Mariati Br Sembiring Profil Informan

TPS dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia langsung pulang. Selain itu ia juga tidak mengikuti perhitungan suara karena banyak pekerjaan. Ia juga menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Agustina juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun kalah pada putaran I dan pada putaran II calon yang ia pilih pun menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Segala sesuatu dimemakai uang dan jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.

4.5.16 Mariati Br Sembiring

Mariati merupakan perempuan yang berusia 43 tahun dan sudah menikah. Mariati lahir di Juhar pada tanggal 2 September 1969. Mariati tinggal di desa Kutaraya bersama suaminya dan memiliki 3 orang anak diantaranya 2 orang laki- laki dan 1 orang perempuan. Ia bekerja sebagai buruh tani dan suaminya juga bekerja sebagai buruh tani. Mariati memiliki pendidikan terakhir SMA. Ia menganut agama Kristen Protestan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mariati memiliki penghasilan Rp 1.200.000 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi tidak bisa menabung. Ia tidak memiliki pekerjaan sampingan. Ia mengikuti organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang di ikutinya kurang aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada. Menurutnya, tidak ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Mariati senantiasa mengikuti ibadah agama. Ia kurang mengetahui ada calon-calon Bupati yang meminta dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Ia juga kurang mengetahui bahwa ada calon-calon Bupati yang memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi keagamaannya. Selain itu, ia juga kurang mengetahui bahwa ada tokoh-tokoh agama yang mendukung salah satu calon Bupati. Mariati memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya. Karena biar bagaimana pun lebih bagus ia memberikan suaranya kepada yang seiman dari pada yang berbeda agama . Baginya yang seiman itu sudah seperti saudara walaupun tidak mengenalnya lebih dekat. Mariati sangat setuju bahwa yang menjadi Bupati Karo harus berasal dari suku Karo karena menurutnya hanya suku Karo yang memahami adat istiadat Karo dan memahami bagaimana Tanah Karo ini serta dapat bertutur dengan rakyatnya dengan membuat tutur erbibi, erbengkila, ermami, ermama, dan sebagainya. Mariati mengetahui fungsi margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari. Mariati juga senantiasa menjalankan adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui UNIVERSITAS SUMATERA UTARA adat-istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya dan lingkungannya. Ia dan suaminya sering sekali mengikuti acara-acara adat seperti maba belo selambar, erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan, mengket rumah, dan sebagainya. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak merepotkannya karena pada saat acara adat yang kita ikuti itu kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam budaya Karo ada juga aturan adat. Adat istiadat Karo itu juga ada dalam perpolitikan pada saat Pilkada. Apalagi ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua marga yang berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Raskami mengetahui silsilah keluarganya dan ia sangat rajin menghubungiberhubungan dengan keluarga-keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka. Mariati tidak mengetahui semua nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010. Hanya beberapa saja yang ia ketahui. Dia mengetahui beberapa calon Bupati dari poster, spanduk, kartu nama yang diberikan, dan selebaran- selebaran. Ia pun mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Ia juga merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh terkadang ada. Ketika putaran Pilkada I dan putaran Pilkada II Mariati memilih calon Bupati yang ada hubungan dengan rakut sitelu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA atau tutur siwaluh dengan dirinya walupun sebenarnya tidak mengenalinya secara lebih dekat dan bukan saudara. Di desa ini ada acara kerja tahun. Menurutnya para calon Bupati ikut berperan atau memberi sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Mariati dan suaminya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa lain. Menurutnya dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Mariati tidak terlalu aktif dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun 2010 karena ia sibuk dengan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tetapi ia juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon Bupati sesuai dengan fungsi-fungsi adat. Karena dengan adanya adat-adat dalam budaya Karo maka ia sebagai suku Karo memiliki hubungan darah dengan yang bersangkutan meskipun ia dengan yang bersangkutan bukan saudara. Menurutnya ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengannya. Ia setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki marga atau beru yang sama dengannya. Ia juga memilih calon Bupati yang memiliki marga yang sama dengannya. Mariati lebih mementingkan