BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Nisam merupakan salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh. Luas Wilayah
Kecamatan Nisam adalah 193,47 km
2
BPS Kabupaten Aceh Utara, 2012. Adapun batas-batas Wilayah Kecamatan Nisam adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara dengan Kecamatan Dewantara dan Kota Lhokseumawe - Sebelah Selatan dengan Kecamatan Nisam Antara
- Sebelah Timur dengan Kecamatan Banda Baro - Sebelah Barat dengan Kecamatan Kuta Makmur dan Kota Lhokseumawe
Kecamatan Nisam mempunyai 29 desa dan 3 kemukiman dengan jumlah penduduk 17.711 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 8.764 jiwa dan
perempuan 8.947 jiwa, paling banyak adalah golongan umur 15 – 44 tahun.
Sebagian besar penduduk di Kecamatan Nisam pekerjaan sebagai petani sebesar 79,67 dan prosentase terkecil dengan pekerjaan karyawan swasta sebesar
1,79. Sarana kesehatan utama adalah Puskesmas rawat inap dan rawat jalan. Sarana kesehatan lainnya antara lain 7 unit Puskesmas Pembantu Pustu, 27 unit
Polindes. Sedangkan tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Nisam terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 5 orang sarjana kesehatan
masyarakat, 56 orang bidan, 20 orang perawat, 2 orang perawat gigi, 2 orang
Universitas Sumatera Utara
analis kesehatan, 2 orang farmasi, 2 orang gizi, 7 orang bidan PTT, dan tenaga
lainnya 3 orang Puskesmas Nisam, 2012.
4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Karakteristik Responden
Adapun gambaran distribusi karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa kelompok penelitian yaitu kasus dan kontrol
dimana baik kondisi rumah kasus dan rumah kontrol tidak berubah dalam 3 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak
responden berumur antara 18 – 40 tahun sebanyak 18 responden 52,9,
sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden berumur 41 – 70 tahun
sebanyak 19 responden 55,9. Pada kelompok kasus lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 20 responden 58,8, sedangkan kelompok kontrol juga lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden 52,9.
Pada kelompok kasus lebih banyak responden berpendidikan SMP sebanyak 14 responden 41,2, sedangkan kelompok kontrol lebih banyak
responden berpendidikan SMA sebanyak 18 responden 44,1. Pada kelompok kasus lebih banyak responden bekerja sebagai petani
sebanyak 18 responden 52,9, demikian juga kelompok kontrol lebih banyak responden bekerja sebagai petani sebanyak 13 responden 38,2.
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok kasus lebih banyak responden berpenghasilan di bawah Upah Minimum Provinsi Rp.1.400.000 sebanyak 23 responden 67,6,
sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden berpenghasilan di atas atau sama dengan UMP sebanyak 20 responden 58,8.
Pada kelompok kasus lebih banyak responden mempunyai jumlah anak lebih dari 2 orang sebanyak 32 responden 94,1, demikian juga kelompok
kontrol lebih banyak responden mempunyai jumlah anak lebih dari 2 orang sebanyak 29 responden 85,3.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Karakteristik Responden
Kasus Kontrol
N n
1 Umur tahun
18 – 40
18 52,9
19 55,9
41 – 70
16 47,1
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 14
41,2 16
47,1 Perempuan
20 58,8
18 52,9
Total 34
100,0 34
100,0
3 Pendidikan
Tidak Tamat SD 4
11,8 2
5,9 SD
8 23,5
5 14,7
SMP 14
41,2 12
35,3 SMA
8 23,5
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Lanjutan
4 Pekerjaan
Petani 18
52,9 13
38,2 PNS
0,0 2
5,9 Wiraswasta
4 11,8
6 17,6
Pegawai swasta 3
8,8 5
4,7 IRT
9 26,5
8 23,5
Total 34
100,0 34
100,0
5 Pendapatan
UMP 23
67,6 14
41,2 ≥ UMP
11 32,4
20 58,8
Total 34
100,0 34
100,0
6 Jumlah Keluarga
2 orang 2
5,9 5
14,7 2 orang
32 94,1
29 85,3
Total 34
100,0 34
100,0
4.2.2. Lingkungan Rumah Responden
Distribusi lingkungan rumah responden yang diamati pada penelitian ini meliputi kerapatan dinding, kawat kasa pada ventilasi, langit-langit rumah,
tempat penampungan air dan kelembaban seperti pada Tabel 4.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak
responden dengan dinding rumahnya tidak rapat sebanyak 24 rumah 70,6, sedangkan kelompok kontrol juga lebih banyak responden dengan dinding
rumahnya tidak rapat sebanyak 19 rumah 55,9. Pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan kawat kasa pada
ventilasi tidak ada sebanyak 29 rumah 85,3, sedangkan kelompok kontrol juga lebih banyak responden dengan kawat kasa pada ventilasi tidak ada sebanyak
20 rumah 58,8.
