Pengendalian Biologi Pengendalian Kimia

tidak hinggap pada pakaian tersebut; 7 Tidur siang dengan menggunakan kelambu. Kebiasaan orang tidur pada siang hari akan mempermudah penyebaran Chikungunya karena nyamuk betina mencari umpannya pada siang hari Anies, 2006.

2.5.3. Pengendalian Biologi

Menurut Soegijanto 2006, pengendalian biologi dilakukan dengan menggunakan kelompok hidup baik dari golongan mikroorganisme, hewan invertebrata atau hewan vertebrata. Pengendalian biologi dapat berperan sebagai patogen dan parasit. Beberapa jenis ikan seperti ikan kepala timah Panchaxpanchax, ikan gabus Gambusia adalah pemangsa yang cocok untuk larva nyamuk. Beberapa jenis golongan cacing Nematoda seperti Romanomarmis iyengari dan R.culiciforax merupakan parasit pada larva nyamuk. Sebagai patogen seperti dari golongan virus, bakteri, fungi atau protozoa dapat dikembangkan sebagai pengendalian hayati larva nyamuk di tempat perindukannya. 3 Cara Fisik, pemberantasan secara fisik ini dikenal dengan kegiatan 3M Menguras, Menutup, Mengubur yaitu: 1 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandiwc, drum dan lain-lain seminggu sekali; 2 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong airtempayan dan lain-lain; 3 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Universitas Sumatera Utara

2.5.4. Pengendalian Kimia

Pengendalian secara kimia terhadap vektor Chikungunya ditujukan pada jentik dan nyamuk dewasa. a. Pemberantasan Jentik Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti dilakukan dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik larvasida atau dikenal dengan larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah granula sand granula. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram ± 1 sendok makan rata untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan. Selain itu dapat pula digunakan golongan insect growth regulator Depkes, 2005. b. Pemberantasan Nyamuk Dewasa Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara pengasapan fogging dengan insektisida, hal ini dilakukan mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada benda-benda yang bergantungan maka penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk penular malaria Depkes, 2005. Insektisida yang digunakan adalah insektisida golongan organophospat misalnya malathion dan feritrothion. Golongan pyrectic syntetic misalnya lamda sihalotrin dan parmietrin. Golongan karbamat. Alat yang digunakan untuk menyemprot ialah mesin fog atau mesin ultra low volume ULV karena Universitas Sumatera Utara penyemprotan dilakukan dengan cara pengasapan maka tidak mempunyai efek residu Suroso, 2003. Penyemprotan insektisida dilakukan interval 1 minggu untuk membatasi penularan virus Chikungunya. Penyemprotan siklus pertama semua nyamuk mengandung virus Chikungunya nyamuk inaktif dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Penyemprotan insektisida ini dalam waktu singkat dapat membatasi penularan akan tetapi tindakan ini perlu diikuti dengan pemberantasan jentik agar populasi nyamuk dapat ditekan serendah-rendahnya Suroso, 2003.

2.5.5. Pendekatan Pemberantasan Terpadu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 8

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 35

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 85

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 5

Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016

0 0 75

Pengaruh Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chikungunya 2.1.1. Definisi Chikungunya - Pengaruh Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 0 37

PENGARUH LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

0 0 18