4.5.5 Fery Purba
Fery merupakan laki-laki yang berusia 30 tahun dan sudah menikah. Ia lahir di Kabanjahe pada tanggal 1 Januari 1982. Ia tinggal di desa Munte bersama
isterinya. Fery bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS di Tebing Tinggi. Isterinya juga bekerja sebagai PNS di kabupaten Karo. Fery merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara. Ia belum memiliki anak. Fery memiliki pendidikan terakhir D3. Ia menganut agama Kristen Protestan.
Fery memiliki penghasilan Rp 2.000.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan
masih bisa menabung karena isterinya juga berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS. Fery tidak memiliki pekerjaan sampingan bahkan pekerjaannya tidak
terkait dengan salah satu partai politik. Pekerjaan Fery terkait dengan beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Persadan Karo-Karo Ras Anak Beruna,
organisasi keagamaan, organisasi di PNS Tebing Tinggi.
Organisasi yang di ikutinya aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada. Menurutnya, ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha
mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Ia senantiasa mengikuti ibadah agama dan ia pun mengetahui ada calon-calon Bupati yang meminta
dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon- calon Bupati yang memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi
keagamaannya seperti tikar, alkitab dan sebagainya. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama yang mendukung salah satu calon Bupati. Fery memilih calon
Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Ia juga sangat setuju bahwa yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi Bupati Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya orang yang sesuku yang mengerti masyarakatnya sendiri. Fery mengetahui fungsi
margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita
kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari dan ia senantiasa
menjalankan adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat- istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya, lingkungan dan dari buku-buku adat
Karo yang ia baca. Apalagi setelah menikah adat-istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Fery dan isterinya sering sekali mengikuti acara-acara adat
seperti maba belo selambar, erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur- mesuri 7 bulanan. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak
merepotkannya karena pada saat acara adat yang ia ikuti itu ia bisa bertemu dengan saudara-saudaranya yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan
persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam Budaya Karo juga ada aturan adat. Bagi Fery, ia tidak selalu mengikuti aturan-aturan adat karena masih
ada aturan adat yang masih bertentangan dengan agama seperti kepercayaan terhadap mitos atau nenek moyang. Adat istiadat Karo itu juga ada dalam
perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua marga yang berpengaruh dan
ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Fery mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin menghubungiberhubungan dengan
keluarga-keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ia mengetahui nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010 supaya ia lebih mengenal calon-calon Bupati yang akan ia pilih nantinya. Dia mengetahui
beberapa calon Bupati dari lingkungan sekitar, dari media massa. Fery mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia
merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita
menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur
siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan ke II ia memilih calon Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya
walaupun sebenarnya ia tidak ada persaudaraan dengan calon yang dipilhnya. Dengan adanya rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam budaya Karo kita menjadi
saudara yang dekat walaupun awalnya tidak ada hubungan apa-apa. Di desa ini ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi
sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Fery dan isterinya
juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa. Menurutnya dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Fery aktif dalam
mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun 2010. Ia juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon
Bupati. Hal itu saya lakukan dengan mengajak saudara yang lain, kerabat yang lain, dan teman-teman yang lain untuk memilih calon Bupati yang saya pilih itu.
Menurutnya, ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
marga atau beru yang sama dengannya. Fery memiliki hubungan dengan calon Bupati 2010 yang dipilihnya. Hubungan itu diantaranya hubungan satu marga,
hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh. Ia lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia
juga selalu merasa tertarik dalam membicarakan politik. Hal tersebut dikarenakan politik itu unik dalam mencari kekuasaan.
Dalam perpolitikan anding-andingen Karo juga ada dan saya tidak begitu banyak mengetahuinya. Hanya beberapa saja. Misalnya Politik Sanggar Uruk-
uruk : Arah ja angin rembus kempak si e ialakenna artinya kalau dalam perpolitikan dan sebagai memimpin dimana angin berhembus jangan kesitu kita
buat tujuannya. Tetaplah pada tujuan yang utama meskipun banyak orang yang merusak rencana perpolitikan tersebut. Dalam suku Karo kepala keluaraga laki-
laki tidak berperan lagi dalam mengambil suatu keputusan sehari-hari karena kemajuan zaman sehingga suatu keputusan tidak harus ditentukan oleh laki-laki.
Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh sekali terhadap pilihan politik.
Fery mengetahui sebagian rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia juga ada mengenal calon-calon Bupati yang sebelumnya ikut sebagai calon
Bupati. Ia tidak memilih calon Bupati karena memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Selain itu, ia juga tidak ikut berperan dalam memenangkan
salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah
tempat tinggalnya. Meskipun tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
desakecamatan ini ia tetap akan memberikan suaranya kepada salah satu calon asalkan pasangan calon itu etnis Karo. Hal itu dikarenakan karena Fery lebih
mementingkan etnis Karo dan adat-istiadat Karo. Karena dari desakecamatan ini tidak ada calon-calon Bupati yang berasal maka masyarakat di desa ini bermacam-
macam menentukan pilihannya asalkan pasangan calon Bupati itu etnis Karo. Menurut Fery ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan adanya
uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang terutama di desa ini.
Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Fery tidak memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang diberikan.
Dalam politik uang, uang itu langsung diserahkan kepada masyarakat tanpa melalui perantara. Misalnya, tim-tim sukses para calon Bupati mendatangi tiap-
tiap rumah warga dengan mensosialisasikan calon Bupati yang bersangkutan dan memberikan uang. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang
Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang, Fery juga pernah mendengar serangan fajar.
Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati.
Fery selalu membaca koran. Ia merasa tertarik membaca koran jika ada berita tentang Tanah Karo karena ia ingin mengetahui perkembangan Tanah Karo.
Selain itu ia juga selalu menonton TV. Terkadang ia merasa tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Hal tersebut
dikarenakan cukup menarik menonton perkembangan berita-berita di negeri ini. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mengisi waktu luangnya. Fery lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui
radio. Karena berita yang disiarkan melalui radio jarang tentang perpolitikan. Menurutnya, ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Hal itu
dikarenakan masyarakat lebih sering membaca media daripada mengikuti kampanye pada saat Pilkada. Hal itu dikarenakan masyarakat itu sibuk bekerja,
sedang tidak ada ditempat pada saat kampanye, dan sebagainya. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat
kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Fery juga mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah ajang untuk menyampaikan visi-misinya jika ia
menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah biasa saja. Walaupun biasa saja semua kampanyenya pasti ada beberapa
kampanye calon-calon Bupati yang bagus buat kemajuan Tanah Karo ini. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan
kampanye melalui media massa berpengaruh terhadap pilihannya. Ia juga mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Ia juga
memilih calon Bupati karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut berpengaruh
terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 2 kali dan jenis kampanye ada yang tertutup dan ada yang
terbuka yang di ikutunya. Ia hadir karena ingin melihat kampanye yang disampaikan oleh pasangan calon Bupati yang akan dipilihnya nanti. Kalau soal
mengikuti kampanye pasangan calon Bupati –wakil Bupati yang mana itu rahasia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fery mengetahui apa itu partai politik. Ia tidak ikut bergabung dalam partai politik. Ia memilih calon Bupati sesuai dengan dukungan partai politik yang
ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak memilih calon
Bupati karena ia memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi
jika yang menang itu ada tali persaudaraan. Dan jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada. Pada saat pilkada
berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Fery pergi ke TPS
dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia tidak
langsung pulang Selain itu ia juga mengikuti perhitungan suara karena ia ingin melihat siapa yang menang di desanya. Ia juga menganjurkan orang lain supaya
memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa
menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Fery juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih
salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin
masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang saya pilih pun
menang. Sikap saya ketika calon tersebut menang saya merasa senang dan semoga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala sesuatu dimemakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.
4.5.6 Mekmek Br Ginting