Universitas Sumatera Utara
Pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan langit-langit rumahnya ada sebanyak 20 rumah 58,8, sedangkan kelompok kontrol juga
lebih banyak responden dengan langit-langit rumahnya ada sebanyak 26 rumah 76,5.
Pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol dimana responden dengan tempat penampungan air rumahnya kategori baik dan tidak baik
jumlahnya sama yaitu masing-masing sebanyak 17 rumah 50,0, sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan tempat penampungan air
rumahnya kategori baik sebanyak 26 rumah 76,5. Pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan kelembaban dalam
rumah memenuhi syarat sebanyak 21 rumah 61,8, sedangkan kelompok kontrol juga lebih banyak responden dengan kelembaban dalam rumah memenuhi
syarat sebanyak 27 rumah 79,4.
Tabel 4.2 Distribusi Lingkungan Rumah Responden di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Variabel
Kasus Kontrol
N N
I. Lingkungan Rumah
1 Kerapatan dinding
Tidak rapat 24
70,6 19
55,9 Rapat
10 29,4
15 44,1
Total 34
100,0 34
100,0
2 Kawat kasa pada ventilasi
Tidak ada 29
85,3 20
58,8 Ada
5 14,7
14 41,2
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
3 Langit-langit rumah
Tidak ada 14
41,2 8
23,5 Ada
20 58,8
26 76,5
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat penampungan air
Tidak baik 17
50,0 8
23,5 Baik
17 50,0
26 76,5
Total 34
100,0 34
100,0
5 Kelembaban
Tidak memenuhi syarat 13
38,2 7
20,6 Memenuhi syarat
21 61,8
27 79,4
Total 34
100,0 34
100,0
4.2.3. Distribusi Perilaku Responden
a. Pengetahuan Responden Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada Tabel 4.3.
Berdasarkan variabel pengetahuan respoden tentang Chikungunya, hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus variasi pendapat
responden tertinggi pada kuesioner nomor 8 tentang “Orang yang dapat menderita
Chikungunya ”, pendapat terbanyak yaitu “Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi,
balita, ibu hamil, orang tua “ yaitu sebanyak 97,1 33 responden, sedangkan
kelompok kontrol pendapat responden tertinggi juga sama nomor 8 sebanyak 97,1 33 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
Pendapat Responden
Berdasarkan Pengetahuan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan
Kasus Kontrol
N N
1 Pengertian chikungunya?
a. Penyakit menular yang dapat menyerang semua orang. 7
20,6 11
32,4 b. Penyakit yang menular dari orang ke orang.
9 26,5
15 44,1
c. Penyakit tidak menular. 4
11,8 3
8,8 d. Tidak tahu.
14 41,2
5 14,7
Total 34
100,0 34
100,0
2 Cara penularan penyakit Chikungunya?
a. Melalui gigitan nyamuk Aedes. 0,0
1 2,9
b. Melalui gigitan nyamuk. 23
67,6 24
70,6 c. Melalui gigitan nyamuk Anopheles.
2 5,9
3 8,8
d. Tidak tahu. 9
26,5 6
17,6
Total 34
100,0 34
100,0
3 Gejala penyakit Chikungunya?
a. Demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit.
1 2,9
0,0 b. Demam, terdapat bintik-bintik merah pada kulit.
19 55,9
24 70,6
c. Demam. 12
35,3 9
26,5 d. Tidak tahu.
2 5,9
1 2,9
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat Chikungunya biasa berkembang biak?
a. Drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, tempat minum burung.
1 2,9
1 2,9
b. Drum, tempayan, bak mandi. 24
70,6 27
79,4 c. Rawa-rawa, kolam dan tambak.
