masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang ia pilih pun
menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala
sesuatu di Kabupaten karo ini agar tidak memakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.
4.5.11 Jadi malem Sebayang
Jadi Malem merupakan laki-laki yang berusia 40 tahun dan sudah menikah. Ia lahir di Delitua pada tanggal 3 November 1972. Ia tinggal di desa
Juhar bersama isterinya. Jadi Malem bekerja sebagai petani dan isterinya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS guru di Kabupaten Karo. Jadi Malem
memiliki 2 orang anak diantaranya 2 orang perempuan. Ia memiliki pendidikan terakhir SMA. Ia menganut agama Kristen Protestan.
Jadi Malem memiliki penghasilan Rp 1.500.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari bahkan masih bisa menabung karena isterinya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS. Ia memiliki pekerjaan sampingan dan terkait dengan salah
satu partai politik. Pekerjaannya juga terkait dengan beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Persadan Sebayang Ras Anak Beruna, Persadan
Sembiring Ras Anak Beruna, organisasi keagamaaan. Organisasi yang di ikutinya aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada. Menurutnya, ada salah satu
atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Ia senantiasa mengikuti ibadah agama dan ia pun mengetahui
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ada calon-calon Bupati yang meminta dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon-calon Bupati yang memberikan bantuan
atau sumbangan kepada organisasi keagamaannya seperti tikar, alkitab, buku nyanyian rohani, dan sebagainya. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama
yang mendukung salah satu calon Bupati. Jadi Malem memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Ia juga sangat setuju bahwa yang menjadi
Bupati Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya orang yang sesuku yang mengerti masyarakatnya sendiri. Selain itu ia juga mengetahui fungsi
margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita
kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari dan ia senantiasa
menjalankan adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat- istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya dan lingkungan. Apalagi setelah
menikah adat-istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Jadi Malem dan isterinya sering sekali mengikuti acara-acara adat seperti maba belo selambar,
erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan, mengket rumah, dan sebagainya. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak
merepotkannya karena pada saat acara adat yang ia ikuti itu ia bisa bertemu dengan saudara-saudaranya yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan
persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam Budaya Karo juga ada aturan adat. Bagi Jadi Malem , ia selalu mengikuti aturan-aturan adat meskipun
masih ada aturan adat yang masih bertentangan dengan agama seperti kepercayaan terhadap mitos atau nenek moyang. Adat istiadat Karo itu juga ada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua marga yang
berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Jadi Malem mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin
menghubungiberhubungan dengan keluarga-keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka.
Ia mengetahui nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010 supaya ia lebih mengenal calon-calon Bupati yang akan ia pilih nantinya. Dia mengetahui
beberapa calon Bupati dari lingkungan sekitar, dari media massa. Jadi Malem mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia
merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita
menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur
siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan ke II ia memilih calon Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya
walaupun sebenarnya ia tidak ada persaudaraan dengan calon yang dipilhnya. Dengan adanya rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam budaya Karo kita menjadi
saudara yang dekat walaupun awalnya tidak ada hubungan apa-apa. Di desa ini ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi
sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Jadi Malem dan
isterinya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa lain. Menurutnya dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Ia aktif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun 2010. Ia juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu
calon Bupati. Hal itu saya lakukan dengan mengajak saudara yang lain, kerabat yang lain, dan teman-teman yang lain untuk memilih calon Bupati yang saya pilih
itu. Selain itu ia juga berusaha memenangkan calon sesuai dengan fungsi-fungsi adat yang ada. Dengan adanya adat yang di bawa dalam perpolitikan maka kita
semakin erat dengan yang bersangkutan.
Menurutnya, tidak ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Walaupun perangin-angin itu sama
denagan marganya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki marga yang sama dengannya. Jadi Malem memiliki hubungan dengan calon Bupati 2010
yang dipilihnya. Hubungan itu diantaranya hubungan adat seperti rakut sitelu atau tutur siwaluh . Ia lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada
saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia juga selalu merasa tertarik dalam membicarakan politik. Hal tersebut dikarenakan politik itu merupakan
taktik dalam mencari kekuasaan.
Dalam perpolitikan anding-andingen Karo banyak sekali hanya beberapa saja yang ia ketahui. Misalnya Politik Sanggar Uruk-uruk : Arah ja angin rembus
kempak si e ialakenna artinya kalau dalam perpolitikan dan sebagai memimpin dimana angin berhembus jangan kesitu kita buat tujuannya. Tetaplah pada tujuan
yang utama meskipun banyak orang yang merusak rencana perpolitikan tersebut. Dalam suku Karo kepala keluaraga laki-laki tidak berperan lagi dalam
mengambil suatu keputusan sehari-hari karena kemajuan zaman sehingga suatu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keputusan tidak harus ditentukan oleh laki-laki. Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh sekali terhadap pilihan politik.
