Konsekuensi Obesitas terhadap Kesehatan Pencegahan Obesitas

Cadangan energi secara berkesinambungan ditimbun setiap hari yang akhirnya menimbulkan obesitas. Kondisi psikologis dan keyakinan seseorang berpengaruh terhadap asupan makanan. Faktor stabilitas emosi berkaitan dengan obesitas. Keadaan obesitas merupakan dampak dari pemecahan masalah emosi yang dalam, dan ini merupakan suatu pelindung bagi yang bersangkutan. Dalam kedaan semacam ini menghilangkan obesitas tanpa menyediakan pemecahan masalah yang tepat, justru akan memperberat masalah Misnadiarly, 2007.

2.4. Konsekuensi Obesitas terhadap Kesehatan

Konsekuensi obesitas terhadap kesehatan sangat bervariasi mulai dari kematian premature sampai kualitas hidup yang rendah. Umumnya obesitas dikaitkan dengan “ Non Communicable Diseases” seperti CVD, kanker, dan berbagai gangguan psikososial. Untuk memberi gambaran yang jelas dikelompokkan sebagai berikut Soegih, 2009: Tabel 2.3. Resiko Relative RR terjadinya Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas Resiko relatif meningkat tajam Resiko relatif meningkat sedang Resiko relatif meningkat ringan RR ≥ 3 RR 2-3 RR 1-2 - Diabetes mellitus - Resistensi insulin - Hipertensi - Dislipidemia - Sleep apnoe - Kandung empedu - PJK - Osteoartritis - Hiperurisemia - Gout - Gangguan fertilitas - Low back pain - Kanker - Abnormal hormone reproduksi - Sindrom polikistik ovarium - Defek pada bayi dari ibu yang obes Sumber : Khaodar dan Blackburn, 2005 dengan modifikasi Universitas Sumatera Utara Wiramihardja 2007 menyatakan, bahwa orang dewasa yang obesitas berisiko untuk mengendap bebeapa penyakit kronis non infeksi tertentu. Beresiko artinya bila dibandingkan dengan orang berbadan normal, penderita obesitas lebih berpeluang untuk mengindap penyakit non infeksi tersebut. Penyakit kronis non infeksi yang menjadi resiko kegemukan atau disebut penyakit penyerta obesitas terbagi dalam golongan yang tidak membahayakan tetapi tidak mengganggu, dan golongan yang membahayakan. Golongan penyakit ppenyerta obesitas yang tidak membahayakan tetapi menggangu adalah gangguan pernafasan, nyeri tulang, gangguan kulit, dan ketidaksuburan. Sedangkan golongan penyakit penyerta obesitas yang membahayakan adalah : 1. Gangguan jantung dan pembuluh darah hipertensi, stroke, PJK 2. Resisten terhadap hormone insulin DM Tipe 2 3. Kanker usus dan beberapa kanker yang berkaitan dengan hormone 4. Penyakit hati dan kantung empedu

2.5. Pencegahan Obesitas

Prinsip pencegahan obesitas adalah menurunkan berat badan dengan cara menciptakan defisit energi dengan mengurangi konsumsi energi atau menambah penggunaan energi melalui olahraga yang teratur Wiramihardja, 2007. Aktif berolah raga adalah salah satu cara menurunkan berat badan di samping berdiit mengurangi makanan berlemak dan gula. Tetapi remaja gemuk merasa malu ikut olah raga, dan sikap yang demikian akan membuat badan tetap atau Universitas Sumatera Utara malah bertambah gemuk. Cara lain menurunkan berat badan adalah dengan cara berdiit, tetapi diit yang ketat juga berbahaya terhadap kesehatan karena selain mengurangi konsumsi energi juga mengurangi konsumsi zat-zat gizi lainnya. Oleh karena itu, dalam menjalankan program diit, maka ahli gizi atau dokter perlu dimintakan nasehatnya Depkes RI, 2000. Barasi 2010 menambahkan bahwa pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan melalui pendekatan diet dan gaya hidup dengan mengintegrasikan : perubahan perilaku, pengaturan diet dan peningkatan aktivitas fisik. Pencegahan dapat dilakukan pada tingkat individu dan tingkat komunitas. Adapun pencegahan obesitas pada tingkat individu antara lain : • Mengubah pemilihan makanan menjadi lebih sehat, dan berimbang • Menurunkan asupan energi total sehingga sebanding dengan pengeluaran energi melalui pengurangan ukuran porsi makan • Mengatur pemilihan kudapan yang lebih sehat • Melakukan lebih banyak aktivitas fisik. Sedangkan pencegahan obesitas pada tingkat komunitas berupa kebijakan yang mendukung upaya pencegahan tingkat individu, diantaranya adalah : • Kebijakan tentang pencantuman label makanan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan makanan sehat • Industri makanan memperkecil ukuran hidangan • Membatasi iklan promosi makanan yang kurang menyehatkan Universitas Sumatera Utara • Mendorong aktivitas berjalan, bersepeda, dan olahraga lain dengan memperhatikan keamanankeselamatan di jalan raya dan lingkungan perkotaan.

2.6. Konsumsi dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi