang ke orang.
9 26,5
15 44,1
c.  Penyakit tidak menular. 4
11,8 3
8,8 d.  Tidak tahu.
14 41,2
5 14,7
Total 34
100,0 34
100,0
2 Cara penularan penyakit Chikungunya?
a.  Melalui gigitan nyamuk Aedes. 0,0
1 2,9
b.  Melalui gigitan nyamuk. 23
67,6 24
70,6 c.  Melalui gigitan nyamuk Anopheles.
2 5,9
3 8,8
d.  Tidak tahu. 9
26,5 6
17,6
Total 34
100,0 34
100,0
3 Gejala penyakit Chikungunya?
a.  Demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit.
1 2,9
0,0 b.  Demam, terdapat bintik-bintik merah pada kulit.
19 55,9
24 70,6
c.  Demam. 12
35,3 9
26,5 d.  Tidak tahu.
2 5,9
1 2,9
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat  Chikungunya biasa berkembang biak?
a.  Drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, tempat minum burung.
1 2,9
1 2,9
b.  Drum, tempayan, bak mandi. 24
70,6 27
79,4 c.  Rawa-rawa, kolam dan tambak.
9 26,5
6 17,6
d.  Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
5 Tempat Chikungunya hinggapberistirahat?
a.  Kain kotor dan pakaian bergantungan di dinding. 1
2,9 1
2,9 b.  Kain kotor dan semak-semak sekitar rumah.
19 55,9
24 70,6
c.  Semak-semak disekitar rumah. 14
41,2 8
23,5 e.  Tidak tahu.
0,0 1
2,9
Total 34
100,0 34
100,0
6 Waktu nyamuk Chikungunya aktif menggigit?
a.  Pada pagi hari dan sore hari. 2
5,9 4
11,8 b.  Pada pagi hari.
23 67,6
23 67,6
c.  Pada malam hari. 9
26,5 7
20,6 d.  Tidak tahu.
0,0 0,0
Total 34
100,0 34
100,0
7 Cara pencegahan gigitan Chikungunya?
a.  Memasang kawat
kasa pada
ventilasi rumah,
menggunakan  kelambu  waktu  tidur,  memakai  obat  anti nyamuk oles dan bakar.
9 26,5
12 35,3
b.  Obat anti nyamuk semprot, menggunakan kelambu waktu tidur.
22 64,7
19 55,9
c.  Obat anti nyamuk oles. 3
8,8 3
8,8 d.  Tidak tahu.
0,0 0,0
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3  Lanjutan
8 Orang yang dapat menderita Chikungunya?
a.  Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi, balita, ibu hamil, orang tua.
33 97,1
33 97,1
b.  Balita, ibu hamil. 1
2,9 1
2,9 c.  Ibu hamil.
0,0 0,0
d.  Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
9 Langkah-langkah pengobatan Chikungunya?
a.  Penderita  di  bawa  ke  Puskesmas  dan  istirahat  yang cukup.
24 70,6
23 67,6
b.  Penderita di bawa ke Puskesmas. 10
29,4 11
32,4 c.  Banyak minum air putih.
0,0 0,0
d.  Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
10 Jenis rumah sehat agar terhindar dari Chikungunya?
a.  Mempunyai  ventilasi,  memasang  kawat  kasa,  ada  wc, SPAL,  air  bersih,  pencahayaan  cukup,  lantai  kedap  air,
ada bak sampah 20
58,8 27
79,4 b.  Pencahayaan  yang  cukup,  lantai  kedap  air,  ada  bak
sampah 14
41,2 7
20,6 c.  Lantai kedap air, tempat bak sampah sementara.