Jadi Malem mengetahui sebagian rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia juga ada mengenal calon-calon Bupati yang sebelumnya ikut sebagai
calon Bupati. Ia juga memilih calon Bupati karena memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Selain itu, ia juga ikut berperan dalam memenangkan
salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Tidak ada beberapa calon-calon Bupati yang berasal dari
kecamatandaerah tempat tinggalnya. Meskipun tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari desakecamatan ini ia tetap akan memberikan suaranya kepada
salah satu calon asalkan pasangan calon itu etnis Karo. Hal itu karena Jadi Malem lebih mementingkan etnis Karo dan adat-istiadat Karo. Karena dari
desakecamatan ini tidak ada calon-calon Bupati yang berasal maka masyarakat di desa ini bermacam-macam menentukan pilihannya asalkan pasangan calon Bupati
itu etnis Karo. Menurut Jadi Malem ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan
adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang terutama di
desa ini. Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Jadi Malem tidak memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang
yang diberikan. Dalam politik uang, uang itu langsung diserahkan kepada masyarakat tanpa melalui perantara. Misalnya, tim-tim sukses para calon Bupati
mendatangi tiap-tiap rumah warga dengan mensosialisasikan calon Bupati yang bersangkutan dan memberikan uang. Uang yang diberikan bermacam-macam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang Jadi Malem juga pernah
mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati.
Jadi Malem selalu membaca koran. Ia merasa tertarik membaca koran jika ada berita tentang Tanah Karo karena ia ingin mengetahui perkembangan Tanah
Karo. Selain itu ia juga selalu menonton TV. Ia merasa tertarik menonton acara- acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Hal tersebut
dikarenakan cukup menarik menonton perkembangan berita-berita di negeri ini. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam
mengisi waktu luangnya. Jadi Malem tertarik mendengarkan mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui radio. Apalagi ketika
pelaksanaan Pilkada di Tanah Karo ini. Dengan begitu ia dapat mengetahui pasangan calon mana yang cocok buat dipilih. Menurutnya, ada pengaruh media
dalam menentukan pilihan calon Bupati. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih sering membaca media daripada mengikuti kampanye pada saat Pilkada. Hal itu
dikarenakan masyarakat itu sibuk bekerja, sedang tidak ada ditempat pada saat kampanye, dan sebagainya. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan
pilihan calon Bupati adalah media surat kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Jadi Malem juga mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah
ajang untuk menyampaikan visi-misinya jika ia menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah biasa saja. Walaupun
biasa saja semua kampanyenya pasti ada beberapa kampanye calon-calon Bupati yang bagus buat kemajuan Tanah Karo ini. Menurutnya, kampanye terkadang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan kampanye melalui media massa berpengaruh terhadap pilihannya. Ia juga mengetahui visi-misi dari calon Bupati
yang dipilihnya pada Pilkada. Ia juga memilih calon Bupati karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi
calon-calon Bupati tersebut berpengaruh terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 4 kali dan jenis
kampanye ada yang tertutup dan ada yang terbuka yang di ikutunya. Ia hadir karena ingin melihat kampanye yang disampaikan oleh pasangan calon Bupati
yang akan dipilihnya nanti. Kalau soal mengikuti kampanye pasangan calon Bupati – wakil Bupati yang mana itu rahasia.
Jadi Malem mengetahui apa itu partai politik. Ia ikut bergabung dalam partai politik Gerindra. Ia memiliki jabatan sebagai PAC Juhar. Manfaat yang ia
dapat ketika bergabung dalam partai politik yaitu ia menjadi tahu apa sebenarnya partai politik itu, apa saja yang di kerjakan dalam partai politik, selain itu
menambah uang masuk untuk kebutuhan keluarga. Selain itu ia juga mendapat pendidikan politik. Ia memilih calon Bupati tidak sesuai dengan dukungan partai
politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak
memilih calon Bupati karena ia memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka
cita apalagi jika yang menang itu ada tali persaudaraan. Dan jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada. Pada saat
pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Jadi Malem
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pergi ke TPS dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia
tidak langsung pulang Selain itu ia juga mengikuti perhitungan suara karena ia ingin melihat siapa yang menang di desanya. Ia juga menganjurkan orang lain
supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa
menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Jadi Malem juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk
memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin
masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang saya pilih pun
menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang saya merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala
sesuatu di Tanah Karo ini tidak memakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.
4.5.12 Kasman Ginting