mikroorganisme. Umumnya pengolahan ini bersifat aerob karena bakteri membutuhka oksigen untuk dapat menguraikan limbah.
4. Pengolahan Ketiga
Pengolahan ini digunakan apabila pada pengolahan petama dan kedua masih banyak terdapat zat yang berbahaya untuk itu diperlukan pengolahan secara
khusus sesuai dengan kandungan zat yang ada di air limbah. 5.
Pembunuhan Bakteri Pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi atau membunuh bakteri
mikroorganisme patogen yang ada di air limbah contoh yang sering digunakan adalah klorin yang dapat mematikan bakteri dengan cara merusak
atau menginaktifkan enzim utama sehingga terjadi kerusakan dinding sel mikroorganisme.
6. Pengolahan Lanjut
Dari tahap pengolahan yang sudah dilakukan di atas maka hasilnya adalah berup lumpur yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus agar dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain.
2.6.5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Laundry
Laundry adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap steam boiler,
pengering, meja dan mesin setrika. 1.
Suhu pencucian 70 C dalam waktu 25 menit atau 95
C dalam 10 menit. 2.
Ditempat laundry tersedia air bersih dengan air yang memadai, air panas untuk desinfeksi dan desinfektan.
Universitas Sumatera Utara
3. Peralatan cuci diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah.
4. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius. 5.
Dilengkapi saluran air limbah tertutup dilengkapi dengan pengolahan awal sebelum dialirkan ke IPAL.
6. Tersedia ruang terpisah sesuai kegunannya misalnya ruang linen kotor, ruang
linen bersih, ruang perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang pengering.
7. Perlakuan yang ada: Pemilahan antara bahan infeksius dan non infeksius,
menghitung dan mencatat linen di ruangan, mmenimbang berat linen sesuai kapasitas mesin cuci, deterjen dan desinfektan. Membersihkan linen kotor
dari tinja, urin, darah, muntahan dan merendam dengan desinfektan. Kemudian mencuci berdasarkan tingkat kekotorannya. Dilanjutkan
pengeringan, penyetrikaan dan penyimpanan sesuai jenisnya dan pintu lemari tertutup. Petugas harus memakai pakaian kerja khusus, APD dan dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala dan immunisasi Hepatitis B.
2.6.6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
sehingga keberadannya tidak menjadi vektor penularan penyakit, termasuk didalamnya adalah nyamuk, kecoa, tikus, lalat, kucing dan anjing. Pencegahan
dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M mengubur, menguras, menutup, pembuangan air limbah dalam saluran tertutup, pembersihan tanaman sekitar agar
Universitas Sumatera Utara
tidak menjadi tempat perindukan nyamuk, pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan. Menyimpan bahan makanan dan minuman secara tertutup, pengelolaan
sampah yang baik, menutup lubang atau celah agar kecoa tidak masuk ke ruangan. Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang di dinding, plafon, pintu dan jendela
agar tikus tidak masuk. Agar binatang pengganggu lain tidak masuk perlu melakukan pengelolaan makanan dan pengelolaan sampah dengan baik.
Dalam hal ini keadaan hygiene sanitasi yang tidak baik dapat dikurangi dan dihilangkan sesuai dengan Permenkes Nomor 1204 Menkes X 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Sebagai tempat umum merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang
memerlukan perhatian dan penanganan yang serius dari aspek hygiene sanitasinya. Untuk menangani hal tersebut diperlukan penelitian yang mendasar bagi manusia
dan sanitasi dasar yang ada di lingkungan dengan cara mengamati penerapan persyaratan hygiene sanitasi dasar sebagai tujuan penelitian.
2.6.7. Dekontaminasi dengan Disinfeksi dan Sterilisasi