0,0 0,0
d.  Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan    pendapat  responden  pada  Tabel  4.3  di  atas  maka  dapat disimpulkan  bahwa  pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  dengan
pengetahuan  kurang  tentang  Chikungunya  sebanyak  24  responden  70,6, sedangkan  kelompok  kontrol  lebih  banyak  responden  dengan  pengetahuan  baik
tentang Chikungunya sebanyak 13 responden 55,9. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel  4.4  Distribusi  Responden  Berdasarkan  Kategori  Pengetahuan terhadap  Kejadian  Chikungunya
di  Kecamatan  Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan
Kasus Kontrol
N n
1 Kurang
24 70,6
15 44,1
2 Baik
10 29,4
19 55,9
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan responden tentang Chikungunya yang kurang meliputi: pengertian  penyakit  Chikungunya  banyak  yang  tidak  tahu,  cara  penularan
Chikungunya melalui gigitan nyamuk, gejala Chikungunya yaitu demam, terdapat bintik-bintik merah pada kulit,  tempat  Chikungunya biasa berkembang biak yaitu
Drum, tempayan, bak mandi,  tempat Chikungunya hinggapberistirahat yaitu kain kotor  dan  semak-semak  sekitar  rumah  dan    waktu  nyamuk  Chikungunya  aktif
menggigit pada pagi hari. b.   Sikap Responden
Distribusi  frekuensi  sikap  responden  tentang  Chikungunya  di  Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Berdasarkan  variabel  sikap  responden  tentang  Chikungunya,  hasil penelitian  dapat  diketahui  bahwa  pada  kelompok  kasus  variasi  pendapat
responden  tertinggi  pada  kuesioner  nomor  7  tentang  ”Saya  lebih  suka penyemprotan  oleh  petugas  kesehatan  untuk    memberantas  nyamuk  daripada
melakukan  PSN”,  pendapat  terbanyak  “Setuju“  yaitu  sebanyak  70,6 24  responden,  sedangkan  kelompok  kontrol  pendapat  responden  tertinggi
nomor  1    tentang  ”Chikungunya  dapat  dicegah  dengan  pemberantasan  sarang nyamuk”, pendapat terbanyak “Setuju“ yaitu sebanyak 88,2 30 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5   Distribusi  Frekuensi  Pendapat  Responden  Berdasarkan  Sikap terhadap
Kejadian Chikungunya
di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap
Jawaban Kasus
Kontrol N
n
1 Chikungunya dapat dicegah dengan
pemberantasan sarang nyamuk. Setuju
23 67,6
30 88,2
Tidak setuju 11
32,4 4
11,8
Total 34
100,0 34
100,0
2 Pemberantasan sarang nyamuk adalah
tugastanggung jawab petugas kesehatan bukan tanggung jawab
bersama. Setuju
18 52,9
13 38,2
Tidak setuju 16
47,1 21
61,8 Total
34 100,0
34 100,0
3 Setiap ventilasi pintu dan jendela
serta lubang di dinding rumah perlu dipasang kawat kasa untuk
menghindari masuknya nyamuk ke dalam rumah.
Setuju 18
52,9 29
85,3 Tidak setuju
16 47,1
5 14,7
Total 34
100,0 34
100,0 4
Menutup tempat penampungan air. Setuju
17 50,0
23 67,6
Tidak setuju 17
50,0 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
5 Mengubur barang-barang bekas yang
bisa menampung air. Setuju
15 44,1
24 70,6
Tidak setuju 19
55,9 10
29,4
Total 34
100,0 34
100,0
6 Menelungkupkan peralatan yang
masih digunakan dan bisa menampung air.
Setuju 18
52,9 24
70,6 Tidak setuju
16 47,1
10 29,4
Total 34
100,0 34
100,0
7 Saya lebih suka penyemprotan oleh
petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk daripada
melakukan PSN. Setuju
24 70,6
18 52,9
Tidak setuju 10
29,4 16
47,1
Total 34
100,0 34
100,0
8 Penyuluhan Chikungunya di desa
perlu  untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan partisipasi
masyarakat dalam upaya pemberantasan Chikungunya.
Setuju 19
55,9 25
73,5 Tidak setuju
15 44,1
9 26,5
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan    pendapat  responden  pada  Tabel  4.5  di  atas  maka  dapat disimpulkan  bahwa  pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  dengan  sikap
kurang  tentang  pencegahan  Chikungunya  sebanyak  29  responden  85,3, sedangkan  kelompok  kontrol  lebih  banyak  responden  dengan  sikap  baik  tentang
pencegahan  Chikungunya  sebanyak  18  responden  52,9.  Hal  ini  dapat  dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel  4.6  Distribusi  Responden  Berdasarkan  Kategori  Sikap  terhadap Kejadian  Chikungunya
di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap
Kasus Kontrol
N n
1 Kurang
29 85,3
16 47,1
2 Baik
5 14,7
18 52,9
Total 34
100,0 34
100,0
Sikap responden tentang Chikungunya  yang kurang mendukung meliputi: pemberantasan  sarang  nyamuk  adalah  tugastanggung  jawab  petugas  kesehatan
bukan  tanggung  jawab  bersama  dan  penyemprotan  yang  dilakukan  oleh  petugas kesehatan untuk  memberantas nyamuk lebih disukai daripada melakukan PSN.
