kontrol, lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi 65,3 dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki.
Gambaran rata-rata berat badan, tinggi badan dan Indeks Massa Tubuh pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut.
Tabel 4.2. Rata-Rata Berat Badan, Tinggi Badan dan Indeks Massa Tubuh pada Kelompok Kasus dan Kontrol
Variabel Kasus
Kontrol t
Δ P
Means ± SD Means ± SD
- Berat badan kg
81,75 ± 12,32 54,51 ± 7,58
16,31 27,24
0,001 -
Tinggi badan cm 166,2 ± 8,33
161,37 ± 7,29 3,77
4,83 0,001
- IMT
29,48 ± 3,24 20,87 ± 1,84
16,85 8,61
0,001
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata berat badan pada kasus lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Selisih berat badan antara kasus dan kontrol
adalah 16,31 kg. Demikian juga untuk tinggi badan, dijumpai rata-rata tinggi badan kasus lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kelompok kasus lebih tinggi 3,77 cm
daripada kontrol. Berdasarkan rata-rata nilai IMT, terlihat juga bahwa kelompok kasus memiliki IMT lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Selisih nilai IMT
antara kasus dan kontrol sebesar 16,85.
4.3. Gambaran Pola Makan dan Asupan Gizi
Gambaran pola makan pada kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3. Berdasarkan kebiasaan makan pagi, didapatkan lebih banyak kasus yang tidak
sarapan pagi yaitu sebanyak 52 dari 75 orang 69,3. Sedangkan pada kontrol ditemukan sebanyak 21 orang 28 yang tidak sarapan pagi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kebiasaan jajan dijumpai sebanyak 62 dari 75 82,7 kasus mempunyai kebiasaan jajan setiap hari, sedangkan pada kontrol dijumpai sebanyak
19 dari 75 orang 25,3 terbiasa jajan setiap hari. Dilihat dari jenis makanan jajanan yang paling sering dibeli diperoleh bahwa sebanyak 61 dari 75 81,3 kasus
sering membeli jajanan yang mengandung tinggi lemak dan kalori seperti soto medannasi gorengnasi padangcoklatgorengan, berikutnya sebanyak 18,3 kasus
sering membeli miebapaoroti. Pada kontrol dijumpai sebanyak 30,7 sering membeli soto medannasi gorengcoklat, sebanyak 33,3 sering membeli
miebapaoroti, sebanyak 32,0 sering membeli pecel, rujak, buah dan ada 4 sering membeli waferkeripikpermen. Berdasarkan kebiasaan jajan fast food,
dijumpai sebagian besar kasus 88,0 membeli fast food dengan frekwensi ≥ 3
kaliminggu. Berdasarkan frekwensi makan per hari pada kasus dijumpai sebanyak 69 orang 92,0 memiliki frekwensi makan 3-5 kalihari, sedangkan pada kontrol
dijumpai sebanyak 6 orang 8,0 dengan frekwensi makan 3-5 kalihari. Berdasarkan kebiasaan makan sayur diperoleh bahwa sebanyak 66 dari 75 88,0
kasus mengonsumsi sayur 1-3 kaliminggu, berikutnya sebanyak 9 dari 75 12,0 mengonsumsi sayur 4-7 kaliminggu. Jumlah kasus yang mempunyai kebiasaan
ngemil sebanyak 62 orang 82,7, sedangkan pada kontrol kebiasaan ngemil dimiliki oleh 24 orang 32,0. Gambaran pola makan dapat dilihat pada tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.3 Gambaran Pola Makan pada Kasus dan Kontrol
Pola Makan Kasus
Kontrol p
n n
Makan pagi Ya
23 30,7
54 72,0
0,000 tidak
52 69,3
21 28,0
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Kebiasaan jajan Setiap hari
62 82,7
19 25,3
0,000 Tidak setiap hari
13 17,3
56 74,7
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Makanan jajanan yang sering dibeli Nasi gorengsotocoklatgoreng
61 81,3
23 30,7
0,000 RotiBapaoMie
14 18,7
25 33,3
Lontong pecelrujakbuah 24
