mengikuti perhitungan suara karena masih banyak pekerjaan yang diselesaikan juga. Ia juga menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya.
Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk
memilih sesuai dengan pilihannya. Hasil juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada
saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun
mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang ia pilih pun menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang
ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala sesuatu dimemakai uang dan jauhkan segala
korupsi di Kabupaten Karo ini.
4.5.10 Sugiarto Ginting
Sugiarto merupakan laki-laki yang berusia 45 tahun dan sudah menikah. Ia lahir di Pergendangen pada tanggal 3 Maret 1967. Ia tinggal di desa Pergendangen
bersama isterinya. Sugiarto bekerja sebagai buruh tani dan isterinya berprofesi sebagai wiraswasta. Sugiarto memiliki 5 orang anak diantaranya 3 orang
perempuan dan 2 orang laki-laki. Ia memiliki pendidikan terakhir SMA dan ia menganut agama Kristen Protestan.
Sugiarto memiliki penghasilan Rp1.300.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak
bisa menabung. Sugiarto tidak memiliki pekerjaan sampingan bahkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pekerjaannya tidak terkait dengan salah satu partai politik. Pekerjaannya terkait dengan beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Persadan Sembiring Ras
Anak Beruna, Persadan Ginting Ras Anak Beruna, organisasi keagamaan. Organisasi yang di ikutinya aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada.
Menurutnya, ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Ia senantiasa mengikuti ibadah agama
dan ia pun mengetahui ada calon-calon Bupati yang meminta dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon-calon Bupati yang
memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi keagamaannya seperti tikar, alkitab dan sebagainya. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama
yang mendukung salah satu calon Bupati. Sugiarto memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Ia juga sangat setuju bahwa yang menjadi Bupati
Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya orang yang sesuku yang mengerti masyarakatnya sendiri. Sugiarto mengetahui fungsi margaberu di
dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita kenal
sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari dan ia senantiasa menjalankan
adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat-istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya, dan lingkungan. Apalagi setelah menikah adat-
istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Sugiarto dan isterinya sering sekali mengikuti acara-acara adat seperti maba belo selambar, erdemu bayu
pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan, mengket rumah, dan sebagainya. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak merepotkannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
karena pada saat acara adat yang ia ikuti itu ia bisa bertemu dengan saudara- saudaranya yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan persaudaraan itu
lebih erat. Selain adat-istiadat dalam Budaya Karo juga ada aturan adat. Bagi Sugiarto, ia tidak selalu mengikuti aturan-aturan. Adat istiadat Karo itu juga ada
dalam perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua marga yang
berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Sugiarto
mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin menghubungiberhubungan dengan keluarga-keluarganya baik dalam keadaan
suka maupun duka.
Ia kurang mengetahui nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010. Dia mengetahui beberapa calon Bupati dari lingkungan sekitar, dari media massa.
Sugiarto mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh
sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan ke II ia memilih calon
Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya walaupun sebenarnya ia tidak ada persaudaraan dengan calon yang dipilhnya.
Dengan adanya rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam budaya Karo kita menjadi saudara yang dekat walaupun awalnya tidak ada hubungan apa-apa. Di desa ini
ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Sugiarto dan isterinya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa lain. Menurutnya
dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Sugiarto aktif dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat
pemilihan Bupati Karo tahun 2010. Ia juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon Bupati. Hal itu saya lakukan dengan mengajak saudara yang lain,
kerabat yang lain, dan teman-teman yang lain untuk memilih calon Bupati yang saya pilih itu.
Menurutnya, ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki
marga atau beru yang sama dengannya. Sugiarto memiliki hubungan dengan calon Bupati 2010 yang dipilihnya. Hubungan itu diantaranya hubungan satu marga,
hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh. Ia lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia
juga selalu merasa tertarik dalam membicarakan politik. Hal tersebut dikarenakan politik itu semacam ular yang licik dalam mencari kekuasaan.