c.   Tindakan Responden Distribusi
frekuensi tindakan
responden tentang
Chikungunya di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh  Utara  tahun  2013,  seperti  terlihat  pada
Tabel 4.7. Berdasarkan  variabel  tindakan  responden  tentang  Chikungunya,  hasil
penelitian  dapat  diketahui  bahwa  pada  kelompok  kasus  variasi  pendapat
Universitas Sumatera Utara
responden tertinggi pada kuesioner nomor 3 tentang ”Minum obat tanpa harus ke dokter,  jika muncul gejala penyakit Chikungunya”, pendapat terbanyak “Tidak“
yaitu  sebanyak  70,6  24  responden,  sedangkan  kelompok  kontrol  pendapat responden tertinggi
nomor  4 tentang ”Menggunakan kelambu pada waktu tidur”, pendapat responden “Ya“ yaitu sebanyak 91,2 31 responden.
Tabel 4.7   Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Tindakan terhadap
Kejadian Chikungunya
di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan
Jawaban Kasus
Kontrol N
N
1 Menggunakan  obat  anti nyamuk oles di
siang hari untuk menghindari gigitan nyamuk?
Ya 18
52,9 26
76,5 Tidak
16 47,1
8 23,5
Total 34
100,0 34
100,0
2 Mengurangi tempat gantungan pakaian di
dalam rumah? Ya
18 52,9
23 67,6
Tidak 16
47,1 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
3 Minum obat tanpa harus ke dokter,  jika
muncul gejala penyakit Chikungunya? Ya
10 29,4
23 67,6
Tidak 24
70,6 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
4 Menggunakan kelambu pada waktu  tidur?
Ya 16
47,1 31
91,2 Tidak
18 52,9
3 8,8
Total 34
100,0 34
100,0
5 Tindakan terbaik yang dapat dilakukan
untuk memberantas nyamuk dewasa adalah melakukan 3M?
Ya 15
44,1 10
29,4 Tidak
19 55,9
24 70,6
Total 34
100,0 34
100,0
6 Melakukan penyikatan bak kamar mandi
seminggu sekali? Ya
14 41,2
27 79,4
Tidak 20
58,8 7
20,6
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7  Lanjutan
7 Ikut melakukan kerja bakti teratur dengan
warga desa? Ya
12 35,3
19 55,9
Tidak 22
64,7 15
44,1
Total 34
100,0 34
100,0
8 Tidak menyampaikan informasi tentang
penyakit Chikungunya kepada tetangga? Ya
16 47,1
18 52,9
Tidak 18
52,9 16
47,1
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan    pendapat  responden  pada  Tabel  4.7  di  atas  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  pada  kelompok  kasus  lebih  banyak  responden  dengan tindakan  kurang  tentang  pencegahan  Chikungunya  sebanyak  27  responden
79,4,  sedangkan  kelompok  kontrol  lebih  banyak  responden  dengan  tindakan baik  tentang  pencegahan  Chikungunya  sebanyak  21  responden  61,8.  Hal  ini
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel  4.8  Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan terhadap Kejadian  Chikungunya
di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan
Kasus Kontrol
N N
1 Kurang
27 79,4
13 38,2
2 Baik
7 20,6
21 61,8
Total 34
100,0 34
100,0
Tindakan  responden  tentang  pencegahan  Chikungunya  yang  kurang meliputi:  minum  obat  tanpa  harus  ke  dokter,  jika  muncul  gejala  penyakit
Chikungunya,  menggunakan  kelambu  pada  waktu    tidur,    tindakan  terbaik  yang
dapat  dilakukan  untuk  memberantas  nyamuk  dewasa  adalah  melakukan  3M,
Universitas Sumatera Utara
melakukan  penyikatan  bak  kamar  mandi  seminggu  sekali  dan    ikut  melakukan kerja bakti teratur dengan warga desa.
