harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada incenerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi dipakai.
e. Pembuangan Sampah
Pembuangan ke TPA khusus untuk sampah domestik. Alat untuk mengangkut sampah dapat berupa gerobaktruk kontainer dengan syarat permukaan
bagian dalam harus rata dan kedap air, mudah dibersihkan, mudah diisi dan dikosongkan. Sampah yang akan diangkut oleh Dinas Kebersihan dikumpulkan
pada tempat penampungan sampah sementara dengan persyaratan sebagai berikut: mudah dijangkau oleh kenderaan pengangkut sampah, tidak menjadi tempat
bersarangnya tikus dan serangga, jauh dari ruang perawatan dan dapur dan bebas dari kemungkinan adanya banjir.
2.6.4. Pengelolaan Limbah Cair
a. Kolam Stabilisasi Air Limbah
Menurut Dirjen PPM PL dan Dirjen Pelayanan Medik tahun 2002 dalam buku pedoman sanitasi rumah sakit di Indonesia dijelaskan bahwa pengelolaan
limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikro-organisme, bahan kimia beracun, dan radio aktif
diolah sesuai dengan kemampuan rumah sakit Dirjen Pelayanan Medik, 2002. Sistem pengolahan air limbah “kolam stabilisasi” adalah memenuhi semua
kriteria di atas kecuali masalah lahan yang diperlukan, sebab untuk kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas, maka biasanya sistem ini dianjurkan untuk
rumah sakit di pedalaman atau di luar kota yang biasanya masih tersisa lahan yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini hanya terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana, yaitu: Pump Sump Pompa air kotor, Stabilization Pond kolam stabilisasi biasanya 2
buah, bak klorinasi, control room ruangan untuk kontrol, inlet, interconnection anrara 2 kolam stabilisasi, out let dari klam stabilisasi menuju ke sistem clorinasi
bak clorinasi. a
Kolam Oksidasi Air Limbah Sistim kolam oksidasi ini telah dipilih untuk pengolahan air limbah rumah
sakit yang terletak di tengah-tengah kota. Karena tidak memerlukan lahan yang luas, kolam oksidasinya sendiri dibuat bulat atau elip dan air limbah dialirkan secara
berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara aerasi.
Kemudian air limbah dialirkan ke dalam sedimentation tank untuk mengendapkan benda-benda padat dan lumpur lainnya. Selanjutnya air yang sudah
nampak jernih dialirkan ke Bak clorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau badan air lainnya. Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada
Sludge Drying Bed. Sistim Oxidation Ditch ini terdiri dari komponen-komponen antara lain:
Pump Sump pompa air kotor, Oxidation Ditch kolam oksidasi, sedimentation tank bak pengendapan, Chlorination Tank Bak Chlorinasi, Sludge Drying Bed tempat
mengeringkan lumpur biasanya 1-2 petak dan Control Room ruang kontrol. b
Anaerobic Filter Treatment System
Universitas Sumatera Utara
Sistem pengolahan air limbah melalui proses pembusukan anarobik melalui suatu filtersaringan, dimana air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pre-
treatment dengan septik tank Inhoff Tank. Dari proses Anarobic Filter treatment biasanya akan menghasilkan effluent
yang mengandung zat-zat asam organik dan senyawa anorganik yang memerlukan chlor lebih banyak untuk proses oksidasinya, oleh sebab itu sebelum effluent
dialirkan ke bak chlorinasi ditampung dulu ke dalam bak kolam stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut diatas, sehingga akan menurunkan
jumlah chlorine yang dibutuhkan pada proses chlorinasi nanti. Sistim anaerobik treatment terdiri dari komponen-komponen antara lain
sebagai berikut: Pump Sump Pompa Air Kotor, Septik Tank Inhoff Tank, anaerobic filter, bak stabilisasi, bak chlorinasi, tempat pengeringan lumpur, dan
ruang kontrol. c
Septik-Tank Septik-tank dipergunakan untuk mengolah air kotor pada rumah tangga,
termasuk limbah cair rumah sakit. Dengan mengalirnya semua limbah air ke dalam septik-tank bahaya ini dapat diperkecil. juga dapat diharapkan bahwa dengan lebih
banyaknya kotoran yang dapat larut ke dalam air sehingga lumpur yang harus ditampung di dalam septik-tank dapat diperkecil.