kekerabatan dari marga daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Ia pun tidak selalu merasa tertarik dalam membicarakan politik. Karena baginya politik itu hanya bohong-bohongan saja dan politik itu hanya untuk mencari kekuasaan saja. Dalam perpolitikan, saya tidak mengetahui tentang anding-andingen Karo. Dalam suku Karo kepala keluaraga laki-laki masih berperan dalam mengambil suatu keputusan sehari-hari akan tetapi, dalam keluarganya hal tersebut sudah mulai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memudar karena majunya zaman sehingga pemikiran pun sudah modern. Menurutnya unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh terhadap pilihan politik. Ia tidak mengetahui rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Ia tidak memilih calon Bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Ia juga tidak ikut berperan dalam memenangkan salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah tempat tinggalnya. Meskipun tidak ada calon-calon Bupati yang berasal dari desakecamatan ini ia tetap akan memberikan suaranya kepada salah satu calon asalkan pasangan calon itu etnis Karo. Hal itu dikarenakan karena Mariati lebih mementingkan etnis Karo dan adat-istiadat Karo. Karena dari desakecamatan ini tidak ada calon-calon Bupati yang berasal maka masyarakat di desa ini bermacam-macam menentukan pilihannya asalkan pasangan calon Bupati itu etnis Karo. Menurut Mariati ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Ia sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang. Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Ia memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang diberikan. Baginya apa salahnya memberikan suara demi uang yang di berikan oleh tim sukses salah satu dari calon Bupati. Dalam politik uang, uang itu diserahkan ketika calon-calon Bupati itu berkampanye. Kalau di desa ini uang itu diserahkan langsung kepada masyarakat didesa ini. Tim-tim sukses calon Bupati yang bersangkutan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mendatangi masing-masing rumah warga. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang, ia juga pernah mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati. Mariati tidak selalu membaca koran. Jika ada berita tentang Tanah Karo maka ia merasa tertarik untuk membacanya karena ia ingin mengetahui perkembangan kampung halamannya. Selain itu ia juga selalu menonton TV pada waktu malam hari. Ia merasa kurang tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Karena acara-acara atau berita-berita tentang politik itu hanya membuat kepalanya pusing dan politik itu hanya omongan kosong saja. Baginya ia lebih suka menonton acara sinetron daripada berita baik tentang politik maupun umum. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam mengisi waktu luangnya. Mariati lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita- berita seperti berita politik yang disiarkan melalui radio. Menurutnya, ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat kabar, brosur yang diberikan, spanduk. Ia mengetahui apa itu kampanye. Baginya kampanye adalah ajang untuk menyampaikan visi-misinya jika ia menjadi calon Bupati dan wakil calon Bupati. Tanggapannya terhadap kampanye adalah bahwa kampanye itu hanya omongan kosong saja. Ketika salah satu calon Bupati terpilih menjadi pemimpin di Kabupaten Karo ini maka janji hanya tinggal janji saja. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kampanye melalui media massa juga berpengaruh terhadap pilihannya. Mariati juga mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Ia tidak memilih calon Bupati karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 1 kali dan jenis kampanye terbuka yang di ikutunya. Kampanye itu dilakukan di jambur desa ini. Mariati mengetahui apa itu partai politik. Ia tidak ikut bergabung dalam partai politik. Ia memilih calon Bupati tidak sesuai dengan dukungan partai politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik juga aktif dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia tidak memilih calon Bupati karena ia tidak memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaannya ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi jika yang menang itu ada ikatan marga. Dan jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa . Pada saat Pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Mariati pergi tidak membawa orang lain. Setelah memilih di TPS ia langsung pulang karena masih banyak pekerjaan yang mau dikerjakan. Selain itu ia juga tidak mengikuti perhitungan suara karena masih banyak pekerjaan yang mau dikerjakannya. Ia juga menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Mariati juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 hari sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya kalah pada putaran I sehingga pada putaran II ia harus memilih calon Bupati yang lain. Calon Bupati yang dipilihnya pada putaran ke II pun menang. Sikapnya ketika calon tersebut menang ia merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini

4.5.17 Timotius Ginting