4.3.  Analisis Bivariat
Analisis  yang  digunakan  untuk  melihat  hubungan  antara  variabel  yang diteliti  dengan  kejadian  Chikungunya  adalah  uji  statistik  chi-square  dengan
derajat kepercayaan 95 α = 5 dan untuk mengetahui kekuatan antara faktor
risiko  dengan  kejadian  Chikungunya  digunakan  perhitungan  Odds  Ratio  OR. Analisis  bivariat  dilakukan  dengan  membuat  tabel  silang  crosstab  2  x  2.
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  akan  diperoleh  nilai  p  untuk  nilai  p0,05,  berarti terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  variabel  yang  diteliti  dengan  kejadian
Chikungunya. Hasil  analisis  bivariat  lingkungan  rumah  responden  dengan  kejadian
Chikungunya di Kecamatan Nisam pada tahun 2013 seperti terlihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9   Lingkungan  Rumah  dan  Perilaku  Responden  dengan  Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun
2013
No Variabel
Kejadian Chikungunya Kasus
Kontrol Nilai
p OR
95 CI N
N I. Lingkungan Rumah
1 Kerapatan dinding
Tidak rapat 24
70,6 19
55,9 0,314
1,895 Rapat
10 29,4
15 44,1
0,696 – 5,157
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9  Lanjutan
2 Kawat kasa pada Ventilasi
Tidak ada 29
85,3 20
58,8 0,031
4,060 Ada
5 14,7
14 41,2
1,261 – 13,072
Total 34
100,0 34
100,0
3 Langit-langit rumah
Tidak ada 14
41,2 8
23,5 0,195
2,275 Ada
20 58,8
26 76,5
0,799 – 6,476
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat penampungan air
Tidak baik 17
50,0 8
23,5 0,044
3,250 Baik
17 50,0
26 76,5
1,150 – 9,187
Total 34
100,0 34
100,0
5 Kelembaban
Tidak memenuhi syarat 13
38,2 7
20,6 0,183
2,388 Memenuhi syarat
21 61,8
27 79,4
0,810 – 7,041
Total 34
100,0 34
100,0 II.
Perilaku Responden
6 Pengetahuan
Kurang 24
70,6 15
44,1 0,050
3,040 Baik
10 29,4
19 55,9
1,117 – 8,274
Total 34
100,0 34
100,0
7 Sikap
Kurang 29
85,3 16
47,1 0,002
6,525 Baik
5 14,7
18 52,9
2,038 – 20,892
Total 34
100,0 34
100,0
8 Tindakan
Kurang 27
79,4 13
38,2 0,001
6,231 Baik
7 20,6
21 61,8
2,113 – 18,374
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan  hasil  analisis  hubungan  kerapatan  dinding  rumah  responden
dengan  kejadian  Chikungunya  diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada sebanyak  24  rumah  70,6  dengan  dinding  rumahnya  tidak  rapat,  sedangkan
kelompok  kontrol  ada  sebanyak  19  rumah  55,9  dengan  dinding  rumahnya tidak  rapat.  Kemudian  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak  10  rumah  29,4
dengan  dinding  rumahnya  rapat,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak
Universitas Sumatera Utara
15 rumah 44,1 dengan dinding rumahnya rapat. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa  tidak ada hubungan antara variabel
kerapatan dinding rumah responden dengan kejadian Chikungunya dan kerapatan dinding bukan sebagai faktor risiko untuk kejadian Chikungunya.
