Magdalena Br Tarigan Profil Informan

jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada untuk menerima hasilnya. Pada saat Pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Sehate pergi ke TPS dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia tidak langsung pulang dan tetap menunggu hasil Pilkada itu diumumkan. Selain itu ia juga mengikuti perhitungan suara karena ia ingin mengetahui hasil dari Pilkada itu. Sehate menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Sehate juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya kalah karena faktor etnis. Sikapnya ketika calon yang pilihnya kalah ia merasa sangat kecewa sekali karena begitu besar perjuangan yang dilakukannya untuk memenangkan calon tersebut. Akan tetapi saya bangga dengan masyarakat di Desa ini karena rasa solidaritas dalam suatu kelompok itu tinggi dan rasa igin menunjukkan bahwa dia suku Karo itu benar-benar ada.

4.5.3 Magdalena Br Tarigan

Magdalena merupakan perempuan yang berusia 41 tahun dan sudah menikah. Magdalena lahir di Kabanjahe pada tanggal 28 Agustus 1971. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Magdalena tinggal di desa Tigapanah bersama suaminya. Magdalena bekerja sebagai wiraswasta dan suaminya juga bekerja sebagai wiraswasta. Magdalena memiliki pendidikan terakhir SMA. Magdalena menganut agama Kristen Protestan. Magdalena memiliki penghasilan Rp 2.000.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan masih bisa menabung. Magdalena memiliki pekerjaan sampingan dan pekerjaannya itu tidak terkait dengan salah satu partai politik. Ia mengikuti organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang di ikutinya tidak aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada. Menurutnya, tidak ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Magdalena senantiasa mengikuti ibadah agama. Ia mengetahui ada calon-calon Bupati yang meminta dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon-calon Bupati yang memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi keagamaannya. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama yang mendukung salah satu calon Bupati. Magdalena memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Magdalena sangat setuju bahwa yang menjadi Bupati Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya suku Karo yang memahami adat istiadat Karo dan memahami bagaimana Tanah Karo ini. Magdalena mengetahui fungsi margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari. Magdalena senantiasa menjalankan adat-istiadat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat-istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya dan lingkungannya. Apalagi setelah menikah adat-istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Ia dan suaminya sering sekali mengikuti acara- acara adat seperti maba belo selambar, erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak merepotkannya karena pada saat acara adat yang kita ikuti itu kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam budaya Karo ada juga aturan adat. Adat istiadat Karo itu juga ada dalam perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh- tokoh adat atau ketua-ketua marga yang berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Magdalena mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin menghubungiberhubungan dengan keluarga- keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka. Magdalena tidak mengetahui nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010. Dia mengetahui beberapa calon Bupati dari poster, spanduk, kartu nama yang diberikan, dan selebaran-selebaran. Ia mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia pun merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan putaran Pilkada II Magdalena memilih calon UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya walupun sebenarnya tidak mengenalinya secara lebih dekat dan bukan saudara. Di desa ini ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Ia dan suaminya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa lain. Menurutnya dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Magdalena tidak terlalu aktif dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun 2010. Ia juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon Bupati. Hal itu saya lakukan dengan mengajak saudara yang lain, kerabat yang lain, dan teman- teman yang lain untuk memilih calon Bupati yang saya pilih itu. Menurutnya ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki marga atau beru yang sama dengannya. Akan tetapi ia tidak memilihnya karena ia memilih calon Bupai yang memiliki hubungan persaudaraan dengannya dan hubungan marga dari ibunya. Magdalena lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia pun tidak selalu merasa tertarik dalam membicarakan politik. Dalam perpolitikan, saya tidak mengetahui tentang anding-andingen Karo. Dalam suku Karo kepala keluaraga laki-laki tidak berperan lagi dalam mengambil suatu keputusan sehari- hari karena kemajuan zaman sehingga suatu keputusan tidak harus ditentukan oleh UNIVERSITAS SUMATERA UTARA laki-laki. Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh terhadap pilihan politik. Ia mengetahui sebagian rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia memilih calon Bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Magdalena ikut berperan dalam memenangkan salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Ada beberapa calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah tempat tinggalnya. Akan tetapi, ia tidak memilih calon Bupati yang bersangkutan. Hal itu dikarenakan karena Magdalena lebih mementingkan adat-istiadat dan hubungan persaudaraan dari pada lokalitas. Kalau soal lokalitas, masyarakat desa ini begitu aktif untuk memenangkan calon yang berasal dari daerahnya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat desa ini untuk memenangkan calon yang berasal dari desa ini juga bermacam-macam. Seperti mengajak teman-teman dan kerabat dekatnya untuk memilih pasangan calon Bupati yang berasal dari desa ini. Menurut sepengetahuannya, calon yang berasal dari kecamatandaerahnya tidak menang karena ada beberapa calon Bupati yang berasal dari daerah ini sehingga suara masyarakat didesa ini pecah. Banyak harapan yang diinginkan masyarakat desa ini jika calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah pada desa ini menang. Misalnya dengan membangun berbagai sarana dan prasarana di desa ini sehingga desa ini maju dan lebih memperhatikan desa ini. Jika kalah calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah ini, maka masyarakat di desa ini akan kecewa. Menurut Magdalena ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang terutama di desa ini. Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Ia tidak memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang diberikan. Dalam politik uang, uang itu diserahkan ketika calon-calon Bupati itu berkampanye. Kalau di desa ini uang itu diserahkan melalui kepala desa dan kepala desa nantinya yang akan membagi-bagi kepada masyarakat di desa ini.. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politi uang ia juga pernah mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati. Magdalena tidak selalu membaca koran. Ia merasa tertarik membaca koran jika ada berita tentang Tanah Karo karena ia ingin mengetahui perkembangan kampung halamannya. Selain itu ia juga selalu menonton TV. Terkadang ia merasa tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam mengisi waktu luangnya. Magdalena lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui radio. Menurutnya, ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Ia mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah ajang untuk menyampaikan visi-misinya jika ia menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah semua hanya omongan belaka dan janji-janji palsu saja karena tidak semua nanti yang ada dalam kampanye itu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dilaksanakan. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan kampanye melalui media massa juga berpengaruh terhadap pilihannya. Magdalena juga mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Ia juga memilih calon Bupati karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut berpengaruh terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 1 kali dan jenis kampanye terbuka yang di ikutunya.. Magdalena kurang mengetahui apa itu partai politik. Ia tidak ikut bergabung dalam partai politik. Ia memilih calon Bupati tidak sesuai dengan dukungan partai politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak memilih calon Bupati karena ia tidak memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi jika yang menang itu ada tali persaudaraan. Dan jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada. Pada saat pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Magdalena pergi ke TPS dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia langsung pulang karena masih banyak pekerjaan yang mau dikerjakan. Selain itu ia juga tidak mengikuti perhitungan suara karena masih banyak pekerjaan yang mau dikerjakan. Ia juga menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Magdalena juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun menang. Sikap saya ketika calon tersebut menang saya merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.

4.5.4 Roni Sembiring