Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi Pengelolaan Limbah Padat

2.6.2. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi

Harus selalu terpelihara, dalam keadaan bersih, lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet jamban, peturasan dan tempat cuci tangan tersendiri. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau water seal. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur dan ruang perawatan, harus terpisah toilet antara pria dan wanita, harus terpisah toilet antara pengunjung dan petugas. Bagi pasien dan pengunjung harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada petunjuk arah serta toilet untuk pengunjung dan pasien harus dengan perbandingan 1 toilet untuk 1 – 20 pengunjung wanita, dan 1 toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria, dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan toilet serta tidak terdapat tempat penampungan dan genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengganggu.

2.6.3. Pengelolaan Limbah Padat

1. Jenis Limbah Padat Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis. Limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi dan limbah radioaktif Dirjen PPM PL,2002. Universitas Sumatera Utara Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Tabel 2.1. Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya a. Limbah Klinis Rumah sakit merupakan penghasil limbah klinis paling besar. Berbagai jenis limbah yang dihasilkan di rumah sakit dan unit-unit pelayanan medis bisa membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung dan terutama petugas yang menangani limbah tersebut. Limbah klinis adalah limbah Universitas Sumatera Utara yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi dan farmasi serta limbah yang dihasilkan di rumah sakit pada saat dilakukan perawatanpengobatan atau penelitian. b. Limbah Benda Tajam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang dapat memotong atau menusuk kulit, perlengkapan intravena, pecahan gelas dan pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun, dan bahan sitotoksis atau radioaktif. Limbah ini dapat menyebabkan infeksi atau cidera karena mengandung bahan beracun . Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar bila benda tajam tadi digunakan kembali untuk perawatan dan pengobatan pasien. Limbah benda tajam hendaknya ditempatkan dalam kontainer benda tajam yang dirancang cukup kuat, tahan tusukan dan diberi label dengan benar. Desain dan konstruksi kontainer hendaknya sedemikian untuk mengurangi kemungkinan cidera bagi orang yang menangani pada saat pengumpulan dan pengangkutan limbah benda tajam. Incenerator merupakan metode terbaik untuk pembuangan limbah benda tajam. Adisasmito, 2008. c. Limbah Infeksius Limbah infeksius mencakup limbah yang berkaitan dengan penggunaan alat dan bahan bagi pasien yang memerlukan isolasi seperti penyakit menular perawatan intensif dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi. Pembuanganpemusnahan dengan incenerator adalah pilihan utama, pilihan lain Universitas Sumatera Utara adalah menggunakan autoclave yang membuatnya menjadi tidak infeksius sehingga bisa dibuang ke sanitary landfill, masalahnya adalah volume limbah yang harus di autoclave cukup besar. d. Limbah Jaringan Tubuh Jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, plasenta, darah, dan cairan tubuh lain yang dibuang pada saat pembedahan atau aotopsi. Jaringan tubuh yang tampak nyata seperti anggota badan dan plasenta yang tidak memerlukan pengesahan penguburan hendaknya dikemas secara khusus, diberi label, dan dimusnahkan ke incenerator di bawah pengawas petugas berwenang. e. Limbah Sitotoksis Limbah sitotoksis adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksis selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksis. Untuk menghapus tumpahan yang tidak sengaja, perlu disediakan absorben yang tepat. Bahan pembersih hendaknya selalu tersedia dalam ruang racikan terapi sitotoksis. Bahan-bahan yang cocok untuk itu, antara lain: sawdust, granula absorbsi yang tersedia di pasar, detergent, atau perlengkapan pembersih lainnya. Semua limbah pembersih harus diperlakukan sebagai limbah sitotoksis. Pemusnahan limbah sitotoksis hendaknya menggunakan incenerator karena sifat racunnya yang tinggi. Limbah dengan kandungan obat sitotoksis rendah, seperti urin, tinja, dan muntahan, bisa dibuang secara aman di saluran air kotor. Namun harus hati-hati dalam menangani limbah tersebut dan harus diencerkan dengan benar. f. Limbah Farmasi Universitas Sumatera Utara Limbah farmasi berasal dari obat-obatan yang kadaluarsa, obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan. Metoda pembuangan dengan pertimbangan prinsip-prinsip bahwa limbah farmasi hendaknya diwadahi dalam kontainer khusus non reaktif, dibakar dengan incinerator. g. Limbah kimia Limbah yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Pembuangan limbah ke saluran air kotor dapat menimbulkan korosi pada saluran. Limbah bahan kimia yang tidak bisa didaur ulang seperti gula, asam amino, garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor namun harus memenuhi syarat yang ditetapkan melalui pengelolaan pada IPAL. Limbah bahan kimia dalam jumlah kecil seperti residu yang dalam kemasan sebaiknya ditimbun landfill. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar dibakar dalam incinerator yang dilengkapi dengan alat pembersih gas. Limbah bahan kimia dapat dikembalikan kepada distributornya yang dapat menanganinya dengan aman untuk diolah. Pembuangannya harus dikonsultasikan kepada instansi yang berwenang. h. Limbah Radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan bahan yang berasal dari penggunaaan medis atau riset. Limbah dapat berbentuk padat, cair dan gas yang berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radiologi, dan bakteriologis. Untuk Universitas Sumatera Utara penanganan limbah radioaktif harus dengan aturan kebijakan dan strategi nasional yang menyangkut peraturan, infrastruktur, organisasi pelaksana dan tenaga terlatih. Bagian radioaktif harus mempunyai tenaga yang terlatih khusus di bidang radiasi. Harus tersedia instrument kalibrasi yang tepat untuk monitoring dosis dan kontaminasi. Limbah radioaktif harus dikategorikan dan dipilah berdasarkan cara pengolahan, penyimpanan dan pembuangan. Kontainer tempat penyimpanan secara jelas diidentifikasi, ada simbol radioaktif, dapat diisi dan dikosongkan dengan aman, kuat dan saniter. Ada informasi yang harus dicatat pada setiap kontainer seperti : nomor identifikasi, asal limbah, angka dosis dan tanggal pengukuran dan orang yang bertanggung jawab. Kontainer harus dibungkus dengan kantong plastik transparan yang dapat ditutup dengan isolasi plastik. Pembuangan berdasarkan persyaratan teknis menurut PP No. 27 tahun 2002 kemudian diserahkan ke BATAN atau dikembalikan kepada distributor. Semua jenis limbah medis dan radioaktif tidak boleh dibuang ke TPA domestik. 2. Proses Pengelolaan Limbah Padat Pengelolaan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara dibawah ini : a. Minimisasi Limbah Setiap kegiatan rumah sakit yang menghasilkan limbah harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan juga perlu mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Minimalisasi harus dilakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi dan setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak yang berwenang. Universitas Sumatera Utara b. Pemilahan dan Pewadahan Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah, pisahkan limbah yang akan dimanfaatkan kembali dari limbah yang tidak dimanfaatkan. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya. Adapun limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali, apabila tidak mempunyai jarum yang sekali pakai disposable. Pewadahan masing-masing limbah harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan wadah dan label. c. Pengumpulan dan Penyimpanan Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup dan penyimpanannya harus sesuai jenis dan kategori limbah. d. Pengangkutan Pengangkutan limbah ke luar gedung pengelola harus menyediakan tempat khusus dan mengemas pada tempat yang kuat dan pengangkutan menggunakan kendaraan khusus. Demikian pula dengan limbah non medis dikumpulkan ke tempat yang ditetapkan kemudian dibuang ke TPS sebelum diangkut petugas Dinas Kebersihan. e. Pengolahan dan Pemusnahan Universitas Sumatera Utara Limbah medis padat tidak boleh dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestik. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat disesuaikan dengan kemampuan pengelola dan jenis limbah medis padat yang ada misalnya dengan incinerator. Limbah padat non medis pengelolaan dapat dilakukan dengan cara: a Pemilahan dan Pewadahan harus dipisahkan dari limbah medis padat Tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik warna hitam sebagai pembungkus dengan lambang “domestik” warna putih. Limbah domestik akan berhubungan dengan adanya lalat karena adanya sampah basah yang dihasilkan. Apabila kepadatan lalat disekitar tempat limbah padat melebihi 2 dua ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian lalat. b Pengumpulan, Penyimpanan, dan Pengangkutan Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus dilakukan pengendalian. Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan binatang pengganggu yang lain minimal satu bulan sekali. c Pengolahan dan Pemusnahan dilakukan sesuai persyaratan kesehatan. f. Syarat Pengelolaan Sampah yang Baik Mengelola sampah secara aman, sehingga tidak membahayakan kesehatan petugas, pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Misalnya sampah medis harus dimusnahkan dalam incinerator dan sampah domestik harus diangkut oleh petugas Dinas kebersihan setiap hari. Universitas Sumatera Utara Jenis sampah yang dihasilkan rumah sakit sesuai sifatnya : a. Limbah Infeksius b. Limbah patologi c. Limbah sitotoksis d. Limbah kimia e. Limbah Farmasi Pengelolaan sampah yang aman harus diselenggarakan dengan cara menyediakan wadah sebagai berikut : a. Wadah harus kuat dan tidak mudah rusak b. Tersedia lokasitempat pengumpulan sampah sementara. c. Sampah harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya kedalam kantong plastik dengan lambang dan warna yang telah ditetapkan. d. Tempat sampah harus tersedia 1 satu buah di setiap ruangan dan setiap radius 10 meter serta setiap jarak 20 meter pada ruang tunggu dan ruang terbuka. e. Lokasitempat sampah sementara harus mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak di lokasi yang mudah dijangkau kenderaan pengangkut sampah dan harus dikosongkan minimal satu kali 24 