Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat kurang setuju untuk tidak melakukan tindakan keperawatan ketika kondisi tubuh dalam keadaan sakit. Mereka mengatakan bahwa dengan kondisi tubuh yang kurang sehat tidak terlalu mengganggu mereka dalam bekerja, namun hal inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi nosokomial bagi pasien baik terhadap petugas kesehatan itu sendiri. Berdasarkan tabel silang tingkat pengetahuan dengan tindakan bahwa sebagian besar perawat yang memiliki pengetahuan baik hanya memiliki tindakan sedang. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan rumah sakit yang meliputi perilaku individu yang berada didalamnya kurang serta kurang memadainya fasilitas sanitasi rumah sakit yang mendukung pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit.

5.5. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit

1. Penyediaan Air Bersih Hasil pengamatan pada fasilitas sanitasi di rumah sakit bahwa berdasarkan kualitas fisik air bersih sudah memenuhi syarat, tetapi belum pernah dilakukan pemeriksaan kualitas bakteriologis dan pemeriksaan kimia pada air bersih. Air yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan penyakit. Menurut Kusnoputranto 2000 air dapat menjadi media penularan penyakit apabila air terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari penderita atau carier. Bila air ini diminum dapat mengakibatkan penyakit cholera, typoid, hepatitis infektiosa dan dysentri basiller. Universitas Sumatera Utara 2. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi Syarat fasilitas toilet dan kamar mandi yang memenuhi syarat adalah harus terletak ditempat yang mudah dijangkau pasien dan pengunjung dan ada petunjuk arah serta toilet untuk pengunjung dan pasien dengan perbandingan 1 toilet untuk 1 – 20 pengunjung wanita, dan 1 toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria, dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan toilet serta tidak terdapat tempat penampungan dan genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengganggu. Fasilitas toilet dan kamar mandi di rumah sakit sudah memenuhi syarat karena jumlah toilet mencukupi untuk pengunjung dan petugas di rumah sakit. Apabila fasilitas toilet dan kamar mandi ini tidak terpelihara dapat menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit bagi orang-orang yang berada di lingkungan rumah sakit. Menurut Kusnoputranto 2000, vektor atau insekta yang berhubungan dengan air seperti serangga yang ada di air, misalnya pada wadah penampungan air seperti gentong, bak air, pot bunga dll dapat menularkan penyakit seperti malaria dan penyakit demam berdarah. 3. Pengelolaan Limbah Padat Jumlah tempat sampah sudah mencukupi yaitu telah terserdia 1 tempat sampah dalam radius 20 m di ruangan terbuka namun dalam manajemen pengelolaan limbah padat di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan belum memenuhi syarat karena tidak dilakukan pemilahan limbah antara limbah medis dan non medis, pengumpulan limbah padat setiap ruangan dibuat pada tempat sampah yang tidak Universitas Sumatera Utara tertutup dan tidak kedap air, pengangkutan limbah padat ke luar gedung tidak dikemas pada wadah yang kuat dan hanya dibuang ke tempat pembuangan sampah, pengolahan limbah medis padat dan limbah domestik dibuang langsung ke tempat pembuangan sampah dan dibakar diatas permukaan tanah karena rumah sakit tidak mempunyai incenerator. Hal ini bisa disebabkan tidak ada nya anggaran yang disediakan untuk pengelolaan sampah rumah sakit Pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi tempat bersarangnya tikus dan serangga, dan dapat menjadi sumber penularan penyakit baru terutama bagi orang-orang yang berada di lingkungan rumah sakit. 4. Pengolahan limbah cair Berdasarkan hasil pengamatan, Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan mempunyai instalasi pengolahan air limbah namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga air limbah hanya disalurkan ke septik tank. 5. Tempat pencucian linen Berdasarkan hasil pengamatan, di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan pada pencucian linen tidak dilakukan pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius, petugas pencucian linen juga tidak memakai pakaian kerja khusus dan alat pelindung diri. Jika pencucian linen tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber penularan penyakit terutama bagi orang-orang yang ada disekitar rumah sakit. 6. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengamatan, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya, tidak pernah dilakukan. Agar binatang pengganggu lain tidak masuk perlu melakukan pengelolaan makanan dan pengelolaan sampah dengan baik. Dalam hal ini keadaan hygiene sanitasi yang tidak baik dapat dikurangi dan dihilangkan sesuai dengan Permenkes Nomor 1204MenkesX2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Rumah sakit sebagai tempat umum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang memerlukan perhatian dan penanganan yang serius dari aspek hygiene sanitasinya. 7. Dekontaminasi dengan Disinfeksi dan Sterilisasi Desinfeksi adalah proses menurunkan jumlah mikroorganisme penyebab penyakit atau yang berpotensi patogen dengan cara fisika atau kimiawi. Proses desinfeksi harus didahului dengan proses dekontaminasi atau pencucian yang memadai dengan menghilangkan sebagian besar kuman yang terdapat pada permukaan benda. Di rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan, sterilisasi ruangan hanya dilakukan dengan mengepel ruangan dan untuk mensterilkan alat kesehatan perawat tidak selalu menggunakan autoclave, yang sudah disediakan rumah sakit. Alat kesehatan dibersihkan dengan membilas dengan air bersih. Pengawasan terhadap fasilitas sanitasi sangat diperlukan agar tidak menjadi sumber penularan penyakit baru terutama bagi orang-orang yang ada disekitar rumah sakit. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Deli Serdang

3 59 90

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

14 122 86

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

1 21 156

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 6

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

1 1 13