9 26,5
6 17,6
d. Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
5 Tempat Chikungunya hinggapberistirahat?
a. Kain kotor dan pakaian bergantungan di dinding. 1
2,9 1
2,9 b. Kain kotor dan semak-semak sekitar rumah.
19 55,9
24 70,6
c. Semak-semak disekitar rumah. 14
41,2 8
23,5 e. Tidak tahu.
0,0 1
2,9
Total 34
100,0 34
100,0
6 Waktu nyamuk Chikungunya aktif menggigit?
a. Pada pagi hari dan sore hari. 2
5,9 4
11,8 b. Pada pagi hari.
23 67,6
23 67,6
c. Pada malam hari. 9
26,5 7
20,6 d. Tidak tahu.
0,0 0,0
Total 34
100,0 34
100,0
7 Cara pencegahan gigitan Chikungunya?
a. Memasang kawat
kasa pada
ventilasi rumah,
menggunakan kelambu waktu tidur, memakai obat anti nyamuk oles dan bakar.
9 26,5
12 35,3
b. Obat anti nyamuk semprot, menggunakan kelambu waktu tidur.
22 64,7
19 55,9
c. Obat anti nyamuk oles. 3
8,8 3
8,8 d. Tidak tahu.
0,0 0,0
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan
8 Orang yang dapat menderita Chikungunya?
a. Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi, balita, ibu hamil, orang tua.
33 97,1
33 97,1
b. Balita, ibu hamil. 1
2,9 1
2,9 c. Ibu hamil.
0,0 0,0
d. Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
9 Langkah-langkah pengobatan Chikungunya?
a. Penderita di bawa ke Puskesmas dan istirahat yang cukup.
24 70,6
23 67,6
b. Penderita di bawa ke Puskesmas. 10
29,4 11
32,4 c. Banyak minum air putih.
0,0 0,0
d. Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
10 Jenis rumah sehat agar terhindar dari Chikungunya?
a. Mempunyai ventilasi, memasang kawat kasa, ada wc, SPAL, air bersih, pencahayaan cukup, lantai kedap air,
ada bak sampah 20
58,8 27
79,4 b. Pencahayaan yang cukup, lantai kedap air, ada bak
sampah 14
41,2 7
20,6 c. Lantai kedap air, tempat bak sampah sementara.
0,0 0,0
d. Tidak tahu. 0,0
0,0
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan
pengetahuan kurang tentang Chikungunya sebanyak 24 responden 70,6, sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan pengetahuan baik
tentang Chikungunya sebanyak 13 responden 55,9. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan terhadap Kejadian Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan
Kasus Kontrol
N n
1 Kurang
24 70,6
15 44,1
2 Baik
10 29,4
19 55,9
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan responden tentang Chikungunya yang kurang meliputi: pengertian penyakit Chikungunya banyak yang tidak tahu, cara penularan
Chikungunya melalui gigitan nyamuk, gejala Chikungunya yaitu demam, terdapat bintik-bintik merah pada kulit, tempat Chikungunya biasa berkembang biak yaitu
Drum, tempayan, bak mandi, tempat Chikungunya hinggapberistirahat yaitu kain kotor dan semak-semak sekitar rumah dan waktu nyamuk Chikungunya aktif
menggigit pada pagi hari. b. Sikap Responden
Distribusi frekuensi sikap responden tentang Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Berdasarkan variabel sikap responden tentang Chikungunya, hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus variasi pendapat
responden tertinggi pada kuesioner nomor 7 tentang ”Saya lebih suka penyemprotan oleh petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk daripada
melakukan PSN”, pendapat terbanyak “Setuju“ yaitu sebanyak 70,6 24 responden, sedangkan kelompok kontrol pendapat responden tertinggi
nomor 1 tentang ”Chikungunya dapat dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk”, pendapat terbanyak “Setuju“ yaitu sebanyak 88,2 30 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Sikap terhadap
Kejadian Chikungunya
di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap
Jawaban Kasus
Kontrol N
n
1 Chikungunya dapat dicegah dengan
pemberantasan sarang nyamuk. Setuju
23 67,6
30 88,2
Tidak setuju 11
32,4 4
11,8
Total 34
100,0 34
100,0
2 Pemberantasan sarang nyamuk adalah
tugastanggung jawab petugas kesehatan bukan tanggung jawab
bersama. Setuju
18 52,9
13 38,2
Tidak setuju 16
47,1 21
61,8 Total
34 100,0
34 100,0
3 Setiap ventilasi pintu dan jendela
serta lubang di dinding rumah perlu dipasang kawat kasa untuk
menghindari masuknya nyamuk ke dalam rumah.