32,0 Wafer, keripik, permen
3 4,0
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Frekuensi jajan fast foodminggu 3kali
9 12,0
69 92,0
0,000 ≥ 3 kali
66 88,0
6 8,0
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Frekuensi makan 0-2 kalihari
6 8,0
39 52,0
0,000 3-5 kalihari
69 92,0
36 48,0
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Frekuensi makan sayur 1-3 kaliminggu
66 88,0
25 33,3
0,000 4-7 kaliminggu
09 12,0
50 66,7
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Kebiasaan ngemil Ya
62 82,7
24 32,0
0,029 Tidak
13 17,3
51 68,0
Jumlah 75
100,0 75,0
100,0
Distribusi tingkat kecukupan energi dan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi dapat dilihat pada tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.4 Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Kasus dan Kontrol dibandingkan Angka Kecukupan Gizi 2004
Tingkat Kecukupan Energi dan protein
Kasus Kontrol
p n
n
Energi Kurang
0,0 17
22,7 0,000
Baik 6
8,0 54
72,0 Lebih
69 92,0
4 5,3
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Protein Kurang
0,0 33
44,0 0,000
Baik 4
5,3 32
42,7 Lebih
71 94,7
10 13,3
Jumlah 75
100,0 75
100,0
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar kasus yaitu 69 orang 92,0 memiliki tingkat konsumsi energi 110 AKG, sedangkan pada
kelompok kontrol sebagian besar yaitu 54 orang 72,0 memiliki tingkat konsumsi energi yang baik sesuai dengan anjuran AKG 90-110 AKG
. Demikian juga dengan tingkat konsumsi protein, sebagian besar kasus yaitu
sebanyak 71 orang 94,7 mengonsumsi protein 110 AKG, sedangkan pada kontrol dijumpai sebanyak 33 orang 44 memiliki tingkat konsumsi protein
90 AKG dan 32 orang 42,7 mengonsumsi protein dalam jumlah yang baik 90- 110 AKG. Namun demikian masih dijumpai pada kontrol sebanyak 33 orang
44,0 tingkat konsumsi proteinnya 90 AKG. Gambaran rata-rata asupan harian energi total, protein, lemak, karbohidrat
dan serat pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 4.5 Rata-rata Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat pada Kasus dan Kontrol
Asupan zat gizihari
Kasus Means ± SD
Kontrol Means ± SD
t Δ
P
Energi totalkkal 2751,14 ± 370,87
2160,31 ± 354,28 9,29
590,84 0,000
Protein gram 83,56 ± 8,49
58,68 ± 13,06 21,85
24,88 0,000
Lemak gram 81,44 ± 7,82
70,75 ± 4,27 10,37
10,69 0,000
Karbohidrat gram
403,30 ± 68,58 269,22 ± 45,01
15,29 134,07
0,000 Serat gram
19,05 ± 2,90 23,85 ± 2,99
9,95 4,8
0,000
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata asupan total energi pada kasus lebih tinggi dibandingkan kontrol yaitu sebesar 2751,14 ± 370,87 kkalhari dan
kontrol sebesar 2160,31 ± 354,28 kkalhari. Demikian juga dengan rata-rata asupan protein kelompok kasus lebih banyak 83,56 ± 8,49 gramhari
dibandingkan dengan kontrol 58,68 ± 13,06 gramhari.
Rata-rata asupan lemak pada kasus sebesar 81,44 ± 7,82 gramhari, sedangkan pada kontrol sebesar 70,75 ± 4,27 gramhari. Rata-rata asupan
karbohidrat pada kasus lebih tinggi 403,30 ± 68,58 gramhari dibandingkan pada kontrol 269,22 ± 45,01 gramhari. Sedangkan rata-rata asupan serat pada kasus
sebesar 19,05 ± 2,90 gramhari dibandingkan kelompok kontrol 23,85 ± 2,99
gramhari. Berdasarkan hasil uji stastitik dengan uji-t, terlihat ada perbedaan yang nyata rata-rata asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat pada kasus dan
kontrolp = 0,000.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Hubungan Asupan Zat Gizi terhadap Kejadian Obesitas