Timotius Ginting Profil Informan

memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 hari sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya kalah pada putaran I sehingga pada putaran II ia harus memilih calon Bupati yang lain. Calon Bupati yang dipilihnya pada putaran ke II pun menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini

4.5.17 Timotius Ginting

Timotius merupakan laki-laki yang berusia 44 tahun dan sudah menikah. Ia lahir di Delitua pada tanggal 14 Maret 1968. Ia tinggal di Brastagi bersama isterinya. Timotius bekerja sebagai petani. Isterinya juga bekerja sebagai petani. Timotius memiliki anak 6 orang diantaranya 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Ia memiliki pendidikan terakhir SMA. Ia menganut agama Kristen Protestan. Timotius memiliki penghasilan Rp 1.500.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak bisa menabung. Ia tidak memiliki pekerjaan sampingan. Pekerjaan Timotius terkait dengan beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Persadan Ginting Ras Anak Beruna, Persadan Tarigan, organisasi keagamaan. Organisasi yang di ikutinya aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada. Menurutnya, ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Ia senantiasa mengikuti ibadah agama dan ia pun UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengetahui ada calon-calon Bupati yang meminta dukungan dari organisasi- organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon-calon Bupati yang memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi keagamaannya seperti tikar, alkitab dan sebagainya. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama yang mendukung salah satu calon Bupati. Timotius memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Ia juga sangat setuju bahwa yang menjadi Bupati Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya orang yang sesuku yang mengerti masyarakatnya sendiri. Selain itu ia juga mengetahui fungsi margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari dan ia senantiasa menjalankan adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat- istiadat dalam budaya Karo dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Apalagi setelah menikah adat-istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Timotius dan isterinya sering sekali mengikuti acara-acara adat seperti maba belo selambar, erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan, mengket rumah, dan sebagainya. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak merepotkannya karena pada saat acara adat yang ia ikuti itu ia bisa bertemu dengan saudara-saudaranya yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam Budaya Karo juga ada aturan adat. Bagi Timotius, ia tidak selalu mengikuti aturan-aturan adat. Adat istiadat Karo itu juga ada dalam perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua UNIVERSITAS SUMATERA UTARA marga yang berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Timotius mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin menghubungiberhubungan dengan keluarga-keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka. Ia tidak mengetahui seluruh nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010. Dia hanya mengetahui beberapa calon Bupati dari lingkungan sekitar, dari media massa. Timotius mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan ke II ia memilih calon Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya walaupun sebenarnya ia tidak ada persaudaraan dengan calon yang dipilhnya. Dengan adanya rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam budaya Karo kita menjadi saudara yang dekat walaupun awalnya tidak ada hubungan apa-apa. Di desa ini ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Timotius dan isterinya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa lain. Menurutnya dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Ia tidak aktif dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun 2010. Ia juga tidak merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon Bupati. Menurutnya, ada UNIVERSITAS SUMATERA UTARA calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki marga atau beru yang sama dengannya. Timotius memiliki hubungan dengan calon Bupati 2010 yang dipilihnya. Hubungan itu diantaranya hubungan satu marga, hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh. Ia lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia tidak merasa tertarik dalam membicarakan politik. Hal tersebut dikarenakan politik itu ribet dan licik. Dalam perpolitikan anding-andingen Karo juga ada dan saya tidak begitu banyak mengetahuinya. Hanya beberapa saja. Misalnya Politik Sanggar Uruk- uruk : Arah ja angin rembus kempak si e ialakenna artinya kalau dalam perpolitikan dan sebagai memimpin dimana angin berhembus jangan kesitu kita buat tujuannya. Tetaplah pada tujuan yang utama meskipun banyak orang yang merusak rencana perpolitikan tersebut. Dalam suku Karo kepala keluarga laki- laki tidak berperan lagi dalam mengambil suatu keputusan sehari-hari karena kemajuan zaman sehingga suatu keputusan tidak harus ditentukan oleh laki-laki. Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh sekali terhadap pilihan politik. Timotius tidak mengetahui rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia juga ada mengenal calon-calon Bupati yang sebelumnya ikut sebagai calon Bupati. Ia tidak memilih calon Bupati karena memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Selain itu, ia juga tidak ikut berperan dalam memenangkan salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bersangkutan. Ada beberapa calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah tempat tinggalnya. Akan tetapi, ia tidak memilih calon Bupati yang bersangkutan. Hal itu dikarenakan karena Timotius lebih mementingkan adat-istiadat dan hubungan persaudaraan dari pada lokalitas. Kalau soal lokalitas, masyarakat desa ini begitu aktif untuk memenangkan calon yang berasal dari daerahnya. Usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat desa ini untuk memenangkan calon yang berasal dari desa ini juga bermacam-macam. Seperti mengajak teman-teman dan kerabat dekatnya untuk memilih pasangan calon Bupati yang berasal dari desa ini. Menurut sepengetahuannya, calon yang berasal dari kecamatandaerahnya tidak menang karena ada beberapa calon Bupati yang berasal dari daerah ini sehingga suara masyarakat didesa ini pecah. Banyak harapan yang diinginkan masyarakat desa ini jika calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah pada desa ini menang. Misalnya dengan membangun berbagai sarana dan prasarana di desa ini sehingga desa ini maju dan lebih memperhatikan desa ini. Jika kalah calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah ini, maka masyarakat di desa ini akan kecewa. Menurut Timotius ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang terutama di desa ini. Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Timotius tidak memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang diberikan. Dalam politik uang, uang itu langsung diserahkan kepada masyarakat tanpa melalui perantara. Misalnya, tim-tim sukses para calon Bupati mendatangi tiap-tiap rumah warga dengan mensosialisasikan calon Bupati yang bersangkutan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan memberikan uang. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang Timotius juga pernah mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati. Timotius tidak selalu membaca koran. Jika ada berita dalam koran tentang Tanah Karo ia merasa tertarik membacanya karena ia ingin mengetahui perkembangan Tanah Karo. Selain itu ia juga selalu menonton TV. Terkadang ia merasa tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Hal tersebut dikarenakan cukup menarik menonton perkembangan berita-berita di negeri ini. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam mengisi waktu luangnya. Timotius lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui radio. Menurutnya, ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih sering membaca media daripada mengikuti kampanye pada saat Pilkada. Hal itu dikarenakan masyarakat itu sibuk bekerja, sedang tidak ada ditempat pada saat kampanye, dan sebagainya. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Timotius juga mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah ajang untuk menyampaikan visi-misi dan janji-janji jika ia menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah biasa saja karena hanya omongan belaka. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan kampanye melalui media massa berpengaruh terhadap UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pilihannya. Ia tidak mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Ia memilih calon Bupati bukan karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut berpengaruh terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia tidak pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada. Timotius mengetahui apa itu partai politik. Ia tidak ikut bergabung dalam partai politik. Ia memilih calon Bupati tidak sesuai dengan dukungan partai politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak memilih calon Bupati karena ia memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi jika yang menang itu ada tali persaudaraan. Dan jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada. Pada saat pilkada putaran I berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya, pada Pilkada putaran ke II ia tidak hadir ke TPS karena tidak ikut memilih. dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Timotius pergi ke TPS tidak membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia langsung pulang Selain itu ia juga tidak mengikuti perhitungan suara karena masih banyak pekerjaan. Ia tidak menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Timotius juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 minggu sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II Timotius tidak ikut memilih karena baginya sama saja semua calon Bupati itu. Siapa pun nantinya yang menang agar memajukan Kabupaten Karo ini dalam segala bidang. Sikapnya ketika calon tersebut menang saya merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala sesuatu di Kabupaten Karo ini agar tidak memakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.

4.5.18 Jaminta Sembiring