Setuju 18
52,9 29
85,3 Tidak setuju
16 47,1
5 14,7
Total 34
100,0 34
100,0 4
Menutup tempat penampungan air. Setuju
17 50,0
23 67,6
Tidak setuju 17
50,0 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
5 Mengubur barang-barang bekas yang
bisa menampung air. Setuju
15 44,1
24 70,6
Tidak setuju 19
55,9 10
29,4
Total 34
100,0 34
100,0
6 Menelungkupkan peralatan yang
masih digunakan dan bisa menampung air.
Setuju 18
52,9 24
70,6 Tidak setuju
16 47,1
10 29,4
Total 34
100,0 34
100,0
7 Saya lebih suka penyemprotan oleh
petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk daripada
melakukan PSN. Setuju
24 70,6
18 52,9
Tidak setuju 10
29,4 16
47,1
Total 34
100,0 34
100,0
8 Penyuluhan Chikungunya di desa
perlu untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan partisipasi
masyarakat dalam upaya pemberantasan Chikungunya.
Setuju 19
55,9 25
73,5 Tidak setuju
15 44,1
9 26,5
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.5 di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan sikap
kurang tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 29 responden 85,3, sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan sikap baik tentang
pencegahan Chikungunya sebanyak 18 responden 52,9. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Kejadian Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap
Kasus Kontrol
N n
1 Kurang
29 85,3
16 47,1
2 Baik
5 14,7
18 52,9
Total 34
100,0 34
100,0
Sikap responden tentang Chikungunya yang kurang mendukung meliputi: pemberantasan sarang nyamuk adalah tugastanggung jawab petugas kesehatan
bukan tanggung jawab bersama dan penyemprotan yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk lebih disukai daripada melakukan PSN.
c. Tindakan Responden Distribusi
frekuensi tindakan
responden tentang
Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada
Tabel 4.7. Berdasarkan variabel tindakan responden tentang Chikungunya, hasil
penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus variasi pendapat
Universitas Sumatera Utara
responden tertinggi pada kuesioner nomor 3 tentang ”Minum obat tanpa harus ke dokter, jika muncul gejala penyakit Chikungunya”, pendapat terbanyak “Tidak“
yaitu sebanyak 70,6 24 responden, sedangkan kelompok kontrol pendapat responden tertinggi
nomor 4 tentang ”Menggunakan kelambu pada waktu tidur”, pendapat responden “Ya“ yaitu sebanyak 91,2 31 responden.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Tindakan terhadap
Kejadian Chikungunya
di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan
Jawaban Kasus
Kontrol N
N
1 Menggunakan obat anti nyamuk oles di
siang hari untuk menghindari gigitan nyamuk?
Ya 18
52,9 26
76,5 Tidak
16 47,1
8 23,5
Total 34
100,0 34
100,0
2 Mengurangi tempat gantungan pakaian di
dalam rumah? Ya
18 52,9
23 67,6
Tidak 16
47,1 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
3 Minum obat tanpa harus ke dokter, jika
muncul gejala penyakit Chikungunya? Ya
10 29,4
23 67,6
Tidak 24
70,6 11
32,4
Total 34
100,0 34
100,0
4 Menggunakan kelambu pada waktu tidur?
Ya 16
47,1 31
91,2 Tidak
18 52,9
3 8,8
Total 34
100,0 34
100,0
5 Tindakan terbaik yang dapat dilakukan
untuk memberantas nyamuk dewasa adalah melakukan 3M?