Hasil  analisis  hubungan  kawat  kasa  pada  ventilasi  rumah  responden dengan  kejadian  Chikungunya  diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada
sebanyak 29 rumah 85,3 dengan kawat kasa pada ventiasi rumahnya tidak ada, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 20 rumah 14,7 dengan kawat kasa
pada ventilasi rumahnya tidak ada. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak 5  rumah  14,7  dengan  kawat  kasa  pada  ventilasi  rumahnya  ada,  sedangkan
kelompok  kontrol  ada  sebanyak  14  rumah  41,2  dengan  kawat  kasa  pada ventilasi  rumahnya  ada.  Hasil  uji  chi-square  diperoleh  nilai    p0,05  maka  dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kawat kasa pada ventilasi rumah responden  dengan  kejadian  Chikungunya  dimana  OR  sebesar  4,060  95CI=
1,261 – 13,072, menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya  berpeluang  4  kali  dengan  ventilasi  rumah  tidak  terpasang  kawat kasa  dibanding  dengan  rumah  tangga  yang  keluarganya  tidak  menderita
Chikungunya. Hasil  analisis  hubungan  langit-langit  rumah  responden  dengan  kejadian
Chikungunya  diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak  14  rumah 41,2  dengan  langit-langit  rumah  tidak  ada,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada
sebanyak 8 rumah 23,5 dengan langit-langit rumah tidak ada. Kemudian pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok kasus ada sebanyak 20 rumah 58,8 dengan langit-langit rumah ada, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 26 rumah 76,5 dengan langit-langit
rumah  ada.  Hasil  uji  chi-square  diperoleh  nilai  p0,05  maka  dapat  disimpulkan bahwa  tidak ada hubungan antara variabel langit-langit rumah responden dengan
kejadian Chikungunya. Hasil analisis hubungan tempat penampungan air rumah responden dengan
kejadian  Chikungunya  diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak 17  rumah  50,0  dengan  tempat  penampungan  air  rumahnya  tidak  baik,
sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak  8  rumah  23,5  dengan  tempat penampungan  air  rumahnya  tidak  baik.  Kemudian  pada  kelompok  kasus  ada
sebanyak  17  rumah  50,0  dengan  tempat  penampungan  air  rumahnya  baik, sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak  26  rumah  76,5  dengan  tempat
penampungan  air  rumahnya  baik.  Hasil  uji  chi-square  diperoleh  nilai  p0,05 maka  dapat  disimpulkan  bahwa  ada  hubungan  antara  variabel  tempat
penampungan  air  rumah  responden  dengan  kejadian  Chikungunya  dimana OR  sebesar  3,250  95CI=  1,150
–  9,187,  menunjukkan  bahwa  rumah  tangga yang  keluarganya  menderita  Chikungunya  berpeluang  3,2  kali  memiliki  tempat
penampungan  air  tidak  baik  dibanding  dengan  rumah  tangga  yang  keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Hasil  analisis  hubungan  kelembaban  dalam  rumah  responden  dengan kejadian  Chikungunya  diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak
13 rumah 38,2 dengan kelembaban dalam rumah yang tidak memenuhi syarat,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 7 rumah 20,6 dengan kelembaban dalam  rumah  yang  tidak  memenuhi  syarat.  Kemudian  pada  kelompok  kasus  ada
sebanyak  21  rumah  61,8  dengan  kelembaban  dalam  rumah  yang  memenuhi syarat,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak  27  rumah  79,4  dengan
kelembaban  dalam  rumah  yang  memenuhi  syarat.  Hasil  uji  chi-square  diperoleh nilai  p0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ada  hubungan  antara  variabel
kelembaban dalam rumah responden dengan kejadian Chikungunya. Hasil  analisis  hubungan  pengetahuan  responden  terhadap  kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 24 responden 70,6 dengan pengetahuan kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak
15  responden  44,1  dengan  pengetahuan  kurang.  Kemudian  pada  kelompok kasus  ada  sebanyak  10  responden  29,4  dengan  pengetahuan  baik,  sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 19 responden 55,9 dengan pengetahuan baik. Hasil uji  chi-square diperoleh nilai  p0,05  maka dapat  disimpulkan bahwa tidak
ada  hubungan  antara  variabel  pengetahuan  responden  dengan  kejadian Chikungunya.
