badan, kemudian dihitung nilai IMT BBTB
2
.  Disebut obesitas apabila Indeks
Massa Tubuh IMT ≥ 25 dan tidak obes apabila IMT  25.
3.6 .   Metode Pengukuran
Pengukuran  terhadap variabel bebas meliputi: karakteristik individu umur, jenis kelamin, pendidikan  orang tua, uang saku, agama, suku, konsumsi energi,
lemak, serat serta aktivitas fisik dan variabel terikat yaitu obesitas dilakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Asupan energi, protein, karbohidrat, lemak dan serat diukur dengan
menggunakan  metode  recall  24 jam.   Recall  24 jam dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada recall  24 jam pada hari biasa dan  recall  24 jam  pada hari
libur.  Pertimbangan dilakukan recall pada hari biasa dan libur adalah untuk melihat gambaran kebiasaan makan dan konsumsi gizi responden pada hari-hari
biasa  di kampus dan pada waktu libur di rumahindekost. Jumlah makanan dinyatakan dalam satuan URT Ukuran Rumah Tangga selanjutnya dikonversi
dalam satuan gram dan dihitung konsumsi zat gizinya  dengan menggunakan software  NutriSurvey.  Tingkat konsumsi gizi dihitung berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan menurut umur dan berat badan sehat WNPG 2004.
Tingkat konsumsi energi dan protein dapat diketahui dengan cara membandingkan total konsumsi energi dan protein dengan Angka Kecukupan
Universitas Sumatera Utara
Gizi yang dianjurkan AKG. Tingkat konsumsi energi  dan protein dikategorikan  menjadi Hardinsyah  Tambunan, 2004 :
1. Lebih
: ≥ 110  AKG
2. Baik
: 90-109 AKG 3.
Defisit  ringan :  80-90  AKG
4. Defisit sedang
: 70-80  AKG Kategori untuk tingkat konsumsi  karbohidrat  Depkes, 2002.
1. Lebih
:     65 dari total energi 2.
Baik :  50- 65 dari total energi
3. Kurang
:   50 dari total energi Kategori  untuk  tingkat konsumsi  lemak Soedjiningsih, 2004 :
1. Lebih       :     30 dari total energi
2. Baik
:  20- 30 dari total energi 3.
Kurang :   20 dari total energi
Kategori  untuk   konsumsi  serat National Academy Sciences, 2007: 1.
Baik :
≥  25 gramhari 2.
Kurang :
≤  25 gramhari 2.
Aktivitas fisik diukur dengan Physical Activity Level  PAL dalam FAOWHOUNU 2001. Aktivitas fisik dikategorikan dengan menggunakan
skala ordinal berdasarkan kategori   WHOFAOUNU 2001 menjadi: 1.
Ringan : 1,40
≤  PAL ≤ 1,69 2.
Sedang : 1,70
≤  PAL ≤ 1,99
Universitas Sumatera Utara
3. Berat
: 2,00 ≤  PAL ≤ 2,40
Perkiraan BMR dihitung dengan menggunakan rumus Harris-Bennedict : BMR laki-laki   =  66,42 + 13,75 BB + 5 TB – 6,78 U
BMR perempuan =  65,51 + 9,65 BB + 1,85 TB – 4,68 U
Keterangan: BMR
=  Basal Metabolic Rate kkal BB
=  Berat badan kg TB
=  Tinggi Badan meter U  =  Usia tahun
3. Uang saku harian dihitung berdasarkan jumlah uang yang diterima oleh
mahasiswa setiap hari dalam satuan rupiah. 4.
Kejadian obesitas diukur dengan menggunakan metode antropometri berdasarkan IMT, yang diperoleh dengan membandingkan berat badan kg
dengan tinggi badan kuadrat m.  Selanjutkan nilai IMT dikategorikan menjadi obesitas = IMT
≥ 25, tidak obesitas = IMT  25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Dependen dan Independen No
Variabel Kategori
Range Skala
Ukur
1 Obesitas
1. obesitas 2. tidak obesitas
IMT ≥ 25
IMT 25
Ordinal 2.  Konsumsi energi
kkalhari 1.
lebih 2.
baik 3.
defisit ringan 4.
defisit sedang ≥110 AKG
90-109 AKG 80-90 AKG
70-80 AKG Ordinal
3 Konsumsi protein
gramhari 1.
lebih 2.
baik 3.
defisit ringan 4.
defisit sedang 110 AKG
90-109 AKG 80-90 AKG
70-80 AKG Ordinal
4 Konsumsi
karbohidrat gramhari
1. lebih
2. baik
3. kurang
65 dari total energi 50 - 65 total energi
≤ 50 total energi ordinal
5 Konsumsi lemak
gramhari 1.
lebih 2.
baik 3.
kurang 30 dari total energi
20-30  total energi ≤ 20 total energi
ordinal 6
Konsumsi serat gramhari
1. baik
2. kurang
≥ 25 gramhari 25 gramhari
ordinal 7
Aktivitas Fisik 1. Ringan
2. Sedang 3. Berat
1,40 ≤  PAL ≤ 1,69
1,70 ≤  PAL ≤ 1,99
2,00 ≤  PAL ≤ 2,44
ordinal 8
Uang Saku 1.
≥  rata-rata 2.
rata-rata ordinal
3.7 Metode Analisis Data