Ya 15
44,1 10
29,4 Tidak
19 55,9
24 70,6
Total 34
100,0 34
100,0
6 Melakukan penyikatan bak kamar mandi
seminggu sekali? Ya
14 41,2
27 79,4
Tidak 20
58,8 7
20,6
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan
7 Ikut melakukan kerja bakti teratur dengan
warga desa? Ya
12 35,3
19 55,9
Tidak 22
64,7 15
44,1
Total 34
100,0 34
100,0
8 Tidak menyampaikan informasi tentang
penyakit Chikungunya kepada tetangga? Ya
16 47,1
18 52,9
Tidak 18
52,9 16
47,1
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.7 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan tindakan kurang tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 27 responden
79,4, sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan tindakan baik tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 21 responden 61,8. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan terhadap Kejadian Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan
Kasus Kontrol
N N
1 Kurang
27 79,4
13 38,2
2 Baik
7 20,6
21 61,8
Total 34
100,0 34
100,0
Tindakan responden tentang pencegahan Chikungunya yang kurang meliputi: minum obat tanpa harus ke dokter, jika muncul gejala penyakit
Chikungunya, menggunakan kelambu pada waktu tidur, tindakan terbaik yang
dapat dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa adalah melakukan 3M,
Universitas Sumatera Utara
melakukan penyikatan bak kamar mandi seminggu sekali dan ikut melakukan kerja bakti teratur dengan warga desa.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti dengan kejadian Chikungunya adalah uji statistik chi-square dengan
derajat kepercayaan 95 α = 5 dan untuk mengetahui kekuatan antara faktor
risiko dengan kejadian Chikungunya digunakan perhitungan Odds Ratio OR. Analisis bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang crosstab 2 x 2.
Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh nilai p untuk nilai p0,05, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti dengan kejadian
Chikungunya. Hasil analisis bivariat lingkungan rumah responden dengan kejadian
Chikungunya di Kecamatan Nisam pada tahun 2013 seperti terlihat pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Lingkungan Rumah dan Perilaku Responden dengan Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun
2013
No Variabel
Kejadian Chikungunya Kasus
Kontrol Nilai
p OR
95 CI N
N I. Lingkungan Rumah
1 Kerapatan dinding
Tidak rapat 24
70,6 19
55,9 0,314
1,895 Rapat
10 29,4
15 44,1
0,696 – 5,157
Total 34
100,0 34
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan
2 Kawat kasa pada Ventilasi
Tidak ada 29
85,3 20
58,8 0,031
4,060 Ada
5 14,7
14 41,2
1,261 – 13,072
Total 34
100,0 34
100,0
3 Langit-langit rumah
Tidak ada 14
41,2 8
23,5 0,195
2,275 Ada
20 58,8
26 76,5
0,799 – 6,476
Total 34
100,0 34
100,0
4 Tempat penampungan air
Tidak baik 17
50,0 8
23,5 0,044
3,250 Baik
17 50,0
26 76,5
1,150 – 9,187
Total 34
100,0 34
100,0
5 Kelembaban
Tidak memenuhi syarat 13
38,2 7
20,6 0,183
2,388 Memenuhi syarat
21 61,8
27 79,4
0,810 – 7,041
Total 34
100,0 34
100,0 II.
Perilaku Responden
6 Pengetahuan
Kurang 24
70,6 15
44,1 0,050
3,040 Baik
10 29,4
19 55,9
1,117 – 8,274
Total 34
100,0 34
100,0
7 Sikap
Kurang 29
85,3 16
47,1 0,002
6,525 Baik
5 14,7
18 52,9
2,038 – 20,892
Total 34
100,0 34
100,0
8 Tindakan
Kurang 27
79,4 13
38,2 0,001
6,231 Baik
7 20,6
21 61,8
2,113 – 18,374
Total 34
100,0 34
100,0
Berdasarkan hasil analisis hubungan kerapatan dinding rumah responden
dengan kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 24 rumah 70,6 dengan dinding rumahnya tidak rapat, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 19 rumah 55,9 dengan dinding rumahnya tidak rapat. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak 10 rumah 29,4
dengan dinding rumahnya rapat, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak
Universitas Sumatera Utara
15 rumah 44,1 dengan dinding rumahnya rapat. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
kerapatan dinding rumah responden dengan kejadian Chikungunya dan kerapatan dinding bukan sebagai faktor risiko untuk kejadian Chikungunya.