Hasil  analisis  hubungan  sikap  responden  terhadap  kejadian  Chikungunya diperoleh  bahwa  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak  29  responden  85,3
dengan  sikap  kurang,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak  16  responden 47,1  dengan  sikap  kurang.  Kemudian  pada  kelompok  kasus  ada  sebanyak
5  responden  14,7  dengan  sikap  baik,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada sebanyak 18 responden 52,9 dengan sikap baik. Hasil uji chi-square diperoleh
Universitas Sumatera Utara
nilai  p0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  ada  hubungan  antara  variabel  sikap responden  dengan  kejadian  Chikungunya  dimana  OR  sebesar  6,525  95CI=
2,038 – 20,892, menunjukkan bahwa  rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya berpeluang 6,5 kali memiliki sikap kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Hasil  analisis  hubungan  tindakan  responden  terhadap  kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 27 responden
79,4  dengan  tindakan  kurang,  sedangkan  kelompok  kontrol  ada  sebanyak 13 responden 38,2 dengan  tindakan kurang.  Kemudian pada  kelompok kasus
ada  sebanyak  7  responden  20,6  dengan  tindakan  baik,  sedangkan  kelompok kontrol  ada  sebanyak  21  responden  61,8  dengan  tindakan  baik.  Hasil  uji
chi-square  diperoleh  nilai  p0,05  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  ada  hubungan antara  variabel  tindakan  responden  dengan  kejadian  Chikungunya  dimana  OR
sebesar 6,231 95CI= 2,113 – 18,374, menunjukkan bahwa  rumah tangga yang
keluarganya  menderita  Chikungunya  berpeluang  6,2  kali  memiliki  tindakan kurang  dibanding  dengan  rumah  tangga  yang  keluarganya  tidak  menderita
Chikungunya. 4.4.    Analisis Multivariat
Berdasarkan  hasil  uji  chi-square  diketahui  bahwa  ada  7  tujuh  variabel yaitu  kawat  kasa  pada  ventilasi,  langit-langit  rumah,  tempat  penampungan  air,
kelembaban,  pengetahuan,  sikap  dan  tindakan  yang  dapat  dimasukkan  sebagai
Universitas Sumatera Utara
kandidat  pada  analisis  multivariat  karena  mempunyai  nilai  p0,25  sehingga ketujuh  variabel  tersebut  dapat  dilanjutkan  ke  analisis  multivariat  seperti  terlihat
pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10   Hasil Analisis Bivariat yang dijadikan Model Analisis Multivariat
No Faktor Risiko
Kategori OR
95CI Nilai
p
1 Kawat kasa pada ventilasi
1.  Tidak ada 4,060  1,261
– 13,072  0,031 2.  Ada
2 Langit-langit rumah
1.  Tidak ada 2,275
0,799 – 6,476
0,195
2.  Ada 3
Tempat penampungan air 1.  Tidak baik
3,250 1,150
– 9,187 0,044
2.  Baik 4
Kelembaban 1.  Tidak
memenuhi syarat
2,388 0,810
– 7,041 0,183
2.  Memenuhi Syarat
5 Pengetahuan
1.  Kurang 3,040
1,117 – 8,274
0,050
2.  Baik 6
Sikap 1.  Kurang
6,525  2,038 – 20,892  0,002
2.  Baik 7
Tindakan 1.  Kurang
6,231  2,113 – 18,374  0,001
2.  Baik
Analisis  multivariat  merupakan  analisis  untuk  mengetahui  pengaruh
variabel  independen  yaitu  lingkungan  rumah  kawat  kasa  pada  ventilasi,  langit- langit  rumah,  tempat  penampungan  air,  kelembaban  dan  perilaku  masyarakat
pengetahuan, sikap,
tindakan terhadap
variabel dependen
kejadian Chikungunya serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi.
Pengujian  terhadap  hipotesis  yang  menyatakan  bahwa  lingkungan  rumah dan  perilaku  masyarakat  berpengaruh  terhadap  kejadian  Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan uji regresi logistik
Universitas Sumatera Utara
berganda  dengan  metode  backward  stepwise  conditional  dengan  nilai signifikansi masing-masing variabel p0,05.
Dari  hasil  uji  multivariat  dengan  menggunakan  regresi  logistik  berganda diperoleh  bahwa  variabel  independen  yaitu  lingkungan  rumah  kawat  kasa  pada
ventilasi  dan  perilaku  masyarakat  sikap  dan  tindakan  berpengaruh  terhadap variabel  dependen  yaitu  kejadian  Chikungunya.  Sedangkan  variabel  lingkungan
rumah  langit-langit  rumah  dan  kelembaban  dan  variabel  perilaku  masyarakat pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya.