Frekuensi pembuangan lumpur antara 1 dan 4 tahun. Pada perencanaan akan dibuat dua macam septik-tank yaitu septik-tank yang lumpurnya harus dibuang
setiap setahun sekali dan septik-tank yang lumpurnya dibuang setiap 4 tahun sekali.
Universitas Sumatera Utara
Dasar septik-tank dibuat miring sehingga lumpur dapat berkumpul menyebelah dan kemudian mengalir dengan sendirinya ke dalam ruang lumpur ke
dua yang letaknya berdampingan dengan septik-tank. Dengan adanya ruang lumpur kedua ini dapat terjamin bahwa yang dikeluarkan hanyalah lumpur yang betul-betul
sudah menjadi busuk dan stabil serta tidak terdapat lagi bakteri pathogen dan dapat diharapkan juga tidak dapat mengandung telur-telur cacing.
Pengelolaan air limbah bertujuan untuk : 1.
Perlindungan kesehatan masyarakat dari bahaya terjangkitnya penyakit, karena air limbah merupakan tempat yang baik untuk berkembang biak
bermacam-macam bibit penyakit. 2.
Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah mengandung zat-zat yang membahayakan kelangsungan hidup tanaman.
3. Menjamin apabila air limbah dibuang kelingkungan atau ke badan air tidak
merusak badan air. 4.
Tidak mengotori sumber air minum seperti sumur penduduk di sekitarnya 5.
Tidak mencemarkan alam sekitarnya, misalnya tempat rekreasi, kolam renang, pemandangan dan tidak menimbulkan bau.
d Sifat Limbah Cair
Sifat limbah rumah sakit yang dibuang ke saluran meliputi ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan. secara
umum air limbah mengandung buangan pasien, bahan otopsi jaringan hewan yang digunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, limbah
Universitas Sumatera Utara
laboratorium berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun non toksik, dan lain- lain.
Karakteristik kimia, fisik dan biologi limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat
pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang, dan jenis sarana yang ada. e
Langkah-langkah pengolahan limbah cair Menurut Sugiharto 2000 langkah-langkah pengolahan air limbah rumah
sakit. 1.
Pengolahan Pendahuluan Proses ini dilakukan dengan cara pembersihan agar mempercepat dan
memperlancar proses selanjutnya. kegiatan berupa pengambilan benda terapung dan pengambilan benda yang mengendap seperti pasir. Tahap ini
bertujuan menghilangkan zat padat yang kasar dengan jalan melewatkan air limbah melalui saringan kasar sehingga benda-benda besar bisa diambil.
2. Pengolahan Pertama
Pengolahan ini bertujuan untuk memisahkan lemak dan minyak yang timbul dipermukaan kemudian dipisahkan untuk diambil. Kemudian air yang telah
dipisahkan dari benda-benda yang terapung dan minyak seperti di atas dialirkan ke bak pengolahan kedua.
3. Pengolahan Kedua
Pengolahan ini dirancang untuk dmenguraikan bahan organik seperti yang terkandung dalam ekskreta, limbah dapur, sabun dan deterjen melalui
Universitas Sumatera Utara
mikroorganisme. Umumnya pengolahan ini bersifat aerob karena bakteri membutuhka oksigen untuk dapat menguraikan limbah.
4. Pengolahan Ketiga
Pengolahan ini digunakan apabila pada pengolahan petama dan kedua masih banyak terdapat zat yang berbahaya untuk itu diperlukan pengolahan secara
khusus sesuai dengan kandungan zat yang ada di air limbah. 5.
Pembunuhan Bakteri Pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi atau membunuh bakteri
mikroorganisme patogen yang ada di air limbah contoh yang sering digunakan adalah klorin yang dapat mematikan bakteri dengan cara merusak
atau menginaktifkan enzim utama sehingga terjadi kerusakan dinding sel mikroorganisme.
6. Pengolahan Lanjut
Dari tahap pengolahan yang sudah dilakukan di atas maka hasilnya adalah berup lumpur yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus agar dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain.
2.6.5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Laundry