Hasil analisis hubungan kawat kasa pada ventilasi rumah responden dengan kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada
sebanyak 29 rumah 85,3 dengan kawat kasa pada ventiasi rumahnya tidak ada, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 20 rumah 14,7 dengan kawat kasa
pada ventilasi rumahnya tidak ada. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak 5 rumah 14,7 dengan kawat kasa pada ventilasi rumahnya ada, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 14 rumah 41,2 dengan kawat kasa pada ventilasi rumahnya ada. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kawat kasa pada ventilasi rumah responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR sebesar 4,060 95CI=
1,261 – 13,072, menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya berpeluang 4 kali dengan ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita
Chikungunya. Hasil analisis hubungan langit-langit rumah responden dengan kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 14 rumah 41,2 dengan langit-langit rumah tidak ada, sedangkan kelompok kontrol ada
sebanyak 8 rumah 23,5 dengan langit-langit rumah tidak ada. Kemudian pada
Universitas Sumatera Utara
kelompok kasus ada sebanyak 20 rumah 58,8 dengan langit-langit rumah ada, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 26 rumah 76,5 dengan langit-langit
rumah ada. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel langit-langit rumah responden dengan
kejadian Chikungunya. Hasil analisis hubungan tempat penampungan air rumah responden dengan
kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 17 rumah 50,0 dengan tempat penampungan air rumahnya tidak baik,
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 8 rumah 23,5 dengan tempat penampungan air rumahnya tidak baik. Kemudian pada kelompok kasus ada
sebanyak 17 rumah 50,0 dengan tempat penampungan air rumahnya baik, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 26 rumah 76,5 dengan tempat
penampungan air rumahnya baik. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel tempat
penampungan air rumah responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR sebesar 3,250 95CI= 1,150
– 9,187, menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 3,2 kali memiliki tempat
penampungan air tidak baik dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Hasil analisis hubungan kelembaban dalam rumah responden dengan kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak
13 rumah 38,2 dengan kelembaban dalam rumah yang tidak memenuhi syarat,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 7 rumah 20,6 dengan kelembaban dalam rumah yang tidak memenuhi syarat. Kemudian pada kelompok kasus ada
sebanyak 21 rumah 61,8 dengan kelembaban dalam rumah yang memenuhi syarat, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 27 rumah 79,4 dengan
kelembaban dalam rumah yang memenuhi syarat. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
kelembaban dalam rumah responden dengan kejadian Chikungunya. Hasil analisis hubungan pengetahuan responden terhadap kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 24 responden 70,6 dengan pengetahuan kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak
15 responden 44,1 dengan pengetahuan kurang. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak 10 responden 29,4 dengan pengetahuan baik, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 19 responden 55,9 dengan pengetahuan baik. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara variabel pengetahuan responden dengan kejadian Chikungunya.
Hasil analisis hubungan sikap responden terhadap kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 29 responden 85,3
dengan sikap kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 16 responden 47,1 dengan sikap kurang. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak
5 responden 14,7 dengan sikap baik, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 18 responden 52,9 dengan sikap baik. Hasil uji chi-square diperoleh
Universitas Sumatera Utara
nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel sikap responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR sebesar 6,525 95CI=
2,038 – 20,892, menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya berpeluang 6,5 kali memiliki sikap kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Hasil analisis hubungan tindakan responden terhadap kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 27 responden
79,4 dengan tindakan kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 13 responden 38,2 dengan tindakan kurang. Kemudian pada kelompok kasus
ada sebanyak 7 responden 20,6 dengan tindakan baik, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 21 responden 61,8 dengan tindakan baik. Hasil uji
chi-square diperoleh nilai p0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel tindakan responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR
sebesar 6,231 95CI= 2,113 – 18,374, menunjukkan bahwa rumah tangga yang
keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 6,2 kali memiliki tindakan kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita
Chikungunya. 4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa ada 7 tujuh variabel yaitu kawat kasa pada ventilasi, langit-langit rumah, tempat penampungan air,
kelembaban, pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat dimasukkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
kandidat pada analisis multivariat karena mempunyai nilai p0,25 sehingga ketujuh variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis multivariat seperti terlihat
pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Bivariat yang dijadikan Model Analisis Multivariat
No Faktor Risiko
Kategori OR
95CI Nilai
p
1 Kawat kasa pada ventilasi
1. Tidak ada 4,060 1,261
– 13,072 0,031 2. Ada
2 Langit-langit rumah
1. Tidak ada 2,275
0,799 – 6,476
0,195
2. Ada 3
Tempat penampungan air 1. Tidak baik
3,250 1,150
– 9,187 0,044
2. Baik 4
Kelembaban 1. Tidak
memenuhi syarat
2,388 0,810
– 7,041 0,183
2. Memenuhi Syarat
5 Pengetahuan
1. Kurang 3,040
1,117 – 8,274
0,050
2. Baik 6
Sikap 1. Kurang
6,525 2,038 – 20,892 0,002
2. Baik 7
Tindakan 1. Kurang
6,231 2,113 – 18,374 0,001
2. Baik
Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel independen yaitu lingkungan rumah kawat kasa pada ventilasi, langit- langit rumah, tempat penampungan air, kelembaban dan perilaku masyarakat
pengetahuan, sikap,
tindakan terhadap
variabel dependen
kejadian Chikungunya serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi.
Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan rumah dan perilaku masyarakat berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan uji regresi logistik
Universitas Sumatera Utara
berganda dengan metode backward stepwise conditional dengan nilai signifikansi masing-masing variabel p0,05.
Dari hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda diperoleh bahwa variabel independen yaitu lingkungan rumah kawat kasa pada
ventilasi dan perilaku masyarakat sikap dan tindakan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kejadian Chikungunya. Sedangkan variabel lingkungan
rumah langit-langit rumah dan kelembaban dan variabel perilaku masyarakat pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya.
Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel kawat kasa pada ventilasi dengan nilai p0,05, sikap dengan nilai p0,05 dan
tindakan dengan nilai p0,05 berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Hasil analisis uji regresi logistik
berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara adalah
variabel tindakan dengan nilai OR sebesar 4,779 95CI= 1,434 – 15,923,
artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 4,7 kali memiliki tindakan kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya
tidak menderita Chikungunya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap kejadian Chikungunya di
Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Variabel tindakan bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut
mempunyai hubungan yang searah positif terhadap kejadian Chikungunya
Universitas Sumatera Utara
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dengan OR sebesar 4,779. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa kejadian Chikungunya akan meningkat jauh lebih
banyak pada tindakan pencegahan yang kurang. Pada tabel 4.10 juga terlihat bahwa variabel kawat kasa pada ventilasi dan
sikap bernilai positif, menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam
Kabupaten Aceh Utara. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda, variabel kawat kasa
pada ventilasi diperoleh OR sebesar 4,413 dengan 95CI= 1,166 – 16,696,
artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 4,4 kali dengan ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa dibanding dengan
rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya dan variabel sikap diperoleh OR sebesar 4,484 dengan 95CI= 1,241
– 16,204, artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 4,4 kali memiliki
sikap kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Tabel 4.11 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Pengaruh Kawat Kasa pada Ventilasi, Sikap dan Tindakan terhadap Kejadian Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
Variabel Independen Nilai B
Nilai p
Exp B 95 C.l.for Exp B
Lower Upper
Kawat kasa 1,485
0,029 4,413
1,166 16,696
Sikap 1,501
0,022 4,484
1,241 16,204
Tindakan 1,564
0,011 4,779
1,434 15,923
Constant -1,497
0,001
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil akhir uji regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan
variabel independen yaitu kawat kasa pada ventilasi, sikap dan tindakan berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1 P =
1 + e
–α + β 1
X 1
+ β 2
X 2
+ β 3
X 3
Keterangan: P
= Probabilitas kejadian Chikungunya α
= Konstanta e
= Bilangan natural 2,71828 β
1
– β
3
= Koefisisen regresi X
1
= Kawat kasa pada ventilasi, koefisien regresi 1,485 X
2
= Sikap, koefisien regresi 1,501 X
3
= Tindakan, koefisien regresi 1,564 X
1
= X
2
= X
3
=1, karena variabel tersebut berisiko untuk terjadinya Chikungunya. 1
P = 1 + e
–[-1,497 + 1,485X
1 + 1,501X
2 + 1,564X
3
]
1 P =
1 + 2,71
–[-1,497 + 1,4851 + 1,5011 + 1,5641]
1 P =
1 + 2,71
–3,049
1 P =
1,047
P = 0,955 = 95,5
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian,
rumah tangga
yang keluarganya
menderita Chikungunya bila kondisi ventilasi rumah tidak memiliki kawat kasa, sikap yang
kurang mendukung dan kurang melakukan tindakan pencegahan Chikungunya maka mempunyai probabilitas kejadian Chikungunya sebesar 95,5.
4.5. Population Attribute Risk PAR