Hasil  analisis  regresi  logistik  berganda  menunjukkan  bahwa  variabel kawat  kasa  pada  ventilasi  dengan  nilai  p0,05,  sikap  dengan  nilai  p0,05  dan
tindakan  dengan  nilai  p0,05  berpengaruh  terhadap  kejadian  Chikungunya  di Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh  Utara.  Hasil  analisis  uji  regresi  logistik
berganda  menunjukkan  bahwa  variabel  yang  paling  dominan  memengaruhi kejadian  Chikungunya  di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten  Aceh  Utara  adalah
variabel  tindakan  dengan  nilai  OR  sebesar  4,779  95CI=  1,434 –  15,923,
artinya  rumah  tangga  yang  keluarganya  menderita  Chikungunya  berpeluang  4,7 kali memiliki tindakan kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya
tidak  menderita  Chikungunya.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  variabel  tersebut memiliki  pengaruh  yang  paling  signifikan  terhadap  kejadian  Chikungunya  di
Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Variabel  tindakan  bernilai  positif  menunjukkan  bahwa  variabel  tersebut
mempunyai  hubungan  yang  searah  positif  terhadap  kejadian  Chikungunya
Universitas Sumatera Utara
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dengan OR sebesar 4,779. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa kejadian Chikungunya akan meningkat jauh lebih
banyak pada tindakan pencegahan yang kurang. Pada tabel 4.10 juga terlihat bahwa variabel kawat kasa pada ventilasi dan
sikap bernilai positif, menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang  searah  positif  terhadap  kejadian  Chikungunya  di  Kecamatan  Nisam
Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  logistik  berganda,  variabel    kawat  kasa
pada  ventilasi  diperoleh  OR  sebesar  4,413  dengan  95CI=  1,166 –  16,696,
artinya  rumah  tangga  yang  keluarganya  menderita  Chikungunya  berpeluang 4,4  kali  dengan  ventilasi  rumah  tidak  terpasang  kawat  kasa  dibanding  dengan
rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya dan variabel sikap diperoleh  OR  sebesar  4,484  dengan  95CI=  1,241
–  16,204,  artinya  rumah tangga  yang  keluarganya  menderita  Chikungunya  berpeluang  4,4  kali  memiliki
sikap  kurang  dibanding  dengan  rumah  tangga  yang  keluarganya  tidak  menderita Chikungunya.
Tabel 4.11   Hasil  Akhir  Uji  Regresi  Logistik  Ganda  Pengaruh  Kawat  Kasa  pada Ventilasi,  Sikap  dan  Tindakan  terhadap  Kejadian  Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten  Aceh Utara Tahun 2013
Variabel Independen Nilai B
Nilai p
Exp B 95 C.l.for Exp B
Lower Upper
Kawat kasa 1,485
0,029 4,413
1,166 16,696
Sikap 1,501
0,022 4,484
1,241 16,204
Tindakan 1,564
0,011 4,779
1,434 15,923
Constant -1,497
0,001
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  hasil  akhir  uji  regresi  logistik  berganda  tersebut  dapat ditentukan  model  persamaan  regresi  logistik  berganda  yang  dapat  menafsirkan
variabel  independen  yaitu  kawat  kasa  pada  ventilasi,  sikap  dan  tindakan berpengaruh  terhadap  kejadian  Chikungunya  di  Kecamatan  Nisam  Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1 P   =
1 + e
–α + β 1
X 1
+ β 2
X 2
+ β 3
X 3
Keterangan: P
= Probabilitas kejadian Chikungunya α
= Konstanta e
= Bilangan natural 2,71828 β
1
– β
3
= Koefisisen regresi X
1
= Kawat kasa pada ventilasi, koefisien regresi 1,485 X
2
= Sikap, koefisien regresi 1,501 X
3
= Tindakan, koefisien regresi 1,564 X
1
= X
2
= X
3
=1, karena variabel tersebut berisiko untuk terjadinya Chikungunya. 1
P   = 1 + e
–[-1,497 + 1,485X
1 + 1,501X
2 + 1,564X
3
]
1 P   =
1 + 2,71
–[-1,497 + 1,4851 + 1,5011 + 1,5641]
1 P   =
1 + 2,71
–3,049
1 P   =
1,047
P   =  0,955 = 95,5
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian,
rumah tangga
yang keluarganya
menderita Chikungunya bila kondisi ventilasi rumah tidak memiliki kawat kasa, sikap yang
kurang  mendukung  dan  kurang  melakukan  tindakan  pencegahan  Chikungunya maka mempunyai probabilitas kejadian Chikungunya sebesar 95,5.
4.5. Population Attribute Risk PAR