Sehate Br Tarigan Profil Informan

satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya pun menang. Sikap saya ketika calon tersebut menang saya merasa senang dan semoga ia dapat memimpin Kabupaten Karo ini dengan benar, adil dan bijaksana. Jauhkan segala korupsi di Kabupaten Karo ini.

4.5.2 Sehate Br Tarigan

Sehate merupakan perempuan yang berusia 53 tahun dan sudah menikah. Sehate lahir di Tigapanah pada tanggal 24 Mei 1959. Sehate tinggal di desa Tigapanah bersama suaminya. Sehate bekerja sebagai wiraswasta dan PAC PDIP Tigapanah. Sehate adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Catherine memiliki pendidikan terakhir SMA. Catherine menganut agama Kristen Protestan. Sehate memiliki penghasilan Rp 2.000.000,00 per bulan. Menurutnya, dengan penghasilannya ia cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan masih bisa menabung karena suaminya juga berprofesi sebagai wiraswasta. Sehate memiliki pekerjaan sampingan yang terkait dengan salah satu partai politik. Selain di partai politik pekerjaan sampingan Sehate juga terkait dengan beberapa organisasi kemasyarakatan seperti pengurus salah satu gereja di Tigapanah, dan STM. Organisasi yang di ikuti Sehate ini aktif mengikuti dinamika politik lokal seperti pilkada karena ia merupakan PAC PDIP Tigapanah . Menurutnya, ada salah satu atau lebih calon Bupati yang berusaha mendapatkan dukungan dari organisasi yang di ikutinya. Sehate senantiasa mengikuti ibadah agama karena ia juga sebagai pengurus di gereja. Ia pun mengetahui ada calon-calon Bupati yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA meminta dukungan dari organisasi-organisasi keagamaan. Menurutnya, ada juga calon-calon Bupati yang memberikan bantuan atau sumbangan kepada organisasi keagamaan. Menurutnya juga bahwa ada tokoh-tokoh agama yang mendukung salah satu calon Bupati. Sehate memilih calon Bupati sesuai dengan agama yang di anutnya karena baginya lebih baik memilih agama yang seiman daripada agama yang lain. Sehate sangat setuju bahwa yang menjadi Bupati Karo harus berasal dari suku Karo akan tetapi jika wakil Bupati berasal dari etnis lain tidak masalah. Karena menurutnya Bupati yang memimpin kekuasaan dan wakilnya hanya membantu-bantu saja. Sehate sangat mengetahui fungsi margaberu di dalam setiap pergaulan dengan sesama etnis Karo. Menurutnya, fungsi margaberu itu untuk mengetahui tutur kepada orang lain yang baru kita kenal sehingga kita bisa lebih akrab kepada orang lain. Selain itu, dia juga merasakan manfaat margaberu dalam kehidupan sehari-hari. Sehate senantiasa menjalankan adat-istiadat dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui adat-istiadat dalam budaya Karo dari keluarganya dan lingkungan tempat tinggalnya. Apalagi setelah menikah adat- istiadat Karo dan acara-acara adat itu penting sekali. Karena jika tidak mengetahuinya maka kita merasa terkucilkan dari kehidupan budaya Karo. Sehate dan suaminya sering sekali mengikuti acara-acara adat seperti maba belo selambar, erdemu bayu pernikahan, orang meningal, mesur-mesuri 7 bulanan. Menurutnya, acara-acara adat yang ia ikuti tidak merepotkannya karena pada saat acara adat yang kita ikuti itu kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita yang dekat maupun yang jauh sehingga hubungan persaudaraan itu lebih erat. Selain adat-istiadat dalam Budaya Karo juga ada aturan adat. Bagi Sehate, ia tidak selalu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengikuti aturan-aturan adat. Adat istiadat Karo itu juga ada dalam perpolitikan pada saat Pilkada misalnya dalam bertutur dengan pengurus dan anggota PDIP lainnya.Ketika Pilkada putaran I dan Pilkada putaran II banyak tokoh-tokoh adat atau ketua-ketua marga yang berpengaruh dan ikut mengampanyekan dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2010. Ia pun mengetahui silsilah keluarganya dan ia juga sangat rajin menghubungiberhubungan dengan keluarga-keluarganya baik dalam keadaan suka maupun duka. Sehate mengetahui nama-nama seluruh calon Bupati pada Pilkada 2010. Dia mengetahui semua calon Bupati dari rapat kepengurusan partai, poster, spanduk, kampanye dan kartu nama yang diberikan. Sehate mengetahui fungsi dari rakut sitelu atau tutur siwaluh dalam masyarakat Karo. Sehate merasa perlu mengetahuinya karena rakut sitelu ataupun tutur siwaluh sangat penting dalam masyarakat Karo. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara kita menghormati dan menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Selain dalam pergaulan sehari-hari, dalam perpolitikan hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh terkadang ada. Pada saat putaran Pilkada I dan putaran Pilkada II Sehate memilih calon Bupati yang ada hubungan rakut sitelu atau tutur siwaluh dengan dirinya. Di desa Tigapanah ini ada acara kerja tahun. Menurut Sehate para calon Bupati ikut berperan atau memberi sumbangan baik materi maupun tenaga dalam acara tersebut. Selain itu pada saat kerja tahun para calon-calon Bupati mensosialisasikan dirinya. Sehate dan suaminya juga pernah mengikuti acara kerja tahun didesa-desa. Menurut Sehate dalam perpolitikan di Kabupaten Karo budaya runggu juga dilakukan. Sehate sangat aktif dalam mengikuti perkembangan politik lokal di daerahnya pada saat pemilihan Bupati Karo tahun UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 karena ia merupakan salah satu tim sukses dari calon Bupati. Sehate juga merasa aktif untuk memenangkan salah satu calon Bupati. Hal itu ia lakukan dengan mengajak keluarga, saudara yang lain, kerabat yang lain, dan teman-teman satu kampungnya untuk memilih calon Bupati yang saya pilih. Menurut Sehate ada calon-calon Bupati dan Wakil Bupati yang mempunyai marga yang sama dengan saya. Akan tetapi ia tidak setuju untuk memilih calon Bupati yang memiliki marga atau beru yang sama dengannya karena ia sudah mempunyai calon untuk di pilih. Sehate memiliki hubungan dengan calon Bupati 2010 yang dipilihnya. Hubungan itu diantaranya hubungan persaudaraan, hubungan satu gereja dan hubungan dalam kepartaian. Sehate lebih mementingkan kekerabatan daripada kepentingan lain pada saat memilih calon Bupati di Kabupaten Karo. Sehate merasa tertarik dalam membicarakan politik. Dalam perpolitikan, anding- andingen Karo juga ada dan ada beberapa yang saya ketahui seperti galang lau, kitik lau, mekeruh lau, meciho lau, ia tetap arah datas yang artinya bahwa pemimpin itu harus diatas walaupun air yang datang besar, air yang datang kecil, airnya keruh ataupun airnya jernih. Dalam suku Karo kepala keluaraga laki-laki tidak berperan lagi dalam mengambil suatu keputusan sehari-hari karena kemajuan zaman sehingga suatu keputusan tidak harus ditentukan oleh laki-laki. Menurut Sehate unsur budaya atau kesukuan sangat berpengaruh terhadap pilihan politik makanya ketika calon saya mengutuskan pasangannya tidak beretnis Karo kami pengurus partai yakin dia akan kalah jika dilakukan Pilkada dua putaran. Sehate mengetahui rekam jejak beberapa calon-calon Bupati. Sehate juga mengenal beberapa calon-calon Bupati. Ia juga memilih calon Bupati karena memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Karena selain kita UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memiliki tali persaudaraannya kita juga sudah mengenali dan mengetahui bagaimana tindakan dan perilakunya. Selain itu, Sehate juga ikut berperan dalam memenangkan salah satu calon bupati yang memiliki hubungan historis dengan yang bersangkutan. Ada beberapa calon-calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah tempat tinggalnya. Akan tetapi, ia hanya memilih calon Bupati dari partainya karena calonnya itu juga berasal dari daerah ini. Hal itu karena Kalau soal lokalitas, masyarakat desa ini begitu aktif untuk memenangkan calon yang berasal dari daerahnya. Akan tetapi mereka tidak begitu mau untuk memilih pasangan calon yang tidak beretnis Karo karena pasangan tersebut kalah di desa ini dan mereka takut jika Kabupaten Karo ini dipimpin oleh suku lain. Bagi masyarakat di desa ini jika suku lain yang memimpin Kabupaten Karo maka akan memudar dan hilang dalam waktu 5 tahun kedepan adat-istiadat yang dipakai oleh masyarakat Karo. Usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat desa ini untuk memenangkan calon yang berasal dari desa ini juga bermacam-macam. Seperti mengajak teman-teman dan kerabat dekatnya untuk memilih pasangan calon Bupati yang berasal dari desa ini. Menurut sepengetahuannya, calon yang berasal dari kecamatandaerahnya tidak menang karena ada beberapa calon Bupati yang berasal dari daerah ini sehingga suara masyarakat didesa ini pecah. Banyak harapan yang diinginkan masyarakat desa ini jika calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah pada desa ini menang. Misalnya dengan membangun berbagai sarana dan prasarana di desa ini sehingga desa ini maju dan lebih memperhatikan desa ini. Jika kalah calon Bupati yang berasal dari kecamatandaerah ini, maka masyarakat di desa ini akan kecewa. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Sehate ada hubungan memilih calon-calon Bupati dengan adanya uang yang diberikan para calon Bupati. Sehate sering mendengar istilah politik uang dan banyak calon-calon Bupati yang melakukan politik uang di desa ini. Politik uang itu pun di lakukan pada Pilkada putaran I dan putaran ke II.Dengan adanya politik uang maka berpengaruh terhadap pilihan calon Bupati. Sehate tidak memilih salah satu calon Bupati karena adanya uang yang diberikan. Dalam politik uang, uang itu diserahkan ketika calon-calon Bupati itu berkampanye. Kalau di desa ini uang itu diserahkan melalui kepala desa dan kepala desa nantinya yang akan membagi-bagi kepada masyarakat di desa ini. Ada juga informasi yang saya dapat kalau di desa lain uang itu langsung diserahkan kepada masyarakat tanpa melalui perantara. Misalnya, tim-tim sukses para calon Bupati mendatangi tiap-tiap rumah warga dengan mensosialisasikan calon Bupati yang bersangkutan dan memberikan uang. Uang yang diberikan bermacam-macam jumlahnya. Ada yang Rp 100.000,00 tiap rumah tangga dan ada juga yang Rp 50.000,00 tiap rumah tangga. Selain politik uang Sehate juga pernah mendengar serangan fajar. Menurutnya, serangan fajar tersebut bisa mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon Bupati. Sehate selalu membaca koran. Ia merasa tertarik membaca koran jika ada berita tentang Tanah Karo karena ia ingin mengetahui perkembangan kampung halamannya. Selain itu ia juga selalu menonton TV. Terkadang ia merasa tertarik menonton acara-acaraberita-berita seperti berita yang berkaitan dengan politik. Ia juga selalu mendengarkan siaran radio yang dipancarkan di Tanah Karo dalam mengisi waktu luangnya. Sehate lebih tertarik mendengarkan lagu-lagu hiburan dari pada mendengarkan berita-berita seperti berita politik yang disiarkan melalui UNIVERSITAS SUMATERA UTARA radio. Menurut Sehate ada pengaruh media dalam menentukan pilihan calon Bupati. Hal itu dikarenakan masyarakat susah ketemu dengan calon Bupati misalnya ketika kampanye ada masyarakat yang tidak dapat hadir dan mengikuti kampanye sehingga media sangat berpengaruh. Media yang paling berpengaruh dalam menentukan pilihan calon Bupati adalah media surat kabar, brosur yang diberikan, spanduk dan kartu nama yang diberikan. Sehate mengetahui apa itu kampanye. Tanggapannya terhadap kampanye adalah sarana untuk menyampaikan visi-misi sehingga masyarakat mengetahuinya dan dapat memilih calon itu dengan baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Karo ini. Menurutnya, kampanye terkadang berpengaruh dalam memilih calon Bupati dan kampanye melalui media massa berpengaruh terhadap pilihannya. Sehate juga mengetahui visi-misi dari calon Bupati yang dipilihnya pada Pilkada. Ia juga memilih calon Bupati karena visi dan misinya yang dibawa dalam kampanye yang dianggap baik. Baginya, visi-misi calon-calon Bupati tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap pilihannya dalam Pilkada. Ia pernah mengikuti selama proses kampanye Pilkada sebanyak 1 kali. Ia hadir karena ia merupakan tim sukses dari salah satu pasangan calon Bupati. Sehate mengetahui apa itu partai politik. Ia juga ikut bergabung dalam partai politik. Ia memilih calon Bupati sesuai dengan dukungan partai politik yang ia pilih pada pemilu legislatif yang lalu. Menurutnya, partai politik aktif juga dalam mensosialisasikan calon Bupati yang didukungnya. Ia memilih calon Bupati karena ia memiliki hubungan dengan partai politik yang bersangkutan. Perasaan Sehate ketika calon Bupati yang dipilihnya menang turut suka cita apalagi jika yang menang itu ada tali persaudaraan dan dari kepartaiannya. Dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA jika kalah calon yang dipilihnya maka saya akan sangat kecewa dan harus berlapang dada untuk menerima hasilnya. Pada saat Pilkada berlangsung ia hadir di TPS tepat pada waktunya dan ia hadir di TPS bukan karena dibawa orang lain dan bukan karena anjuran orang lain. Sehate pergi ke TPS dengan membawa orang lain seperti tetangganya yang belum ikut memilih dan yang masih bingung mau pilih yang mana. Setelah memilih di TPS ia tidak langsung pulang dan tetap menunggu hasil Pilkada itu diumumkan. Selain itu ia juga mengikuti perhitungan suara karena ia ingin mengetahui hasil dari Pilkada itu. Sehate menganjurkan orang lain supaya memilih sesuai dengan pilihannya. Karena siapa tahu orang lain itu belum mengenal semua calon dan masih bingung memilih yang mana maka ia bisa menjelaskan dan menganjurkannya untuk memilih sesuai dengan pilihannya. Sehate juga mengetahui Pilkada sebelum Pilkada 2010. Ia memutuskan untuk memilih salah satu dari calon yang ada pada saat 1 bulan sebelum pemilihan. Ia juga memahami bahwa Pilkada akan memilih pemimpin yang akan memimpin masyarakat Karo dalam pembangunan 5 tahun mendatang. Calon Bupati yang dipilihnya kalah karena faktor etnis. Sikapnya ketika calon yang pilihnya kalah ia merasa sangat kecewa sekali karena begitu besar perjuangan yang dilakukannya untuk memenangkan calon tersebut. Akan tetapi saya bangga dengan masyarakat di Desa ini karena rasa solidaritas dalam suatu kelompok itu tinggi dan rasa igin menunjukkan bahwa dia suku Karo itu benar-benar ada.

4.5.3 Magdalena Br Tarigan