Dalam perpolitikan anding-andingen Karo juga ada dan saya tidak begitu banyak mengetahuinya. Hanya beberapa saja. Misalnya Politik Sanggar Uruk-
uruk : Arah ja angin rembus kempak si e ialakenna artinya kalau dalam perpolitikan dan sebagai memimpin dimana angin berhembus jangan kesitu kita
buat tujuannya. Tetaplah pada tujuan yang utama meskipun banyak orang yang merusak rencana perpolitikan tersebut. Dalam suku Karo kepala keluarga laki-
laki tidak berperan lagi dalam mengambil suatu keputusan sehari-hari karena
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kemajuan zaman sehingga suatu keputusan tidak harus ditentukan oleh laki-laki. Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh sekali terhadap
pilihan politik. Sugiarto tidak mengetahui rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia
ada mengenal calon-calon Bupati yang sebelumnya ikut sebagai calon Bupati. Ia tidak memilih calon Bupati karena memiliki hubungan historis dengan yang
bersangkutan. Selain itu, ia juga tidak ikut berperan dalam memenangkan salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan.
Tidak ada beberapa calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah tempat tinggalnya. Meskipun tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari
desakecamatan ini ia tetap akan memberikan suaranya kepada salah satu calon asalkan pasangan calon itu etnis Karo. Hal itu dikarenakan karena Sugiarto lebih
mementingkan etnis Karo dan adat-istiadat Karo. Karena dari desakecamatan ini tidak ada calon-calon Bupati yang berasal maka masyarakat di desa ini bermacam-
macam menentukan pilihannya asalkan pasangan calon Bupati itu etnis Karo. Menurut Sugiarto ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan
adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang terutama di
desa ini. Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Sugiarto memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang
diberikan. Uang yang diberikan oleh tim sukses beberapa calon Bupati itu lumayan buat uang belanja rumah tangga. Dalam politik uang, uang itu langsung
diserahkan kepada masyarakat tanpa melalui perantara. Misalnya, tim-tim sukses para calon Bupati mendatangi tiap-tiap rumah warga dengan mensosialisasikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
calon Bupati yang bersangkutan dan memberikan uang. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan
ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang Sugiarto juga pernah mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa
mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati. Sugiarto tidak selalu membaca koran. Ia membaca koran jika ada waktu
luang saja. Ia merasa tertarik membaca koran jika ada berita tentang Tanah Karo karena ia ingin mengetahui perkembangan Tanah Karo. Selain itu ia juga selalu
menonton TV. Terkadang ia merasa tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Hal tersebut dikarenakan cukup
menarik menonton perkembangan berita-berita di negeri ini. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam mengisi waktu
luangnya. Sugiarto lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui radio.
Karena berita yang disiarkan melalui radio jarang tentang perpolitikan. Menurutnya, ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Hal itu
dikarenakan masyarakat lebih sering membaca media daripada mengikuti kampanye pada saat Pilkada. Hal itu dikarenakan masyarakat itu sibuk bekerja,
sedang tidak ada ditempat pada saat kampanye, dan sebagainya. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat
kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Sugiarto juga mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah ajang untuk menyampaikan visi-misin dan
janji-janjinya jika ia menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah biasa saja. Mungkin setelah menjadi Bupati janji itu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hanya tinggal janji saja. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan kampanye melalui media massa tidak berpengaruh
terhadap pilihannya. Ia mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut berpengaruh
terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 2 kali dan jenis kampanye ada yang tertutup dan ada yang
terbuka yang di ikutunya. Ia hadir karena diajak oleh tim sukses salah satu calon Bupati dan karena memdapat uang saku. Kalau soal mengikuti kampanye
pasangan calon Bupati – wakil Bupati yang mana itu rahasia. Sugiarto mengetahui apa itu partai politik. Ia tidak ikut bergabung dalam
partai politik. Ia memilih calon Bupati sesuai dengan dukungan partai politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif
dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak memilih calon Bupati karena ia memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan.
Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi jika yang menang itu merupakan semarga dengan ia. Dan jika kalah calon yang
dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada. Pada saat pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS
bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Sugiarto pergi ke TPS tidak membawa orang lain kecuali isterinya. Setelah memilih di TPS
ia langsung pulang. Selain itu ia juga tidak mengikuti perhitungan suara . Sugiarto juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk
memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 hari sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang ia pilih pun
menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala
sesuatu di Kabupaten karo ini agar tidak memakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.
4.5.11 Jadi malem Sebayang