jam. f. Sampah infeksius harus dimusnahkan dengan incinerator dalam suhu 1000 C. Sampah farmasiobat-obatan yang kadaluarsa atau rusak harus dikembalikan kepada distributor. Universitas Sumatera Utara g. Tempat sampah medis dan non medis harus mememenuhi syarat : tidak mudah berkarat, kedap air, bertutup, mudah dibersihkan dan mudah dikosongkan. h. Pengangkutan sampah dimulai dari mengambil sampah dari tempat penampungan yang ada di setiap ruangan kemudian dibawa dan dikumpulkan di TPS. Alat yang digunakan harus terpisah antara sampah medis dan non medis. i. Alat untuk mengangkut sampah dapat berupa gerobaktrolly dengan syarat permukaan bagian dalam harus rata dan kedap air, mudah dibersihkan, mudah diisi dan dikosongkan. Sampah yang akan diangkut oleh Dinas Kebersihan dikumpulkan pada tempat penampungan sampah sementara dengan ketentuan mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah, tidak menjadi tempat bersarangnya tikus dan serangga, jauh dari ruang perawatan dan dapur, dan bebas dari kemungkinan adanya banjir. g. Proses Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah ke tempat akhir dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik kesehatan masyarakat Dirjen PPM PL, 2002 Sampah berdasarkan penggolongan komposisi kimianya dibagi menjadi sampah organik misalnya sisa makanan dan anorganik misalnya kaleng bekas. Sampah yang secara alami mudah terurai misalnya sampah basah dan ada juga yang Universitas Sumatera Utara sukar terurai misalnya plastik adalah didasarkan menurut sifat mengurai. Berdasarkan mudah tidaknya terbakar dibagi menjadi sampah yang mudah terbakar misalnya kertas dan sulit tebakar misalnya kaca. Sistematika Pengelolaan Limbah Padat a. Proses dari Pemilahan dan pengemasan sampah Limbah harus dipilah dan dikemas berdasarkan jenisnya misalnya limbah padat medis non tajam meliputi kapas, perban dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi kantong plastik warna kuning di dalamnya, hanya limbah padat yang dimasukkan ke dalam wadah limbah padat medis. Wadah harus selalu dalam keadaan tertutup.Setelah dua pertiga penuh, kantong plastik diikat dan dipindahkan ke dalam trolikontainer beroda khusus limbah medis. Gunakan selalu alat pelindung diri sarung tangan, masker, pakaian pelindung dan sepatu khusus. Pemilihan dan pengemasan sampah sesuai kategori dan dibuat warna kontainer dengan kantong plastik sesuai lambang sampah serta ada keterangannya. Untuk limbah padat medis tajam meliputi jarum suntik, botol ampul dimasukkan ke dalam wadah khusus limbah tajam, khusus jarum suntik dapat dihancurkan dengan needle burner dimasukkan ke dalam safety box. Setelah dua per PEMILAHAN DAN PENGEMASAN PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN PENAMPUNGAN DAN PENYIMPANAN PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN PENGAWASAN, PENCATATAN PELAPORAN PEMBUANGAN Universitas Sumatera Utara tiga, wadah dipindahkan ke dalam trolikontainer beroda khusus limbah medis. Gunakan selalu alat pelindung diri sarung tangan, masker, pakaian pelindung dan sepatu khusus. b. Pengumpulan dan Pengangkutan Kantong plastik warna kuning yang telah diikat, dimasukkan ke dalam troli khusus limbah padat medis. Troli dibawa melaui jalur yang telah ditentukan menuju tempat penyimpanan sementara. Pastikan troli tertutup dengan baik selama perjalanan dan gunakan APD. c. Penampungan dan Penyimpanan Sementara Prosedur penyimpanan sementara untuk limbah padat medis yaitu dimulai dari dengan memasukkan kantong plastik warna kuning yang berisi limbah padat medis ke dalam kontainer penyimpanan sementara. Kontainer selalu dalam keadaan tertutup selama-lamanya 2 x 24 jam harus sudah dipindahkan ke alat pengolah limbah dan selalu gunakan APD. d. Pengolahan dan Pemusnahan Limbah yang sangat infeksius harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti autoclave sedini mungkin. Benda tajam harus diolah dengan incenerator. Setelah incenerasi residu dapat dibuang ke tempat sampah pembuangan B3. Limbah sitotoksik tidak boleh dibuang dengan penimbunanlandfill atau ke saluran limbah umum. Pembuangan yang dianjurkan yaitu dikembalikan ke perusahaan panghasil atau distributornya, incenerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa Universitas Sumatera Utara harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada incenerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi dipakai. e. Pembuangan Sampah Pembuangan ke TPA khusus untuk sampah domestik. Alat untuk mengangkut sampah dapat berupa gerobaktruk kontainer dengan syarat permukaan bagian dalam harus rata dan kedap air, mudah dibersihkan, mudah diisi dan dikosongkan. Sampah yang akan diangkut oleh Dinas Kebersihan dikumpulkan pada tempat penampungan sampah sementara dengan persyaratan sebagai berikut: mudah dijangkau oleh kenderaan pengangkut sampah, tidak menjadi tempat bersarangnya tikus dan serangga, jauh dari ruang perawatan dan dapur dan bebas dari kemungkinan adanya banjir.

2.6.4. Pengelolaan Limbah Cair

Dokumen yang terkait

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Deli Serdang

3 59 90

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

14 122 86

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

1 21 156

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 6

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

1 1 13